Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

INACA Ungkap Kejelian Garuda Tangkap Peluang Bisnis Penerbangan Kargo

Dia menilai, langkah Garuda Indonesia mengoptimalkan angkutan kargo merupakan langkah yang tepat. Terlebih lagi hal ini untuk mendongkrak kinerja perusahaan.

"Optimalisasi bisnis kargo yang dilakukan oleh Garuda Indonesia merupakan langkah yang sangat tepat. Dan kejelian Garuda Indonesia menangkap peluang bisnis ini diproyeksian dapat mendongkrak income perusahaan di tengah lesunya dunia penerbangan saat ini,” ujar Denon, Sabtu (17/7/2021).

Menurut Denon, sejak pandemi melanda Indonesia pada awal tahun 2020 lalu hingga sekarang, jumlah penumpang pesawat turun tajam hingga lebih dari 50 persen. Akibatnya, maskapai juga mengurangi jumlah penerbangan demi melakukan efisiensi biaya operasional.

Namun demikian, di balik ketidakberuntungan tersebut, terselip suatu sinar yang makin hari makin terlihat cerah bagi bisnis penerbangan nasional. Sinar tersebut adalah bisnis kargo udara yang ternyata tidak banyak terpengaruh oleh pandemi ini.

“Hal ini dikarenakan komitmen dari Pemerintah angkutan logistik, yang dalam hal ini kargo, tetap diizinkan untuk beroperasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Denon.

Ia juga memaparkan data bahwa jumlah kargo udara yang diangkut maskapai nasional pada tahun 2020 hanya turun sedikit dibanding penurunan jumlah penumpang.

Misalnya data dari 15 bandara PT Angkasa Pura I, pada tahun 2020 lalu lalu lintas kargo udara yang dilayani adalah 436.049 ton. Capaian itu hanya turun sedikit dari tahun 2019 yang tidak pandemi yaitu 481.180 ton.

Adapun pada kuartal 1 tahun 2021 ini, Angkasa Pura I sudah melayani lalu lintas 105.411 ton kargo udara dan diprediksi pada akhir tahun 2021 jumlah kargo udara yang dilayani di 15 bandaranya mencapai 445.049 ton.

Dengan data tersebut, Denon melihat bisnis kargo udara Indonesia yang tahan banting dari pandemi juga dikarenakan beberapa hal.

“Yang pertama tentunya bahwa dalam kondisi apapun, setiap manusia pasti memerlukan barang untuk memenuhi kebutuhannya. Kedua penerbangan menjadi salah satu pilihan kuat karena kondisi geografis Indonesia yang kepulauan,” bebernya.

Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa penerbangan mempunyai beberapa kelebihan dibanding transportasi lain seperti misalnya kecepatan, keselamatan dan keamanan, serta sanggup menghadapi berbagai cuaca.

Karena itu, dirinya meyakini Garuda Indonesia akan dapat bertahan di masa pandemi ini dengan mengoptimalkan angkutan kargonya.

Kerugian Garuda Indonesia

Terkait laporan keuangan Garuda Indonesia pada 2020 yang menderita kerugian, Denon mengaku sangat prihatin. Namun demikian hal ini merupakan hal yang pasti akan dialami oleh perusahaan penerbangan tidak hanya di Tanah Air, namun di seluruh Dunia.

Dia bilang, pandemi ini menyebabkan pergerakan masyarakat dibatasi sehingga jumlah penumpang transportasi, termasuk transportasi udara atau penerbangan menurun tajam.

Bahkan pada saat-saat tertentu, seperti pada libur Lebaran tahun 2020 dan 2021, jumlah penumpang pesawat hamper tidak ada karena adanya pembatasan pergerakan masyarakat untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

"Akibat menurunnya penumpang, jumlah penerbangan pesawat juga berkurang drastis. Banyak pesawat diparkir dan tidak beroperasi yang membuat aliran kas (cash flow) maskapai penerbangan terganggu,” ucapnya.

“Walaupun demikian kami melihat manajemen Garuda Indonesia telah melakukan berbagai upaya dilakukan agar kondisi keuangannya bisa tertangani dengan baik dan operasional perusahaan mereka tetap berjalan. Salah satunya adalah mengoptimalkan bisnis kargonya," sambungnya Denon.

Sebelumnya diketahui bahwa Garuda Indonesia telah melakukan berbagai langkah upaya untuk memperbaikan kinerja usahanya.

Tren pertumbuhan sektor ekspor nasional menjadi momentum penting bagi maskapai ini untuk optimalisasi lini bisnis penunjang yang dijalankan Perusahaan di tengah tekanan kinerja usaha imbas pandemi Covid-19, terutama melalui lini bisnis kargo charter maupun berjadwal.

Secara konsisten, Perusahaan mulai berhasil mencatatkan pertumbuhan angkutan kargo yang semakin menjanjikan.

"Pada bulan Mei 2021 lalu, kami berhasil membukukan pertumbuhan angkutan kargo hingga 35 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 lalu,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

Dengan proyeksi pertumbuhan yang positif itu, Garuda Indonesia akan terus mengoptimalkan utilisasi armada bagi perluasan jaringan penerbangan kargo, khususnya guna menunjang aktivitas direct call komoditas ekspor unggulan dan UMKM dari berbagai wilayah Indonesia.

“Salah satunya melalui pengoperasian dua armada passenger freighter yang kini melayani sejumlah penerbangan kargo domestik maupun internasional," lanjut Irfan.

Ia mengakui bahwa lini bisnis kargo kini menjadi tumpuan pendapatan usaha Garuda Indonesia, di tengah penurunan trafik angkutan penumpang yang terjadi sejak tahun lalu dan berimbas terhadap perfoma kinerja finansial Perusahaan sepanjang tahun 2020.

Melalui penyampaian laporan keuangan tahun buku 2020, Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar 1,4 miliar dollar AS yang ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 1,2 miliar dollar AS, pendapatan penerbangan tidak berjadwal 77 juta dollar AS, dan lini pendapatan lainnya sebesar 214 juta dollar AS.

"Dalam kondisi yang penuh tantangan ini, Garuda Indonesia memastikan komitmennya untuk senantiasa hadir memenuhi kebutuhan aksesibilitas layanan penerbangan masyarakat Indonesia melalui layanan penerbangan yang aman dan nyaman,” tegas Irfan.

https://money.kompas.com/read/2021/07/17/140622626/inaca-ungkap-kejelian-garuda-tangkap-peluang-bisnis-penerbangan-kargo

Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke