Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KAI Angkut Rel Kereta Cepat Asal China dari Cilacap ke Rancaekek

PT Kereta Api Indonesia (Persero) berhasil melakukan perjalanan perdana KLB angkutan rel dengan panjang total 3 Km untuk pengangkutan perdana. Jumlah itu merupakan panjang total rel jika sudah terpasang nantinya.

Adapun rel R.60 panjang 50 meter sebanyak 60 batang dari Stasiun Cilacap diangkit menuju Stasiun Rancaekek, Kabupaten Bandung, berlangsung pada Sabtu (3/4/2021). Rel tersebut nantinya akan digunakan untuk pembangunan prasarana kereta cepat Jakarta - Bandung (KCJB).

“Angkutan rel R.60 panjang 50 meter ini merupakan wujud dukungan penuh KAI terhadap percepatan pembangunan infrastruktur Proyek Strategis Nasional Kereta Cepat Jakarta - Bandung,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus, dalam keterangannya, Senin (5/4/2021).

Rel tersebut didatangkan dari China menuju Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, lalu dimuat ke atas KLB dengan rangkaian 12 Gerbong Datar di Stasiun Cilacap Pelabuhan.

KLB angkutan rel tersebut selanjutnya diberangkatkan dari Stasiun Cilacap menuju Stasiun Rancaekek dan akan dibongkar di Depo Tegalluar, Rancaekek, untuk didistribusikan ke jalur KCJB.

"Seluruh proses muat sampai dengan proses bongkar berjalan dengan lancar, aman, dan tepat waktu," ujar Joni.

Berbeda dengan rel konvensional di Indonesia dimana rata-rata berjenis R.54 (berat 54 kg per 1 meternya), rel yang diangkut tersebut berjenis R.60 (berat 60 kg per 1 meternya). Di samping itu, rel yang akan digunakan di sepanjang trase KCJB tersebut memiliki panjang 50 meter tanpa sambungan.

Panjang satuan rel didesain untuk mengurangi jumlah sambungan sehingga keamanan perjalanan pun meningkat. Saat ini rata-rata panjang satuan rel di Indonesia adalah 25 meter.

Rencananya, sebanyak 12.539 batang rel akan KAI angkut pada rute tersebut dan ditargetkan selesai pada akhir September 2021.

“Angkutan rel untuk proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung ini juga merupakan inovasi KAI dalam hal Angkutan Barang. Diharapkan seluruh proses angkutan rel ini berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu untuk mempercepat pembangunan proyek strategis nasional tersebut,” ujar Joni.

Sebelum melakukan angkutan rel tersebut, KAI telah melakukan beberapa tahapan uji coba. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan jalur rel pada titik-titik kritis atau lengkung yang dilewati serta kecepatan optimal kereta angkutannya.

Uji coba pertama dilakukan pada 26 Oktober 2020 tanpa muatan rel. Uji coba kedua dilakukan pada 6 November 2020 dengan muatan 10 batang rel, dan uji coba yang ketiga dilakukan pada 7 November 2020 dengan muatan 20 batang rel.

“Dalam rangkaian uji coba dan angkutan tersebut KAI terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait seperti PT KCIC, tenaga ahli dari China (CARS), Sinohydro, dan Sinotrans," kata Joni.

Pada masa pandemi Covid-19, Angkutan Barang menjadi salah satu andalan KAI di tengah belum stabilnya volume Angkutan Penumpang. Di tahun 2020, KAI berhasil mengangkut 45,1 juta ton barang, melebihi 10 persen dari target yang ditetapkan yaitu 40,9 juta ton barang.

Joni mengatakan keunggulan angkutan rel menggunakan kereta api di antaranya waktu pengiriman lebih terjadwal, mutu terjamin karena rel tidak mengalami perubahan bentuk selama handling dan pengangkutan, serta tidak mengganggu lalu lintas darat.

Sebelumnya, Dikutip dari People's Daily Online, Senin (15/3/2021), China Railway Material Co Ltd mengirimkan sekitar 8.000 ton rel R.60 yang memang dibuat untuk lintasan kereta berkecepatan tinggi.

Rel ini dikirimkan dari Pelabuhan Fangchenggang, Guangxi Zhuang, sebuah daerah otonomi khusus di Selatan China. Pengiriman dilakukan mulai 28 November 2020.

Rel-rel yang dipakai di China sejatinya memiliki panjang 100 meter, namun untuk menyesuaikan dengan teknologi kereta cepat yang dibangun di Indonesia serta memudahkan pengiriman, panjang rel dibuat masing-masing 50 meter.

"Kami mengekspor total 37.900 ton rel besi untuk mendukung pembangunaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Ini adalah ekspor perdana kami untuk produk rel berkecepatan tinggi dengan panjang 50 meter buatan China," kata Wang Hui, CEO China Railway Material Co Ltd.

"Selanjutnya, (ekspor rel) ini akan memperkuat kerja sama antara China dan negara-negara ASEAN terkait proyek perkeretaapian berkecepatan tinggi," kata Wang Hui lagi.

Ia bilang, agar rel bisa dipakai di Indonesia karena mengharuskan panjang relnya hanya 50 meter, perusahaan sampai perlu membangun fasilitas pemotongan khusus di Pelabuhan Fangchenggang untuk menjamin presisi panjang rel yang akan dikirim ke Indonesia.

Dalam foto pelepasan ekspor rel ke Indonesia yang dirilis People's Daily Online, seremoni ekspor tersebut cukup meriah yang dihadiri para pekerja dan jurnalis. Sisa kemeriahan acara pelepasan ekspor tampak dari sisa-sisa taburan bunga di area Pelabuhan Fangchenggang saat kapal pengangkut yang akan membawa rel ke Indonesia bersandar.

"Keberhasilan ekspor rel 50 meter merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini dapat memberikan alternatif bagi negara-negara ASEAN yang ingin bekerja sama dengan China dalam pembangunan rel kereta api berkecepatan tinggi," ungkap Wang Hui.

https://money.kompas.com/read/2021/04/05/160407926/kai-angkut-rel-kereta-cepat-asal-china-dari-cilacap-ke-rancaekek

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke