Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Penjualan Sepeda Melonjak di Tengah Pandemi...

Permintaan sepeda dikabarkan melonjak di tengah merebaknya wabah pandemi corona (covid-19). Gejala ini dirasakan oleh sejumlah produsen sepeda lokal di dalam negeri. Chief Executive Officer PT Roda Maju Bahagia (RMB), Hendra mengaku mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga sebanyak dua kali lipat bila dibandingkan hari bulan-bulan biasanya.

Walhasil, belum genap enam bulan, produsen sepeda yang memproduksi sepeda merek Element MTB, police bike, Camp, Ion, dan Capriolo sudah berhasil mengantongi sekitar 50 persen realisasi penjualan dari total target volume penjualan yang ingin dikejar pada tahun ini di bulan kelima. Adapun target penjualan yang ingin dikejar oleh RMB adalah sebesar 300.000 unit sepeda hingga tutup tahun nanti.

Menurut Hendra, tren kenaikan permintaan sudah mulai dirasakan oleh RMB selang beberapa minggu pasca pemberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta. Tren kenaikannya pun cukup merata, dimulai dari Jakarta kemudian diikuti oleh beberapa kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Diakui Hendra, permintaan sepeda yang melonjak pasca penerapan PSBB jauh bertolak belakang dengan prediksi RMB. Sebelumnya, RMB sempat memprediksi permintaan bakal melesu seiring mewabahnya pandemi.

“Bulan Mei ini kami hanya berdagang selama 20 hari karena adanya hari libur Lebaran dan tanggal merah. Tapi kalau melihat angka penjualannya, realisasi penjualan di bulan Februari menjadi seperti tidak ada apa-apanya,” ungkap Hendra kepada Kontan.co.id pada Rabu (10/6/2020).

Pengalaman serupa juga turut dialami PT Insera Sena, pemilik merek sepeda Polygon. Brand Director PT Insera Sena William Gozali berujar, pihaknya sudah mulai merasakan kenaikan permintaan sepeda sejak pertengahan April 2020 lalu.

Namun demikian, lonjakannya memang baru menukik drastis setelah pemerintah mulai melakukan pelonggaran PSBB. Dugaan William, hal ini disebabkan oleh rasa bosan yang didapat oleh sebagian masyarakat akibat berkurangnya aktivitas di luar rumah. Terlebih, penerapan new normal juga menciptakan kebutuhan baru akan moda transportasi alternatif yang aman digunakan.


Menurut William, kenaikan permintaan sepeda tidak hanya terpusat di kota-kota besar besar saja, namun juga terjadi secara cukup merata di kota-kota kecil. Besaran kenaikan permintaannya berbeda-beda.

“Dari beberapa laporan dealer ada yang melonjak 200 persen, ada yang 100 persen, ada yang 50 persen, jadi sangat bervariasi,” tutur William saat dihubungi Kontan.co.id pada Kamis (11/6/2020).

Faktor pendorong

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo), Eko Wibowo memprediksi wabah corona bisa menjadi momentum kenaikan pasar sepeda setelah sebelumnya sempat menurun pada tiga tahun belakangan.

Faktor pendorongnya ada beberapa. Pertama, wabah corona semakin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berolahraga guna meningkatkan daya tahan tubuh. Dalam hal ini, olahraga bersepeda menjadi pilihan menarik sebab bermanfaat bagi kesehatan serta dapat dilakukan dengan tetap memerhatikan protokol pencegahan penyebaran virus corona.

Kedua, animo untuk bersepeda juga dipicu semakin banyaknya konten berisi aktivitas bersepeda yang dibagikan oleh komunitas dan pegiat hobi bersepeda di sosial media. Konsumsi informasi terhadap konten-konten tersebut juga semakin meningkat seiring berkurangnya aktivitas bekerja di luar rumah di tengah pandemi.

Tren ini didukung oleh kegiatan distribusi sepeda yang tidak terganggu. Di samping itu, kegiatan penjualan di tingkat pedagang toko juga masih berjalan di tengah penerapan PSBB meski dengan operasional yang terbatas, ditunjang dengan penjualan digital yang dilakukan oleh sebagian pedagang toko.

Meski begitu, kondisi ini bukannya berarti tanpa tantangan. Eko menuturkan, ketersediaan pasokan komponen berpotensi menjadi kendala. Menurut Eko, sejumlah komponen seperti misalnya gear dan shifter memang hanya diproduksi oleh beberapa brand tertentu seperti misalnya Shimano.

Untuk kebutuhan dalam negeri sendiri, sebagian besar pasokan komponen-komponen tersebut biasanya dipasok secara impor dari China. Sayangnya, permintaan di komponen sepeda di negara tersebut sedang tinggi seiring melonjaknya permintaan sepeda.

Padahal, meski sudah berangsur normal, kegiatan produksi komponen sepeda di negara berjuluk Tirai Bambu tersebut belum maksimal. Akibatnya, pasokan komponen ke dalam negeri bisa berkurang.

“Belum semua pabrik di China full produksi,” kata Eko kepada Kontan.co.id, Kamis (11/6/2020).


Kerek produksi

Meski begitu, sejumlah produsen sepeda di dalam negeri mengaku tidak mengalami kendala ketersediaan komponen untuk saat ini. Hendra mengatakan pasokan komponen dari China dan Taiwan mampu memenuhi kebutuhan yang ada.

Tidak tanggung-tanggung, RMB bahkan berencana mengerek volume produksinya hingga sebesar 20-30 persen pada bulan ini lalu kemudian dinaikan hingga 50 persen pada bulan ketujuh dengan memanfaatkan tambahan kapasitas produksi yang baru didapat pasca penambahan satu lini produksi di awal bulan. Tujuannya ialah untuk menggenggam peluang pasar sepeda yang sedang ramai.

Sedikit gambaran, sebelumnya, RMB hanya memiliki dua lini produksi di pabrik perusahaan yang berlokasi di Kendal, Jawa Tengah. Dengan kedua lini yang dimiliki, sebelumnya RMB mampu produksi 850 hinngga 1.000 sepeda per harinya, bergantung kepada tingkat kerumitan dari jenis sepeda yang diproduksi.

“Kami sudah nambah orang untuk produksi, armada mobil pengiriman juga kami tambah terus, ada sekitar 6 - 7 mobil box baru,” kata Hendra.

Hal serupa juga diungkapkan oleh William. Menurutnya, Insera Sena memang sempat sedikit mengalami kendala pasokan komponen karena tingginya permintaan lokal di negara pemasok. Akan tetapi, pasokan komponen yang dibutuhkan oleh perusahaa sudah semakin membaik sehingga produksi dapat dilakukan secara normal.

“Secara produksi kami balik ke kondisi normal di mana pada saat awal pandemi kami sempat mengurangi produksi,” ujar William. (Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pandemi corona, permintaan sepeda di dalam negeri justru malah melonjak

https://money.kompas.com/read/2020/06/14/130100926/saat-penjualan-sepeda-melonjak-di-tengah-pandemi-

Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke