Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mas'ud Khamid mengatakan, pada Januari 2019, rata-rata penjualan BBM per harinya mencapai 90.000 kilo liter (KL), dimana 30.000 KL diantaranya merupakan Premium, sementara BBM jenis Pertamax hanya mencapai 10.300 KL.
Namun, seiring dengan waktu terjadi peralihan pola konsumsi BBM, menuju jenis yang lebih ramah lingkungan. Ini terefleksikan dengan berkurangnya penjualan harian Premium, dan meningkatnya peminat Pertamax.
"September 2020, Premium tinggal 23.000 KL, sementara Pertamaac di 10.600-10.700 KL per hari," ujar Mas'ud dalam gelaran Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI, Senin (5/10/2020).
Lebih lanjut, Mas'ud menjelaskan, penurunan konsumsi Premium akan terus berlanjut meskipun pemerintah tidak mengeluarkan regulasi baru.
Transisi penggunaan Premium ke BBM yang lebih ramah lingkungan akan didorong oleh berbagai program perseroan yang sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 20 Tahun 2017 tentang Penerapan Bahan Bakar Standar Euro 4.
Dengan upaya tersebu, Mas'ud memproyeksikan pada 2024 penjualan BBM per harinya akan mencapai 106.000 KL, dimana porsi Premium hanya akan mencapai 13.800 KL, lebih rendah dibanding Pertamax.
"Jadi Pertamax yang asalnya 10.000 KL per hari, menjadi 20.000-30.000 KL per hari," katanya.
Oleh karenanya, tanpa perlu ada aturan baru dari pemerintah, penjualan Premium diyakini akan terus menurun ke depannya.
"Jadi nantinya di 2024 kalau regulasi tidak berubah, hanya mengandalkan pola marketing maka sales Premium akan menjadi sales 1/3-nya sales Pertamx," ucapanya.
https://money.kompas.com/read/2020/10/05/204000426/penjualannya-diproyeksi-menurun-pertamina-pangkas-penjualan-premium-