Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akar Serabut Perekonomian Vietnam

WALAUPUN berada di negeri orang , yaitu di Hanoi, Vietnam, pada tahun 2002 untuk seminar, saya tetap menjalankan kebiasaan untuk jalan-jalan pagi dan sedikit senam ringan.

Ketika membuka pintu hotel menuju ke jalan raya, saya sempat terkejut melihat banyaknya kursi-kursi dan meja kecil ala perabot di sekolah PAUD / TK di trotoar depan hotel. Ada apa gerangan ?

Sungguh pada awalnya saya tidak paham kegunaan meja kursi mungil tersebut. Namun, tidak berselang lama orang-orang berdatangan untuk mengudap di pinggir jalan. Mereka duduk di kursi-kursi tersebut. Mereka adalah para pekerja yang harus masuk di pagi hari. Kabarnya karena diharuskan masuk kerja pagi sekali mereka tidak sempat memasak di rumah dan mampir sarapan ke para pedagang makanan sektor informal.

Kebiasaan seperti ini menarik bagi saya. Bukan hal yang lazim. Bukanlah kendala yang tidak bisa diakali bila memasak sarapan di pagi buta bila memang harus masuk kerja pagi sekali. Perlu pemahaman lebih mendalam.

Pemberdayaan sektor informal

Begitu memasuki fase kemerdekaan, negara Vietnam harus menghadapi realita kondisi perekonomiannya yang porak poranda dan kemiskinan rakyatnya yang amat sangat. Bagaimana memulihkan kondisi ekonomi yang berada di titik nadir?

Para pemimpin Vietnam berpikir bahwa membangkitkan perekonomian bangsa seharusnya dimulai dengan mengaktifkan geliat ekonomi masyarakat kecil, dalam hal ini sektor informal. Bagaimana cara mengaktifkan ekonomi masyarakat kecil ? Terpikir oleh mereka untuk memulai kebiasaan baru bagi masyarakat Vietnam yakni melakukan sarapan di luar rumah alias jajan.

Dibuatlah jam masuk kantor pagi sekali sehingga mereka tidak berkesempatan memasak dan membuat sarapan di rumah. Selain itu, juga dikeluarkan maklumat agar orang melakukan makan pagi di luar rumah pada pedagang kecil.

Terpaksalah orang-orang berduyun-duyun di pagi hari keluar rumah menuju ke tempat pekerjaannya dengan sebelumnya mampir dulu untuk membeli sarapan pada sektor informal. Orang bergegas menyelesaikan makannya dan bergerak menuju tempat bekerjanya.

Hal lain yang menarik adalah proses tersebut berlangsung dengan cepat. Selesai orang-orang menghabiskan sarapannya, kursi dan meja mungil tersebut segera dirapikan kembali. Trotoar dibersihkan dan orang pun bisa berjalan lalu lalang di trotoar yang luang.

Gerakan makan pagi di luar pada sektor informal ini ternyata bukan hanya berlaku pada pekerja kelas bawah, tetapi juga lapisan atas masyarakat. Maklumat sarapan di luar pada sektor informal berlaku untuk semua lapisan pekerja bahkan untuk seluruh unsur masyarakat.

Kebiasaan sarapan di luar ini ternyata efektif sekali dalam memulihkan dan menata kembali perekonomian Vietnam. Kebiasaan yang dikembangkan tidak hanya melalui suatu instruksi tapi sekaligus penyelenggaraan sistemnya.

Orang diharuskan berangkat pagi, masuk kerja pada awal hari, makan di luar pada pedagang kecil dan bergegas menyelesaikan sarapannya bagi pekerja, sedangkan si pedagang kecil segera merapikan perabot dagangannya termasuk meja kursi. Orang pun bisa lalu lalang di trotoar dengan nyaman. Suatu maklumat yang ditujukan untuk pemulihan ekonomi bangsa tapi sekaligus pemberdayaan pengusaha kecil makanan.

Di dalam pemberdayaan seperti itu ada proses pembelajaran bagi semua unsur masyarakat yang ujungnya adalah meningkatkan nasionalisme masyarakat, kebersamaan dan menyusun perekonomian bangsa (Zaelany dan Surtiari, 2013).

Akar-akar serabut perekonomian

Pedagang-pedagang kecil makanan atau biasanya kita kategorikan sebagai sektor informal merupakan bentuk perekonomian yang umum kita jumpai pada masyarakat lapisan bawah.

Usahanya dibangun dengan modal kecil, omzetnya terbatas sekali, penghasilannya sedikit, dilakukan oleh pekerja keluarga dan rentan terhadap kebangkrutan (Zaelany, 2007).

Namun, pimpinan Vietnam berpikiran bahwa membangun perekonomian bangsa harus dimulai dengan mengokohkan perekonomian masyarakat bawah sebagai pondasi yang kuat. Sektor informal merupakan bentuk kegiatan ekonomi yang mudah diakses oleh masyarakat dan menjadi akar-akar serabut dari perekonomian Vietnam (fibrous roots of economy).

Kokoh tidaknya perekonomian bangsa tergantung kuat tidaknya akar-akar serabut perekonomian tersebut. Akar-akar serabut perekonomian yang kecil dan lembut, tapi dalam jumlah banyak dan kuat akan menghujam menjadi pondasi kokoh perekonomian Vietnam ke masa depan.

Dengan perlahan-lahan meningkat kesejahteraan masyarakat lapisan bawah, konsumsi belanja rumah tangga juga meningkat, maka pertumbuhan ekonomi di Vietnam menjadi keniscayaan.

Maklumat untuk sarapan di luar rumah pada sektor informal menjadi pemicu formasi modal yang bergerak dari lapisan masyarakat bawah hingga lapisan masyarakat atas serta mewarnai aktivitas perekonomian bangsa Vietnam.

Tren pertumbuhan ekonomi Vietnam terlihat stabil bahkan ketika ada guncangan ekonomi di kawasan ASEAN ataupun global sebagaimana resesi ekonomi di masa pandemi Covid-19 yang tidak hanya merontokkan kesehatan masyarakat tetapi disertai tsunami yang menghantam perekonomian banyak negara di dunia.

Dahsyatnya, perekonomian Vietnam tetap stabil dan mulai bergerak normal kembali pasca mulai terselesaikannya wabah Covid-19 di negara ini.

Ketika struktur perekonomian Vietnam sudah terbentuk dengan bagus dengan perekonomian masyarakat dari lapisan bawah hingga lapisan atas sudah mulai kokoh dan masyarakatnya sudah terlatih untuk disiplin mengikuti sistem yang ada, tentulah menjadi faktor penarik yang kuat untuk mendatangkan para investor.

Tidaklah mengherankan kini Vietnam menjadi pusat incaran para pemodal untuk mengembangkan usahanya di sana.

Pembentukan akar-akar serabut perekonomian Vietnam ini membutuhkan waktu lama, kerja keras, tapi kini sudah berujung pada struktur perekonomian yang kuat.

Hal itu sudah terbukti berhasil di Vietnam, dibandingkan teori trickle down effect yang telah terbukti tidak menunjukkan hasil sama sekali di dalam pembangunan berbagai negara berkembang. 

Andy Ahmad Zaelany

Peneliti Puslit Kependudukan LIPI

https://money.kompas.com/read/2020/12/14/051100926/akar-serabut-perekonomian-vietnam

Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke