Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IHSG Sepekan Turun 0,52 Persen, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp 7.369 triliun

Mengutip keterangan resmi BEI, Sabtu (11/9/2021), tercatat IHSG pada pekan ini di tutup pada level 6.094,8 atau turun dibandingkan dengan penutupan pekan sebelumnya yang berada di level 6.126,9.

Sementara kapitalisasi pasar bursa yang menunjukkan total nilai saham emiten BEI tercatat mencapai Rp 7.369,5 triliun, menyusut dari penutupan pekan lalu yang sebesar Rp 7.374,5 triliun.

Kendati demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh rata-rata nilai transaksi harian bursa yang menunjukkan peningkatan tipis 0,82 persen menjadi Rp 11,09 triliun dari pekan lalu yang sebesar Rp 11 triliun.

Peningkatan turut terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian bursa sebesar 3,86 persen menjadi 1.377.779 kali transaksi dari penutupan pekan lalu yang sebanyak 1.326.596 kali transaksi.

Begitu pula dengan rata-rata volume transaksi harian bursa yang meningkat 6,75 persen menjadi 21,24 miliar saham dari 19,89 miliar saham pada pekan sebelumnya.

Adapun investor asing pada penutupan pekan ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 257,2 miliar. Sedangkan sepanjang tahun berjalan 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 22,4 triliun.

Pada pekan ini bursa kedatangan 8 perusahaan baru yang melakukan pencatatan saham perdana baik di papan pengembangan, papan akselerasi, maupun papan utama BEI.

Terdiri dari PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) yang bergerak pada sektor industrial dan PT Indo Oil Perkasa Tbk (OILS) yang bergerak pada sektor consumer non-cyclicals. Saham keduanya tercatat di papan pengembangan BEI.

Kemudian, ada PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL) yang bergerak di bidang energi melakukan pencatatan saham di papan utama BEI. Lalu PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS),perusahaan di sektor teknologi yang tercatat di papan akselerasi.

Selanjutnya PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) yang bergerak di bidang basic materials dan tercatat pada papan pengembangan BEI. Ada pula PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) yang bergerak di sektor healthcare dengan tercatat pada papan pengembangan.

Selain itu, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) yang bergerak di bidang basic materials tercatat pada papan pengembangan BEI. Serta PT GTS Internasional Tbk (GTSI) yang bergerak di bidang energi juga tercatat di pengembangan BEI.

Pada pekan ini terdapat pula 8 perusahaan yang menerbitkan obligasi dan sukuk. PT Sinas Mas Multiartha Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Sinar Mas Multiartha dengan nilai emisi sebesar Rp 705,7 miliar.

Lalu PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank Sulutgo Tahap I Tahun 2021, dengan nilai emisi sebesar Rp 750 miliar. PT Hutama Karya (Persero) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Hutama Karya Tahap I Tahun 2021 dengan nilai sebesar 1 triliun dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Hutama Karya Tahap I Tahun 2021 senilai Rp 500 miliar.

Selanjutnya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 dengan nilai Rp 1,7 triliun dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 senilai Rp 750 miliar.

Kemudian PT Polytama Propindo menerbitkan Obligasi II Polytama Propindo Tahun 2021 dengan nilai Rp 319,5 miliar, serta dana Sukuk senilai Rp 160 miliar. PT Angkasa Pura I (Persero) pun menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura I Tahap I Tahun 2021 dengan nilai emisi Rp 1,1 triliun, serta dana Sukuk senilai Rp 496 miliar.

Selain itu, PT Bank KB Bukopin Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank KB Bukopin Tahap I Tahun 2021 dengan nilai emisi Rp 1 triliun dan serta Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Bank KB Bukopin Tahap I Tahun 2021 senilai 1 triliun.

Dengan demikian, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2021 adalah 71 emisi dari 47 emiten senilai Rp 68,4 triliun.

Maka secara keseluruhan, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI kini berjumlah 484 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 430,3 triliun dan 47,5 juta dollar AS yang diterbitkan oleh 127 emiten.

Sementara untuk Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI kini berjumlah 156 seri dengan nilai nominal Rp 4.235,01 triliun dan 400 juta dollar AS. Sementara Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp 6,17 triliun.

https://money.kompas.com/read/2021/09/11/161600526/ihsg-sepekan-turun-0-52-persen-kapitalisasi-pasar-jadi-rp-7.369-triliun

Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke