Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IMF Kembali Pangkas Ekonomi RI Jadi 3,2 Persen, Apa Sebabnya?

Dalam World Economic Outlook edisi Oktober 2021, IMF memangkas proyeksi menjadi 3,2 persen (yoy). Angkanya menurun 0,7 persen dari proyeksi pada bulan Juli 2021, sebesar 3,9 persen.

Turunnya proyeksi pertumbuhan Indonesia termasuk emerging market lainnya dipengaruhi oleh penurunan proyeksi atas perekonomian global.

Mengutip laporan IMF, Rabu (13/10/2021), pandemi Covid-19 yang kembali muncul ke permukaan akan meninggalkan jejak yang cenderung bertahan lama pada kinerja jangka menengah, meski pemulihan ekonomi global terus berlanjut.

"Penyebaran Delta yang cepat dan ancaman varian baru telah meningkatkan ketidakpastian kapan pandemi dapat diatasi. Pilihan kebijakan menjadi lebih sulit, dengan ruang gerak yang terbatas," tulis laporan World Economic Outlook IMF edisi Oktober 2021.

Meski dipangkas, IMF tetap mempertahankan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan di angka 5,9 persen.

Dilihat lebih rinci, koreksi pertumbuhan Indonesia tidak sedalam koreksi pada negara ASEAN-5, yakni Thailand menjadi 1,0 persen atau turun 1,1 poin, Malaysia menjadi 3,5 persen, Filipina menjadi 3,2 persen atau turun 2,2 poin, dan Vietnam 3,8 persen atau turun 2,7 poin.

Secara keseluruhan, IMF memperkirakan ekonomi global tumbuh 5,9 persen pada tahun 2021 atau turun 0,1 poin dari 6 persen saat edisi WEO bulan Juli 2021. Sedangkan tahun 2022, ekonomi global diperkirakan tumbuh 4,9 persen.

"Akses vaksin dan dukungan kebijakan awal adalah pendorong utama kesenjangan (pertumbuhan ekonomi) tersebut," sebut laporan.

Lebih lanjut laporan mengungkapkan, turunnya proyeksi ekonomi di negara maju lebih disebabkan oleh gangguan pasokan, yang ditandai dengan naiknya tekanan inflasi.

Tekanan inflasi di AS bahkan mencapai rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Ekonomi AS sendiri diproyeksi tumbuh 6 persen tahun 2021, turun 1 poin dibanding proyeksi sebelumnya.

Sedangkan penurunan ekonomi di negara berkembang yang berpenghasilan rendah disebabkan oleh memburuknya dinamika pandemi Covid-19.

"Namun, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang sebagian diimbangi oleh prospek jangka pendek yang lebih kuat di beberapa pasar negara berkembang yang menjadi pengekspor komoditas," sebut IMF.

https://money.kompas.com/read/2021/10/13/170000926/imf-kembali-pangkas-ekonomi-ri-jadi-3-2-persen-apa-sebabnya-

Terkini Lainnya

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke