Menurut Vice President of Research and Development ICDX, Isa Djohari, koreksi harga akan dipengaruhi oleh perkembangan krisis energi karena musim dingin di Eropa, perkembangan kasus Covid-19 yang berdampak pada sektor transportasi dan travel, serta pergantian musim yang berpengaruh pada sektor pertanian.
“Secara umum, perdagangan komoditi 2022 global masih akan dipengaruhi oleh perkembangan Covid-19. Dampak Covid-19 terhadap perdagangan komoditi terkait dengan para pekerja dari komoditas tersebut,” kata Isa secara virtual, Selasa (25/1/2022).
Isa mengungkapkan, ketika terjadi outbreak dan diberlakukan pembatasan-pembatasan yang kemudian akan berdampak pada pengurangan pekerja, maka kegiatan produksi menurun ataupun gangguan distribusi. Hal tersebut yang kemudian akan mempengaruhi harga komoditas.
Isa mengatakan, ICDX terus berupaya untuk meningkatkan transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi salah satunya dengan meluncurkan kontrak baru. Pada 2021 lalu, ICDX telah mendapatkan persetujuan BAPPEBTI untuk mengeluarkan kontrak produk karet yang direncanakan akan launching pada 2022.
“Kontrak karet yang nantinya akan ditransaksikan adalah produk turunan dari karet alam, yaitu SIR 20. Dari sisi harga, komoditi karet ini akan banyak dipengaruhi oleh minyak bumi. Jika harga minyak bumi tinggi, maka harga karet sintetis akan naik,” ungkap Isa.
Namun di sisi lain, karena 70 persen produksi karet dunia digunakan untuk manufaktur ban kendaraan, jika terjadi penurunan produksi di sektor otomotif juga akan mempengaruhi harga karet.
Minyak bumi hingga emas
Research and Development ICDX, Girta Yoga mengatakan, ada beberapa faktor yang berkaitan dengan tren dan koreksi komoditas di tahun 2022. Misalnya trend minyak bumi di Eropa, yang mana saat ini wilayah Eropa sedang mengalami musim dingin, sehingga angka permintaan minyak bumi masih tinggi.
Namun, seiring dengan perubahan musim yang diperkirakan akan terjadi di bulan Maret, kemungkinan akan terjadi penurunan permintaan, yang dapat menyebabkan koreksi harga pada minyak bumi.
“Komoditas energi pada tahun 2022 cenderung masih akan menguat. Komoditas energi sendiri pada 2021 lalu menunjukkan tren kenaikan harga, dengan harga rata-rata tertinggi minyak mentah di atas 80 dollar AS per barel atau tertinggi dalam tujuh tahun,” jelas Girta.
Harga tertinggi dilanjutkan oleh gas alam, yakni di atas 5 dollar AS per mmbtu, tertinggi dalam tujuh tahun, dan batubara hampir 225 dollar AS per ton, tertinggi lebih dari 10 tahun.
Di sisi lain, BAPPEBTI, Kementerian Perdagangan, selaku regulator Bursa Komoditi ICDX, yang mengawasi Perdagangan Berjangka Komoditi terus berupaya untuk mendorong masyarakat untuk bertransaksi emas secara digital.
Apalagi saat ini, perdagangan emas digital telah dijamin melalui Peraturan BAPPEBTI No. 4 Tahun 2019. Aturan ini menjamin Perdagangan Fisik Emas Digital yang diselenggarakan melalui bursa berjangka.
Research and Development ICDX, Nikolas Presetia mengungkapkan, mekanisme untuk perdagangan fisik emas digital terdapat dua jenis, yakni penyepadanan di dalam bursa dan di luar bursa. Perbedaannya terdapat pada matching transaksinya, jika di luar bursa maka transaksi terjadi di penyedia platform perdagangan emas.
Sementara, mekanisme melalui bursa akan disepadankan di dalam bursa, di mana permintaan beli dan jual akan masuk melalui perantara dan ditemukan melalui bursa, dikliringkan oleh lembaga kliring yakni Indonesia Clearing House, dan kemudian dilaporkan kepada BAPPEBTI, Kementerian Perdagangan.
“ICDX menargetkan akan ada lima pedagang emas fisik secara digital yang terdaftar di ICDX untuk semester pertama 2022, saat ini juga sudah ada tiga pedagang emas fisik secara digital yang terdaftar di ICDX yakni Treasury, Indogold, dan LakuEmas,” jelas Nikolas.
https://money.kompas.com/read/2022/01/25/144259626/icdx-secara-umum-perdagangan-komoditi-global-2022-masih-dibayangi-covid-19