Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

KOMPAS.com - Perdagangan internasional hanya dilakukan oleh negara-negara yang memiliki hubungan saling membutuhkan, atau bisa juga karena hubungan diplomatik. Ada beberapa faktor pendorong perdagangan internasional.

Perdagangan internasional adalah kerja sama dagang atau jual beli antara dua negara atau lebih. Faktor yang tidak termasuk latar belakang munculnya perdagangan internasional adalah perbedaan budaya. 

Dikutip dari laman Sumber Belajar Kemendikbud pengertian perdagangan internasional adalah suatu kegiatan tukar-menukar barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela yang dilakukan antara dua negara atau lebih untuk memenuhi kebutuhan bersama melalui kegiatan ekspor dan impor. Faktor pendorong perdagangan internasional juga berbeda-beda setiap negara. 

Jenis-jenis perdagangan internasional juga bermacam-macam. Perdagangan yang dilakukan oleh 2 negara untuk saling memenuhi kebutuhannya disebut perdagangan bilateral.

Jenis perdagangan internasional kedua yakni multilateral, merupakan sistem perdagangan yang dilakukan oleh beberapa negara tanpa terikat batasan wilayah sehingga memiliki cakupan dagang yang lebih luas. 

Perdagangan multilateral dinilai lebih adil, transparan, dan efektif dalam mencapai tujuan ekonomi.

Ketiga yakni jenis perdagangan regional adalah sistem dagang yang dilakukan beberapa negara dalam satu kawasan yang sama. Sebagai contoh, hubungan dagang antara anggota ASEAN.

Kerja sama dalam kawasan regional diharapkan memberi peluang bisnis tumbuh lebih baik dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik bagi regional tersebut.

Faktor pendorong perdagangan internasional

Berikut ini faktor pendorong perdagangan internasional dikutip dari laman Sumber Belajar Kemendikbud:

1. Perbedaan sumber daya alam

Faktor pendorong perdagangan internasional adalah kepemilikan sumber daya alam. Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda. Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, antara lain kayu, minyak bumi, batubara, timah dan karet.

Tetapi belum memiliki kemampuan yang memadai untuk mengolahnya. Hal ini mendorong Indonesia untuk mengekspor bahan mentah/bahan baku ke negara lain untuk di olah.

2. Penghematan biaya produksi

Bagi negara yang belum memiliki ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk membuat sendiri produk seperti mobil dan handphone, pembuatannya akan menghabiskan biaya produksi yang jauh lebih mahal dibandingkan jika negara tersebut membelinya dari negara lain. Oleh karena itu membeli produk seperti mobil dan handphone dari negara pembuatnya dapat menghemat biaya produksi.

3. Pemenuhan kebutuhan nasional

Ada kalanya suatu negara tidak mampu memenuhi semua barang dan jasa yang menjadi kebutuhan penduduk, sehingga untuk memenuhinya suatu negara perlu mengimpor barang dan jasa tersebut dari luar negeri. 

Dengan demikian kebutuhan produk dapat dipenuhi. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu faktor pendorong perdagangan internasional.

4. Perbedaan penguasaan teknologi

Faktor pendorong perdagangan internasional keempat adalah penguasaan teknologi. Penguasaan teknologi yang tidak merata antar tiap negara, menyebabkan terjadinya perdagangan internasional. 

Negara dengan teknologi maju mampu menjual barang dengan harga murah kepada negara yang memiliki teknologi sederhana. Contohnya Indonesia mengimpor mobil dari Jepang karena Jepang memiliki teknologi pembuatan mobil yang maju.

Itulah beberapa informasi faktor pendorong perdagangan internasional. Artinya, faktor yang tidak termasuk latar belakang munculnya perdagangan internasional adalah di luar dari beberapa hal di atas. Simak penjelasan lengkap perdagangan internasional dalam tautan berikut ini. 

https://money.kompas.com/read/2021/11/29/201558226/faktor-pendorong-perdagangan-internasional

Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke