Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Beda ETF dan Reksa Dana Biasa yang Perlu Kamu Tahu

ETF tentu berbeda dengan jenis reksa dana lainnya, seperti reksa dana pasar uang (RDPU), reksa dana pendapatan tetap (RDPT), atau reksa dana campuran.

Beda ETF dan reksa dana biasa yang paling mendasar yakni ETF bisa dibeli melalui perusahaan efek (broker) yang terdaftar di bursa efek dan bukan dari agen penjual efek reksa dana (APERD).

Secara lebih rinci, beda ETF dan reksa dana dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Perdagangan reksa dana via manajer investasi atau APERD, sedangkan ETF lewat dealer partisipan di pasar primer atau broker di pasar sekunder
  2. Minimum pembelian reksa dana yakni 1 unit sedangkan ETF untuk di pasar primer creation unit (1000 lot = 100.000 unit), sedangkan pasar sekunder 1 lot (100 unit)
  3. Biaya transaksi reksa dana terdapat biaya pembelian dan penjualan kembali (1 persen hingga 3 persen) sedangkan ETF sesuai dengan biaya komisi broker
  4. Untuk risiko transaksi reksa dana biasa terdapat risiko manajer investasi dari pengelolaan portofolio sedangkan ETF risikonya bisa dikelola sendiri dan dapat dikontrol (lebih rendah) karena transaksi jual/beli ETF dapat dilakukan setiap saat selama jam bursa berlangsung
  5. Nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) reksa dana dilakukan satu kali setelah penutupan jam perdagangan BEI sedangkan ETF perhitungan indikasi NAB/UP (iNAV) dilakukan setiap saat selama jam perdagangan BEI
  6. Harga reksa dana sesuai dengan harga akhir hari sementara ETF real time
  7. Underlying reksa dana saham sedangkan ETF indeks acuan
  8. Settlement reksa dana T+7 (tujuh hari setelah transaksi dilakukan) sementara ETF T+2 (dua hari setelah transaksi dilakukan)
  9. Tidak ada dealer partisipan di reksa dana biasa, sedangkan ETF ada.

Keuntungan dan Kerugian ETF

Sama seperti produk investasi lain, tentu saja terdapat keuntungan dan kekurangan dari berinvestasi di produk ETF.

Kompas.com pun sebelumnya pernah memberitakan keuntungan dan kekurangan ETF.

Penjelasan mengenai keuntungan ETF adalah sebagai berikut:

Lebih efisien

Perencana Keuangan Finansialku Gembong Suwito menjelaskan dengan membeli ETF, maka Anda membeli sekelompok saham dengan kualitas yang bagus dan likuid dengan modal yang kecil.

Misalnya, Anda beli ETF XPTD, berarti Anda seperti membeli seluruh saham yang ada di indeks IDX30 tersebut dengan bobot 30 saham tersebut sama dengan bobot indeks IDX30. Contoh ialah bobot saham BCA sebesar 30 persen dari IDX30.

Fleksibel

ETF bisa diperjualbelikan kapanpun selama berada di jam perdagangan, layaknya seperti saham.

Rendah risiko dan biaya transaksi

ETF, dalam hal ini pembelian atau penjualan, management fee dari Manajer Investasi relatif lebih rendah dari reksa dana. Ada juga biaya ETF di pasar sekunder sesuai dengan komisi borker.

“Secara risiko, ETF ini risikonya lebih rendah karena likuiditas terjamin dan investasi pada indeks yang aset dasarnya di indeks LQ45 atau IDX30,” kata Gembong.

Transparansi

Biasanya, komposisi ETF diumumkan setiap hari, sehingga investor bisa tahu dengan pasti soal saham-saham yang dimiliki oleh reksa dana ETF ini.

Bahkan NAB/UP atau harga ETF dipublikasikan oleh dealer partisipan beberapa kali dalam satu menit, sehingga investor yang ingin transaksi baik membeli atau menjual unit penyertaan ETF akan tahu persis nilai saham yang ditransaksikannya. Tentu hal ini berbeda dengan reksadana saham, misalnya.

Reksadana saham yang biasanya hanya dapat diperjualbelikan unit penyertaannya satu kali sehari dengan cut off time pukul 13.00 dan keterbukaannya pada saat transaksi.

“Investor tidak mengetahui harga detail dari unit penyertaannya dan komposisi saham pembentuk unit penyertaan tersebut,” sebut Gembong.

Di sisi lain, kekurangan ETF adalah sebagai berikut:

Biaya pajak capital gain

Ketika Investor menjual reksadana ETF-nya di bursa efek, terdapat biaya pajak yang harus dibayarkan kepada Pemerintah.

Besar pajaknya adalah final 0,1 persen dari nilai penjualan. Ketentuan tersebut tidak lagi melihat apakah investor mendapatkan keuntungan atau kerugian dari penjualannya. Tentu saja hal ini berbeda bila kamu membeli reksa dana yang bukan objek pajak.

Biaya spread (selisih harga jual dan beli)

Dalam ETF, terdapat selisih antara harga jual dan harga beli unit penyertaan.
Tentu berbeda dengan reksadana biasa yang selalu dibeli dan dijual kembali pada Nilai Aktiva Bersih (NAB).

“Investor ETF yang menjual unit pernyertaannya harus menanggung biaya yang merupakan selisih antara harga jual dan harga beli,” kata Gembong.

https://money.kompas.com/read/2021/10/17/194411526/mengenal-beda-etf-dan-reksa-dana-biasa-yang-perlu-kamu-tahu

Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke