Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN LYFE KOMPASIANA] Tagar Stop Asian Hate | Risiko Bekerja Hanya Mau Menyenangi Hati Atasan

KOMPASIANA---Tagar Stop Asian Hate viral di Twitter. Tagar tersebut sebagai bentuk perlawanan terhadap tindakan rasialisme yang diterima warga keturunan Asia di Amerika Serikat.

Tindakan rasialisme ini sudah terjadi sejak awal masa pandemi dan mantan Presiden Amerika Donald Trump ditenggarai sebagai biang keroknya.

Adalah pidato Trump yang menyebut bahwa Covid-19 sebagai "virus China". Pidato itu lantas berubah menjadi stigma negatif terhadap warga keturunan Asia di Amerika.

Selain mengenai viralnya tagar Stop Asian Hate ada juga tentang risiko bekerja karena hanya ingin menyenangi atasan dan call of the void.

Berikut 3 konten menarik dan populer kategori Lyfe di Kompasiana:

1. #StopAsianHate, Kala Orang Asia Dituding Jadi Biang Covid-19

Angka kekerasan terhadap keturunan Asia terus meningkat selama pandemi di Amerika.

Isu itu mencuat lantaran warga keturunan Asia dituding sebagai biang atas merebaknya Covid-19 di seluruh penjuru dunia.

Puncaknya, kekerasan berbau anti-Asia ini, kemarin, Rabu (17/3/21), #StopAsianHate mencapai puncaknya setelah dikicaukan lebih dari satu juta cuitan oleh warganet Nusantara di jagat Twitter.

Kompasianer David Abdullah mengatakan tindakan rasis ini diperparah oleh pernyataan Donald Trump.

Kini, menurut dia, sekeras apapun kita meminta Trump untuk diam serta tidak berkomentar menyangkut isu rasialisme yang menimpa warga beretnis Asia, akan sia-sia.

"Pasalnya, ia bukanlah pemimpin yang bersedia mendengarkan aspirasi kaum minoritas," tulis Kompasianer David Abdullah. (Baca selengkapnya)

2. Risiko Bekerja Hanya Mau Menyenangi Hati Atasan

Bekerja merupakan cara kita mengaktualisasikan diri. Kita menunjukkan bakat dan kemampuan kita.

Namun, bagaimana bila bekerja karena hanya ingin menyenangkan atasan?

Kompasianer Gobin Dd mengatakan bekerja hanya untuk menyenangkan atasan memang bisa menghadirkan insentif tertentu.

Tanggung jawab yang lebih besar ini memberikan pendapatan yang memadai dan melapangkan dirinya menjadi sosok yang dikenal di tempat kerja.

Namun, bekerja hanya menyenangkan atasan, menurutnya, sangat berisiko.

"Bekerja pun menjadi tidak serius. Bahkan cenderung tidak memedulikan setiap pekerjaan yang diberikan," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Mengenal Call Of The Void, Pernahkah Kalian Mengalaminya?

Di antara kita mungkin pernah terbesit pikiran yang terbilang cukup nyeleneh.

Misalnya, ketika sedang mengendarai motor muncul pikiran, "Kalau aku tabrak kendaraan yang di depan bagaimana, ya?"

Atau, ketika sedang mengiris bawang di dapur lalu terlintas pikiran, "Kalau jarinya dipotong kira-kira bagaimana?"

Nah, jika kalian pernah memiliki pikiran tersebut, itu artinya kalian pernah mengalami pikiran Call Of The Void, yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti "Panggilan Kehampaan". (Baca selengkapnya) (IBS)

https://money.kompas.com/read/2021/03/18/231400126/-tren-lyfe-kompasiana-tagar-stop-asian-hate-risiko-bekerja-hanya-mau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke