Melansir Bloomberg, rupiah pada pukul 09.19 berada pada level Rp 13.984 per dollar AS atau menguat 0,08 persen (11 poin) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya Rp 13.995 per dollar AS.
Penguatan rupiah pagi ini tidak terlepas dari sentimen proyeksi Bank Indonesia yang menyebutkan aliran modal asing ke RI bisa tembus 19,6 miliar dollar AS, tertinggi kedua setelah China.
Proyeksi ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI secara virtual kemarin, Selasa (9/2/2021). Proyeksi ini meningkat dari estimasi sebelumnya, yakni 19,1 miliar dollar AS.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, seharusnya sentimen tersebut bisa mendorong penguatan rupiah, namun nilai tukar regional terhadap dollar AS pagi ini melemah. Hal ini berpeluang mendorong mata uang garuda ikut melemah.
“Harusnya bisa mendorong penguatan rupiah. Namun, rupiah mungkin bisa berbalik melemah hari ini terhadap dollar AS mengikuti pelemahan nilai tukar regional terhadap dollar AS pagi ini,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Ariston menilai pernyataan Bank Indonesia tersebut juga menjadi sentimen positif, yang menunjukkan potensi pemulihan ekonomi global, termasuk Indonesia.
“Pernyataan tersebut seiring dengan potensi pemulihan ekonomi global termasuk Indonesia, pelaku pasar mulai masuk ke aset-aset berisiko untuk mencari imbal hasil yang lebih tinggi,” tegas dia.
Sayangnya, rilis data Indeks Harga Konsumen China yang di bawah estimasi, menjadi pemicu pelemahan mata uang regional. IHK yang turun bisa mengindikasikan pemulihan ekonomi di China belum stabil.
“Ini bisa menekan minat pasar terhadap asset berisiko. Di sisi lain, sentimen stimulus fiskal AS masih bisa menahan pelemahan rupiah hari ini,” tambah dia.
Ariston memproyeksikan rupiah hari ini bisa bergerak pada kisaran Rp 13.980 per dollar AS sampai dengan Rp 14.030 per dollar AS.
https://money.kompas.com/read/2021/02/10/100700026/proyeksi-bi-dorong-rupiah-menguat-pagi-ini