Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jelang Resesi, Investasi ke Pasar Global Masih Cuan?

Beberapa sektor yang berkaitan dengan teknologi bahkan mengalami pertumbuhan yang baik. Baiknya kinerja membuat saham-saham di sektor ini makin unggul di masa pandemi.

Head of Unit Trust and Treasures Private Client Produk, PT Bank DBS Indonesia, Mus Hidayat mengatakan, tak ada salahnya investor menggunakan momentum ini untuk berinvestasi di pasar global.

"Kalau kita lihat dari perspektif investasi, ini memberikan kesempatan untuk memanfaatkan perubahan tren jangka panjang, peluangnya investasi di pasar luar negeri," kata Mus dalam Group Interview Bank DBS secara virtual, Rabu (23/9/2020).

Mus menuturkan, nasabah Indonesia, utamanya di level high-network individual memiliki kecenderungan untuk berinvestasi di luar negeri, utamanya di negara-negara berkembang. Kecenderungan itu muncul akibat banyaknya gap antara pasar domestik dengan pasar global dari sisi keberagaman produk.

Kondisi ini juga disadari oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Maka pada tahun 2015, OJK memperkenalkan reksa dana syariah berbasis efek luar negeri. Nasabah bisa berinvestasi 100 persen ke pasar global.

"Ini bisa jadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan nasabah Indonesia atau nasabah domestik yang ingin memiliki akses investasi secara global," ujar dia.

Menurut Mus, berinvestasi di pasar global merupakan salah satu perencanaan investasi yang disarankan, yakni mendiversifikasikan portofolio investasi ke dalam beberapa instrumen.

Memasukkan instrumen investasi pasar global dalam portofolio bisa menjadi cuan buat investor karena diuntungkan dari sisi makro dan kurs mata uang yang berbeda di negara-negara tujuan.

"Kalau nasabah tidak melakukan diversifikasi mungkin (investasi) menjadi tidak optimal. Jadi semakin banyak yang menyadari perlunya diversifikasi investasi di luar negeri, dari sisi currency maupun dari sisi geografi," pungkasnya.

Informasi saja, Bank DBS hari ini menghadirkan instrumen investasi alternatif bagi nasabah yang memiliki kebutuhan untuk berinvestasi di pasar global, yakni Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED).

MGSED merupakan instrumen reksa dana syariah berbasis efek luar negeri yang dapat diperjualbelikan dengan mengacu pada harga Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit penyertaan yang dipublikasikan setiap hari.

Melalui MGSED, nasabah bisa berinvestasi pada perusahaan-perusahaan global yang inovatif, seperti Microsoft Corp, Apple Inc, Alibaba Group Holdings-SP ADR, dan lain-lain.

Kehadiran produk baru itu merupakan strategi Bank DBS dalam Wealth Management, yang bekerja sama dengan Mandiri Manajemen Investasi.

https://money.kompas.com/read/2020/09/23/174000326/jelang-resesi-investasi-ke-pasar-global-masih-cuan-

Terkini Lainnya

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke