Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sri Mulyani: Banyak Negara yang Stimulus Ekonominya Belum Tunjukkan Hasil

Sri Mulyani mencontohkan, India yang sempat menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi di dunia justru kinerja perekonomiannya terjun bebas di kuartal II tahun ini. Padahal, pemerintahnya telah menganggarkan stimulus dan menyebabkan defisit anggaran India membengkak di kisaran 7,2 persen.

"India dalam hal ini (pertumbuhan ekonomi) negatif 23,9 persen, kontraksi kuartal II ini sesudah sebelumnya kontraksi pada kuartal I 4,1 persen," ujar Sri Mulyani ketika memberikan paparan dalam Badan Anggaran DPR RI, Selasa (1/9/2020).

"India selama ini merupakan ekonomi yang tumbuh tertinggi di dunia setelah mengambil alih China," ujar Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, merosotnya kinerja perekonomian di banyak negara di dunia diakibatkan oleh kebijakan lockdown atau restriksi kegiatan masyarakat yang berdampak terhadap perekonomian.

Sementara Indonesia sendiri hingga kuartal II-2020 mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif 5,29 persen, sementara kuartal I-2020 masih tumbuh positif 2,97 persen.

"Jadi di Indonesia diperkirakan defisit sesuai dengan Perpres 72, yakni -6,3 persen, sementara pertumbuhan ekonomi kuartal II -5,3 persen. Ini harus terus kita lihat dan desain agar setiap defisit APBN mampu menahan pemburukan ekonomi dan di sisi lain juga mampu untuk memulihkan ekonomi masyarakat," ujar Sri Mulyani.

Selain India, Sri Mulyani juga membandingkan dampak stimulus terhadap perekonomian di beberapa negara lain.

Untuk negara-negara anggota ASEAN, Malaysia mencatatkan defisit anggaran -6,5 persen untuk tahun 2020 dan kontraksi perekonomian pada kuartal II-2020 sudah sebesar -17,1 persen.

Filipina menargetkan defisit anggaran sebesar -7,6 persen hingga akhir tahun 2020. Namun demikian kinerja perekonomian pada kuartal II ini mengalami kontraksi cukup dalam, yakni -16,5 persen.

Sementara Thailand mengalami defisit cukup lebar tahun ini, yakni 2,8 persen tahun lalu menjadi -6 persen tahun ini. Di sisi lain, kegiatan ekonomi Thailand pada kuartal II-2020 masih negatif 12,2 persen.

"Demikian juga Singapura yang biasanya sangat prudent terhadap kebijakan fiskalnya tahun ini defisit fiskal mencapai 13,5 persen, dan mereka dihadapkan pada kontraksi perekonomian sebesar 13,2 persen," ujar Sri Mulyani.

"Kalau dibandingkan defisit APBN atau stimulus APBN yang dilakukan banyak negara dalam rangka tangani Covid-19 dan dalam rangka ekonomi menurun tajam, juga terlihat negara-negara yang perekonomian merosot tajam di kuartal II, defisit APBNnya jauh lebih dalam. Dan itu artinya mereka belum countercylcical, belum tunjukkan hasil," ujar Sri Mulyani.

https://money.kompas.com/read/2020/09/01/185000726/sri-mulyani--banyak-negara-yang-stimulus-ekonominya-belum-tunjukkan-hasil

Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke