Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seperti Apa Peluang dan Tantangan Pemulihan Ekonomi ASEAN Pasca-pandemi?

Perdagangan antarnegara yang seharusnya bisa mendorong perekonomian pun terhambat. Sebab perekonomian empat mitra dagang utama ASEAN turut tertekan pandemi.

Amerika Serikat (AS) mengalami kontraksi ekonomi sebesar -3,5 persen sepanjang 2020, Singapura sebesar -5,8 persen, dan Uni Eropa sebesar -6,4 persen. Ekonomi China sempat terpuruk di kuartal I-2020, namun mampu pulih kembali dengan tumbuh 2,3 persen di tahun lalu.

Kendati demikian, Peneliti Senior Departemen Ekonomi CSIS Indonesia Fajar B. Hirawan menilai, ada peluang yang bisa dimanfaatkan ASEAN untuk meningkatkan kapasitas ekonomi dan mendorong pemulihan kawasan pasca-pandemi Covid-19.

Peluang itu di antaranya pembangunan infrastruktur untuk konektivitas dan teknologi digital. Tentunya ini perlu didukung dengan pendanaan yang memadai.

"Sepanjang pandemi, sektor informasi dan komunikasi tumbuh dengan signifikan dobel digit, karena terbatasnya pergerakan masyarakat akibat lockdown," ujar Fajar dalam webinar CSIS, Senin (15/2/2021).

Menurut dia, dengan perkembangan teknologi tersebut, ekonomi ASEAN ke depannya akan berbasiskan inovasi. "Masa depan ekonomi akan berbasis inovasi dan lebih banyak less-contact," imbuhnya.

Ia menilai, investasi dari mitra ekonomi strategis ASEAN dapat dimanfaatkan untuk mendukung reindustrialisasi, konektivitas, dan inovasi bagi negara-negara kawasan. Sehingga peluang yang ada dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi bisa dioptimalkan.

Saat ini sektor-sektor yang menjadi prioritas investasi para mitra ASEAN, seperti AS, Jepang, dan Kanada adalah finansial dan aktivitas asuransi. Sementara bagi investor Uni Eropa investasi tertinggi pada sektor ritel.

Di sisi lain, industri manufaktur menjadi fokus para investor asal China, Korea Selatan, bahkan negara-negara ASEAN lainnya untuk menanamkan dananya di kawasan.

Diharapkan fokus investasi dari mitra ekonomi stratgeis ASEAN bisa semakin berkembang dan beragam, mengingat pandemi telah mendorong pengembangan digitalisasi dengan signifikan.

"Tentu saja ASEAN juga perlu meningkatkan konektivitas melalui ketersediaan infrastruktur, serta meningkatkan inovasi," kata Fajar.

Namun dalam memanfaatkan peluang-peluang tersebut, lanjutnya, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi negara-negara kawasan.

Di antaranya, pandemi mendorong negara-negara dunia melakukan proteksionisme perdagangan, lantaran mengutamakan kebutuhan dalam negeri. Oleh sebab itu, penting untuk kembali mendorong kerja sama multilateral sehingga penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi bisa dilakukan di seluruh dunia.

Tantangan lainnya adalah tingkat kasus penularan virus corona yang tinggi di sejumlah negara ASEAN akan menghambat upaya pemulihan ekonomi. Kini beberapa negara di kawasan bahkan menghadapi gelombang kedua pandemi Covid-19.

"Serta tantangan lain yaitu prioritas pembangunan di ASEAN mungkin bergeser akibat pandemi, salah satunya ke digitalisasi. Maka negara-negara di kawasan perlu lebih mendorong inovasi kedepannya," pungkas Fajar.

https://money.kompas.com/read/2021/02/16/095000826/seperti-apa-peluang-dan-tantangan-pemulihan-ekonomi-asean-pasca-pandemi

Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke