Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Ini Strategi "Cuan" Mengelola Aset Investasi

Mengingat Rusia dan Ukraina memiliki peran yang penting dalam rantai pasokan migas, metal industri dan pangan dunia, dampak instan yang dirasakan adalah kenaikan harga komoditas dan inflasi.

Caroline Rusli, CFA – Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengatakan, ketatnya pasokan di pasar komoditas semenjak pandemi serta kekhawatiran disrupsi pasokan yang disebabkan oleh konflik ini mendorong harga komoditas menyentuh level yang sangat tinggi.

“Namun dampak rinci pada setiap negara akan berbeda tergantung pada berbagai faktor seperti posisi net importir/eksportir terhadap pangan dan energi, bobot pangan dan energi dalam keranjang inflasi, posisi fiskal dan ruang kebijakan moneter,” kata Caroline dalam siaran pers, Jumat (18/3/2022).

Menurut Caroline, pasar Asia bisa diposisikan sebagai sarana diversifikasi, terutama bagi pelaku pasar yang ingin mencari peluang investasi di luar Amerika Serikat yang saat ini diterpa tekanan inflasi yang meningkat dan sikap hawkish Fed) atau Eropa (paparan eksposur yang lebih besar terhadap konflik Rusia).

Namun, sama halnya dengan kawasan lainnya, sentimen positif terhadap Asia akan tetap tergantung pada durasi dan perluasan konflik, serta dampak sanksi yang diberikan terhadap pertumbuhan global.

“Sejauh ini pasar saham Asia menunjukkan kinerja yang cukup resilien, beberapa faktor utama seperti valuasi yang atraktif, akselerasi ekonomi di tengah normalisasi pertumbuhan ekonomi negara maju, dan pertumbuhan laba emitennya yang solid menopang kinerja,” jelas dia.

Di samping itu, inflasi yang relatif terkendali (intervensi pemerintah untuk membatasi kenaikan harga komoditas guna menjaga daya beli masyarakat), kenaikan harga komoditas yang menguntungkan beberapa negara penghasil komoditas, serta potensi perlambatan kenaikan suku bunga mendorong sentimen yang lebih positif terhadap Asia.


Indonesia diuntungkan momentum pemulihan ekonomi

Sementara itu, Indonesia justru diuntungkan oleh momentum pemulihan ekonomi yang terus berlanjut seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat dan meningkatnya vaksinasi.

Investasi juga turut mendorong pemulihan ekonomi dimana komponen ini terus meningkat dan realisasi investasi mencapai rekor tertinggi di kuartal terakhir 2021.

Tidak hanya dari sisi domestik saja, sisi ekternal juga memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian.

Pemulihan ekonomi global dan gangguan rantai pasokan menjadi katalis bagi harga komoditas utama Indonesia seperti batu bara, kelapa sawit, dan nikel yang memberikan kontribusi bagi devisa negara dan membantu stabilitas nilai tukar Rupiah.

“Posisi Indonesia sebagai net eksportir komoditas memberikan efek lindung nilai dari kenaikan harga komoditas karena konflik Rusia – Ukraina. Hal ini juga memberikan trickle-down effect terhadap perekonomian secara keseluruhan lewat meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang bekerja dan berhubungan dengan sektor yang bersangkutan,” jelas Caroline.

Caroline mengungkapkan, sejauh ini rupiah menunjukkan kinerja yang resilien, dimana rentang pergerakan Rupiah sudah jauh lebih baik (sempit) bahkan dibandingkan dengan kondisi normal beberapa tahun yang lalu.

“Kondisi ini ditopang oleh fundamental makro ekonomi dan dinamika pasar finansial domestik yang suportif, seperti kinerja ekspor yang solid, peranan investor di pasar obligasi dan saham, skema burden sharing Bank Indonesia, indikator makroekonomi dan eksternal yang solid seperti cadangan devisa tinggi, surplus pada transaksi berjalan, CDS stabil,” jelas Caroline.


Strategi "cuan" menghadapi ketidakpastian

Menghadapi kondisi yang penuh dengan berbagai tantangan, lalu bagaimana strategi portofolio yang diterapkan guna menjaga kinerja dan menangkap peluang yang ada?

Caroline menjelaskan, di tengah tingginya faktor ketidakpastian, strategi pengelolaan portofolio diarahkan untuk menangkap peluang investasi jangka menengah ke panjang. Seperti misalkan komoditas nikel atau batu bara.

“Kami memiliki pandangan positif terhadap komoditas yang mempunyai potensi pertumbuhan struktural yang baik (bukan hanya disebabkan oleh faktor konflik), seperti nikel yang memiliki katalis struktural positif untuk produksi baterai mobil listrik dan dukungan program pemerintah untuk membangun value chain dari baterai mobil listrik di Indonesia,” ungkap dia.

Di samping itu, batu bara juga terlihat cukup solid sebagai alternatif gas, terutama dengan adanya konflik Rusia – Ukraina yang menyebabkan kenaikan harga gas untuk beberapa negara Eropa.

Di sisi lain, berkurangnya pasokan batu bara dari Rusia yang merupakan pemasok batu bara terbesar ketiga di dunia dengan 18 persen dari total perdagangan batu bara menyebabkan kenaikan permintaan batu bara dari produsen lain, termasuk Indonesia.

“Tim equity yang kuat yang melakukan pengelolaan investasi dengan disiplin investasi yang tinggi serta jaringan informasi yang luas memastikan pengelolaan investasi memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali,” tegas dia.

https://money.kompas.com/read/2022/03/19/115709126/di-tengah-perang-rusia-ukraina-ini-strategi-cuan-mengelola-aset-investasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke