Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meneropong Prospek Reksa Dana Pendapatan Tetap Tahun 2022

Kondisi ini agak berbalik di 2021, tingkat inflasi mulai melonjak tinggi terutama di negara Amerika Serikat dan karena perekonomian mulai kembali normal, suku bunga yang tadinya sangat rendah tersebut perlahan mau dinaikkan mendekati level normalnya.

Dalam kondisi demikian, bagaimana kinerja reksa dana pendapatan tetap pada 2022?

Suku bunga Amerika Serikat yang dijadikan sebagai acuan Bank Sentral berbagai negara di dunia saat ini adalah 0 persen yang sudah ditetapkan sejak 2020 sebagai antisipasi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sementara level yang “normal” adalah di sekitar 2 persen.

Karena kondisi ekonomi yang berangsur-angsur kembali normal, maka Bank Sentral AS juga berencana mengembalikan kembali ke level yang normal di 2 persen.

Sebagai Bank Sentral terbesar, kenaikan suku bunga kembali ke level normal ini perlu dilakukan secara bertahap dan dikomunikasikan dengan baik supaya tidak menimbulkan gejolak pasar.

Sejauh ini komunikasinya amat baik, karena rencana awalnya kenaikan ini akan terjadi secara bertahap dalam 3 tahun sehingga suku bunga diperkirakan mencapai 2 persen di tahun 2024. Dengan kenaikan secara bertahap ini, diharapkan tidak menimbulkan gejolak pasar yang berlebihan.

Namun inflasi menjadi masalah. Saat ini, Amerika Serikat membukukan inflasi sebesar 7 persen pada akhir 2021. Biasanya angka inflasi AS berkisar di 1 – 2 persen, terakhir kali inflasi 7 persen itu terjadi di 1982.

Tingkat inflasi yang sangat tinggi ini menyebabkan spekulasi pasar akan kenaikan suku bunga lebih cepat. Bisa jadi dari 0 ke 2 persen yang tadinya bertahap 3 tahun, dipercepat menjadi 2 tahun.

Spekulasi ini sebenarnya sudah terjadi sejak akhir tahun lalu dan masih berlanjut hingga awal Februari 2022 ini. Akibatnya kinerja reksa dana pendapatan tetap di tahun 2021 tidak begitu bagus, hanya 2,32 persen di 2021 dan -0,04 persen dari awal tahun hingga 7 Februari 2022.

Bagaimana kinerjanya hingga akhir 2022?

Reksa dana pendapatan tetap diperkirakan masih bisa membukukan kinerja antara 3–7 persen di 2022. Memang benar, ada sentimen negatif yang membayangi. Namun terdapat juga sentimen positif yang menopang, antara lain:

Pertama, Inflasi di Indonesia memang juga meningkat, namun masih di level yang ditargetkan pemerintah di 3 persen plus minus 1 persen. Dengan tingkat inflasi yang serendah ini, bisa saja Bank Indonesia ikut menaikkan suku bunga, tapi tidak sampai 2 persen. Cukup 0,5–1 persen saja.

Kedua, Indonesia termasuk negara yang sangat diuntungkan dengan booming harga komoditas yang terjadi saat ini. Dengan surplus ekspor yang besar ini, nilai rupiah terhadap dollar AS diperkirakan dapat bertahan di bawah level 15.000. Prediksi Panin AM di 14.500 – 14.700 untuk 2022.

Ketiga, Permasalahan tingkat inflasi yang tinggi di Amerika Serikat tidak semata-mata karena faktor permintaan yang tinggi, tapi juga karena supply disruption seperti gangguan pada transportasi (akibat kebijakan lockdown Pelabuhan), produksi pabrik yang belum kembali normal karena kekurangan tenaga kerja. Supply disruption ini bersifat sementara dan mau bunga dinaikkan juga tidak ada dampak langsungnya. Sehingga belum tentu spekulasi pasar akan terjadi

Keempat, obligasi memiliki kupon. Tergantung isinya, apakah obligasi negara atau korporasi, nilai kupon yang tetap ini bisa berkisar antara 5–8 persen (sebelum pajak). Harga obligasi memang bisa naik turun, tapi bisa saja masih bisa tertutupi dari kupon yang dibagikan sehingga tingkat return masih positif.

Memang untuk bisa mengulangi kinerja mendekati double digit seperti pada 2019 dan 2020 cukup sulit, namun antara 3-7 persen masih sangat dimungkinkan. Momentum penurunan harga obligasi juga bisa dijadikan sebagai momentum untuk mendapatkan harga rata-rata pembelian yang rendah.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

https://money.kompas.com/read/2022/02/09/163700826/meneropong-prospek-reksa-dana-pendapatan-tetap-tahun-2022

Terkini Lainnya

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke