BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Xendit
Salin Artikel

Dorong Ekonomi Digital, Xendit Berupaya Kembangkan Sistem Pembayaran Online

KOMPAS.com - Selama masa pandemi, banyak orang menghindari transaksi menggunakan uang tunai. Pasalnya, uang menjadi salah satu benda yang sering disentuh banyak orang sehingga dinilai berpotensi menularkan Covid-19.

Sebagai gantinya, orang lebih suka melakukan transaksi memakai kartu dan e-wallet.

Sebenarnya, sebelum ada pandemi pun, sistem transaksi digital sudah jamak dilakukan. Selain lebih praktis, sistem pembayaran digital dinilai lebih aman. Apalagi, bila bertransaksi dengan jumlah besar.

Namun, pandemi membuat penggunaannya semakin masif. Pembayaran digital akhirnya jadi kebutuhan dan gaya hidup. Hal ini mendorong dan menuntut sejumlah penyedia layanan untuk selalu berinovasi.

Hal itu juga disadari salah satu penyedia gateway pembayaran di Indonesia, Xendit. Untuk menyediakan sistem pembayaran digital terbaik, perusahaan tersebut berinovasi dengan meluncurkan beberapa produk untuk kemudahan transaksi.

“Xendit mendukung pengembangan startup dan kewirausahaan di Indonesia. Kami percaya bahwa dengan menyediakan sistem pembayaran digital terbaik, kami dapat tumbuh bersama klien (kami) dan membuka peluang untuk menciptakan inovasi dan mendorong ekonomi digital di Indonesia ke tingkat berikutnya," kata Chief Operating Officer (COO) dan pendiri Xendit, Tessa Wijaya.

Xendit pertama kali dibentuk pada 2015. Adapun para co-founders antara lain Chief Executive Officer Moses Lo, COO Tessa Wijaya, Chief Technology Officer Bo Chen, dan Chief Innovation Officer Juan Gonzalez.

Jeda satu tahun setelah didirikan, Xendit mulai beroperasi sebagai payment gateway. Misinya untuk membuat sistem pembayaran di Indonesia menjadi maju seperti negara-negara lain di berbagai belahan dunia.

Seperti diketahui, payment gateway merupakan medium transaksi yang disediakan oleh layanan aplikasi e-commerce atau platform belanja untuk memberi otorisasi pemrosesan kartu kredit maupun pembayaran langsung bagi kliennya dalam aktivitas transaksi online.

Disebutkan oleh Tessa, awal terbentuknya Xendit adalah sebagai bentuk cinta pendiri perusahaan terhadap Indonesia.

“Kami melihat kemajuan sistem pembayaran, teknologi keuangan dan infrastruktur pembayaran digital di negara lain dan merasa bahwa Indonesia punya potensi untuk mengembangkan teknologi dan produk ini,” tambahnya.

Apa yang diupayakan mereka akhirnya mewujud. Saat ini, lebih dari 2.000 pedagang mengandalkan Xendit untuk menciptakan pengalaman pembayaran yang lebih mudah dan sederhana bagi end user.

Dengan serangkaian produk untuk menerima pembayaran, termasuk akun virtual, kartu kredit dan debit, gerai ritel, e-wallet, Xendit terus mengembangkan, berinovasi, dan membangun apa yang dibutuhkan pelanggan untuk mendukung pertumbuhan bisnis mereka.

Terus berinovasi

Sebagai startup pertama Indonesia yang berhasil lulus dari inkubator bergengsi di Silicon Valley, YCombinator, sejak awal beroperasi sampai sekarang, Xendit berkomitmen untuk terus berinovasi.

Baru-baru ini, perusahaan tersebut meluncurkan dua produk, yaitu Xendit QR Code dan Direct Debit.

Melalui dua produk yang diluncurkan pada April 2020 itu, Xendit mendukung inisiatif Bank Indonesia untuk membuat pembayaran digital Indonesia lebih mulus lagi.

Adapun, Xendit QR Code difungsikan sebagai saluran pembayaran tambahan untuk memungkinkan pelanggan membayar dengan mudah dari e-wallets, seperti OVO, Gopay, Dana, LinkAja, ShoppePay, dan aplikasi mobile banking BCA serta CIMB.

Sementara, Direct Debit Xendit memungkinkan pengguna akhir agar dapat membayar transaksi online dengan kartu debit secara mudah hanya dengan otorisasi satu kali saja.

Caranya, konsumen mendaftarkan kartu debit mereka ke pedagang melalui Xendit. Setelah otorisasi satu kali, pedagang dapat menarik dana langsung dari rekening bank pengguna akhir tanpa sistem one time password (OTP).

Selain dua inovasi tadi, Xendit juga meluncurkan inisiatif lainnya untuk mengakomodasi kebutuhan pelaku bisnis di masa pandemi, yakni Business For Good.

Pada inisiatif tersebut, terdapat dua jenis dukungan keuangan yang disediakan untuk mendukung 200 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), juga bisnis yang memberi sumbangan amal, dan organisasi nirlaba yang dapat bertahan di masa pandemi.

Pertama, pemberian tunjangan atau grant untuk membantu bisnis dan organisasi nirlaba untuk bertransformasi digital sehingga dapat menerima pembayaran lebih mudah dalam beberapa hari kerja.

Xendit juga menghapus biaya transaksi bagi bisnis yang termasuk dalam kategori penerima grant selama satu bulan.

Kedua, Financial Support, yakni dukungan keuangan yang dapat digunakan untuk menutupi biaya operasional, termasuk kebutuhan penggajian karyawan.

Para pengusaha yang memanfaatkan fasilitas tersebut dapat mengembalikan pinjaman begitu mendapatkan penghasilan.

Xendit juga menyediakan laman khusus mengenai bisnis dan pandemi lewat Covid-19 Resources . Laman ini berisi informasi, inspirasi, dan solusi agar para pelaku bisnis dapat bertahan.

Xendit pun memperpanjang program Refer a Friend yang diperuntukkan bagi pelaku bisnis yang sudah terintegrasi dengan Xendit. Mereka dapat memperkenalkan teman dan bisnis mereka ke Xendit untuk berkesempatan mendapatkan hadiah.

Program ini sejalan dengan semangat berbagi dan kepedulian di Hari Raya Idul Adha mendatang dan berlaku hingga 14 Agustus 2020 dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

Temukan juga beragam inovasi Xendit lainnya lewat web resmi berikut. 

https://money.kompas.com/read/2020/07/29/190300126/dorong-ekonomi-digital-xendit-berupaya-kembangkan-sistem-pembayaran-online

Terkini Lainnya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
Bagikan artikel ini melalui
Oke