Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Buka-bukaan Wamen BUMN soal Keuangan BUMN Karya yang Memprihatinkan

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, ada dua hal yang menyebabkan kondisi keuangan BUMN Karya tertekan, yakni dampak dari pandemi Covid-19 yang membuat sulitnya mendapat kontrak baru maupun penjualan dan penugasan yang sangat berat.

"Kondisi (BUMN) Karya saat ini cukup memprihatinkan, kombinasi dari adanya tekanan Covid-19 dan penugasan yang memang sangat berat, karena tidak di dukung pula dengan PMN yang memadai," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (8/7/2021).

Tiko, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa sepanjang 2017-2019 hampir tidak ada PMN yang diberikan pemerintah ke BUMN Karya yang mengerjakan proyek strategis nasional (PSN).

Ia menjelaskan, pada Perum Perumnas kondisinya mengalami penurunan pendapatan yang signifikan sebesar 27,25 persen. Hal ini disebabkan melambatnya penjualan rumah untuk masyarakat berpendapatan rendah (MBR).

Alhasil, invetori rumah Perumnas menjadi besar, yang mengakibatkan rasio utang terhadap ekuitas meningkat tajam. Perumnas tercatat memiliki utang sebesar Rp 4,62 triliun yang saat ini sedang dilakukan restrukturisasi.

"Namun untuk memastikan bahwa ke depan neraca maupun kekuatan likuiditasnya memadai, kami menginginkan adanya tambahan PMN untuk memastikan bahwa penugasan perumnas untuk membangun rumah bagi MBR bisa berkelanjutan," jelas Tiko.

Lalu pada PT Waskita Karya Tbk (Persero), keuangannya tertekan karena pada 2015-2016 perseroan mengambil alih proyek-proyek jalan tol Trans Jawa dari swasta yang tidak berkelanjutan untuk diselesaikan.

Kondisi itu membuat utang perseroan meningkat tajam mencapai Rp 64,94 triliun. Di sisi lain, Waskita juga mengalami penurunan pendapatan sebesar 48,42 persen.

"Kami lakukan restrukturisasi menyeluruh pada Waskita, akan ada dua skema dari pemerintah, yaitu Rp 15 triliun untuk penjaminan penyelesaian proyek-proyek yang sudah ada, dan modal baru Rp 7,9 triliun terutama untuk memperkuat permodalan, karena banyaknya modal yang terserap untuk mengambil tol-tol di masa lalu," paparnya.

Pada PT Hutama Karya kondisinya saat ini mengalami situasi berat karena pengerjaan proyek tol Trans Sumatera yang diiringi keterlambatan PMN selama dua tahun. Sehingga nilai aset dan utang perusahaan meningkat tajam, namun ekuitas tidak berubah.


Perseroan pun tercatat memiliki utang sebesar Rp 50,55 triliun dengan pendapatan yang turun sebesar 17,99 persen. Untuk melanjutkan pengerjaan proyek Trans Sumatera tahap I dengan total nilai Rp 66 triliun, pemerintah akan memberikan bantuan modal secara bertahap.

"Tahun ini dapat Rp 25 triliun dan di 2022 akan ada Rp 30 triliun lagi untuk memperkuat tahap 1, dan sisanya akan diberikan pada 2023," kata Tiko.

Kemudian PT Wijaya Karya Tbk turut mengalami tekanan karena adanya proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang membutuhkan modal besar. Saat ini pendapatan perseroan turun sebesar 39,23 persen dan utang mencapai Rp 24,28 triliun.

Sementara kondisi PT Adhi Karya Tbk dan PT PP Tbk masih memiliki kondisi keuangan yang cukup baik ketimbang BUMN Karya lainnya, meski mengalami penurunan pendapatan masing-masing sebesar 29,27 persen dan 32,84 persen.

"Wika juga ada tekanan karena memang adanya kereta cepat Jakarta-Bandung yang membutuhkan permodalan besar sekali. Sementera dari sisi Adhi dan PP relatif lebih baik," pungkas Tiko.

https://money.kompas.com/read/2021/07/08/153300726/buka-bukaan-wamen-bumn-soal-keuangan-bumn-karya-yang-memprihatinkan

Terkini Lainnya

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke