Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Emas Diprediksi Masih Bakal Tertekan

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menilai, prospek harga emas masih akan cerah ke depannya, karena masih berperan sebagai safe haven di tengah ketidakpastian akibat Covid-19.

Akan tetapi, ia menilai, kalau harga emas tidak akan bisa melampaui harga tertingginya pada tahun 2020.

“Kondisi ekonomi global yang membaik, yang kemudian diikuti oleh kebijakan bank sentral yang mulai mengurangi kebijakan akomodatif-nya, akan mengurangi pamor emas sebagai investasi alternatif,” jelas Alwi kepada Kontan, Jumat (3/9/2021).

Sentimen dari kebijakan The Fed, yang akan mengurangi program pembelian asetnya sebesar 120 miliar dollar AS per bulannya, juga dinilai Alwi akan mengangkat nilai tukar dolar AS, karena yield obligasi AS yang diperkirakan akan mengalami kenaikan.

Ia menaksir, ketika dolar menguat, maka harga emas akan menjadi mahal bagi pemegang mata uang non-dolar. Selain itu, menurutnya kenaikan imbal hasil obligasi AS bisa menyebabkan investor keluar dari emas, yang notabene merupakan aset yang tidak memiliki imbal hasil.

“Belum lagi jika dot plot The Fed menunjukkan akan adanya kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan. Hal ini tentunya akan menjadi sentimen pemberat buat emas,” imbuh Alwi.

Alwi melihat, sejak menyentuh level tertingginya di angka US$ 2.074 per ons troi di tahun lalu, harga emas sudah turun sebanyak 12 persen, tetapi angka tersebut belum mencapai sekitar 50 persen dari kenaikan 79 persen, ketika emas reli dari level 1.160 dollar AS di Agustus 2018, ke harga tertingginya. (Achmad Jatnika)

Berita ini tekah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Harga emas masih diprediksi masih bakal tertekan

https://money.kompas.com/read/2021/09/03/202712726/harga-emas-diprediksi-masih-bakal-tertekan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke