Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kian Susut, Berapa Jumlah BUMN Saat Ini?

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mengalami penurunan. Ini merupakan bagian dari inisiatif Kementerian BUMN dalam melakukan restrukturisasi dan reformasi bisnis.

Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN Nawal Nely melaporkan, sampai dengan Desember 2021 tercatat ada sebanyak 87 perusahaan pelat merah. Namun, angka itu terus menurun, dan tengah menuju 42 BUMN sampai dengan Juni mendatang.

"Per Desember 2021 kita sudah hampir 87 BUMN. Meskipun demikian, 87 BUMN-nya sudah mau ke 42 per Juni," kata dia, dalam Sosialisasi Mengenai Penawaran Umum di Pasar Modal kepada BUMN, Selasa (22/3/2022).

Penyusutan jumlah BUMN itu diikuti dengan klasterisasi perusahaan pelat merah. Dengan akan adanya klaster danareksa, maka total akan ada 13 klaster perusahaan pelat merah.

Berdasarkan data yang dipaparkan, ke-13 klaster itu terdiri dari, jasa keuangan, energi, infrastruktur, asuransi, telekom, pariwisata pendukung, mineral dan batu bara, logistik, pupuk dan pangan, perkebunan, manufaktur dan pertahanan, kesehatan, dan danareksa.

"Sebagian besar BUMN memiliki interkoneksi transaksi antar BUMN yang cukup tinggi," ujar Nawal.

Adapun dari total 87 BUMN itu, total asetnya mencapai Rp 8.767 triliun. Angka ini setara dengan 58 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

"Secara portofolio ini aset BUMN menjadi bagian penting dari perekonomian Indonesia," ucap dia.

Penyusutan BUMN bakal berlanjut

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir bakal kembali menyusutkan jumlah perusahaan pelat merah menjadi 37. Saat ini, jumlah BUMN ada 41 perusahaan.

"Dari 108 BUMN yang dikecilkan menjadi 41 bumn sudah berjalan baik. Apakah puas di situ? Tentu tidak. Oleh karena itu, kita akan terus mendorong konsolidasi BUMN dari 41 ke 30," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/3/2022).

"Tetapi tentu ini perlu waktu, untuk itu di masa kepemimpinan saya, saya akan coba fokuskan dari 41 ke 37. Nanti siapa pun menterinya ke depan, bisa melanjutkan ke angka yang kita citakan sama-sama yaitu 30," lanjut Erick.

Menurutnya, penyusutan jumlah BUMN tersebut itu membuat kinerja perusahaan pelat merah meningkat. Hal itu tercermin dari total laba bersih BUMN yang mencapai Rp 90 triliun di 2021, melonjak dibanding 2020 yang sebesar Rp 13 triliun.

"Jadi catatan yang penting, mengurangi jumlah itu korporasinya memang ciut tapi laba bersihnya naik. Ini yang kita akan terus dorong dan insyaallah kami akan jaga amanah ini," kata Mantan Bos Inter Milan tersebut.

Sebagai informasi, Erick Thohir baru saja membubarkan tiga BUMN yaitu PT Kertas Kraft Aceh (Persero) atau KKA, PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas, dan PT Industri Sandang Nusantara (Persero) atau ISN.

Pembubaran dilakukan karena ketiganya sudah lama tidak beroperasi dan tidak produktif. KKA berhenti beroperasi sejak 2008, Iglas berhenti beroperasi sejak 2015, serta ISN sudah berhenti beroperasi sejak 2018.

https://money.kompas.com/read/2022/03/22/162000326/kian-susut-berapa-jumlah-bumn-saat-ini-

Terkini Lainnya

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke