Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Banyak Sarjana Menganggur dan Sulit Mencari Kerja?

Pertanyaan-pertanyaan serupa juga kerap bermunculan di kalangan pembaca yang penasaran mengapa lulusan sarjana banyak yang menganggur.

Lalu kenapa lulusan perguruan tinggi makin sulit mendapat pekerjaan? Mengapa banyak sarjana yang menganggur?

Titik Handayani dari Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah mengulas tentang kenapa sarjana banyak yang nganggur.

Ulasan mengenai mengapa banyak sarjana menganggur ini disajikan dalam penelitiannya yang berjudul Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia dengan Kebutuhan Tenaga Kerja di Era Global.

Dalam penelitian yang dimuat pada Jurnal Kependudukan Indonesia Vol. 10 No. 1 Juni 2015 tersebut, terungkap sejumlah penyebab sarjana banyak yang menganggur.

Lulusan sarjana tak sesuai kebutuhan

Titik Handayani menulis, hasil penelitian McKinsey, UNESCO, dan ILO (2008) menemukan adanya kesenjangan antara sistem pendidikan dengan dunia kerja di Indonesia.

Kesenjangan tersebut yaitu lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi tidak sesuai dengan yang dibutuhkan pengguna kerja.

Hal ini berkaitan dengan adanya fakta tantangan ketenagakerjaan di era global yaitu kurangnya kesempatan kerja produktif sebagai akibat ketidakstabilan dan fluktuasi yang terjadi pada ekonomi global.

Kecenderungan meningkatnya pengganggur muda dan terdidik merupakan salah satu indikasi. Ini merupakan salah satu penjelasan mengapa lulusan sarjana banyak yang menganggur.

Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap tingginya tingkat pengangguran di antaranya adalah:

Sarjana sulit mencari kerja karena berkembangnya teknologi

Lebih lanjut, kondisi ini diperparah oleh perubahan struktural bukan hanya perubahan demografi, tetapi juga efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi, fragmentasi geografis dan mata rantai global.

Di samping itu, era globalisasi berdampak arus mobilitas tenaga kerja antar negara menjadi semakin tinggi.

Hal ini membuat persaingan menjadi semakin ketat, pekerja asing akan mudah masuk dan bekerja di Indonesia sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang dimilikinya.

Implikasinya, kesempatan kerja yang tersedia di dalam negeri akan diisi oleh pekerja asing yang jauh lebih siap dibanding angkatan kerja Indonesia dari segi kualitas, profesionalisme dan kompetensinya.

Permasalahan tersebut merupakan permasalahan berkaitan dengan kesempatan kerja di era global dari sisi demand atau permintaan terhadap tenaga kerja.

Minimnya sarjana berkualitas

Sementara itu persoalan dari sisi supply, angkatan kerja dan penduduk yang bekerja di Indonesia yang berkualitas masih terbatas. Ini juga menjadi jawaban dari pertanyaan kenapa sarjana sulit mencari kerja.

Titik Handayani menjelaskan, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta untuk menghasilkan SDM yang berkualitas melalui pendirian perguruan tinggi (PT).

Meski begitu, dibukanya PT baru di Indonesia secara masif tanpa diikuti dengan penyediaan sarana prasarana yang memadai, bahkan berorientasi profit.

Kondisi tersebut hanya akan menghasilkan jumlah lulusan yang terus meningkat tetapi kurang berkualitas. Ini juga merupakan penyebab sarjana banyak yang menganggur.

Pasar kerja global yang ditandai dengan terintegrasinya tenaga kerja antar negara juga disertai dengan munculnya ragam - jenis pekerjaan baru seiring dengan inovasi sains-teknologi maupun meningkatnya kreativitas untuk menjawab kompetisi yang semakin ketat.

Itulah beberapa penjelasan tentang mengapa banyak sarjana menganggur sekaligus menjawab pertanyaan kenapa sarjana sulit mencari kerja.

https://money.kompas.com/read/2022/03/23/182849126/mengapa-banyak-sarjana-menganggur-dan-sulit-mencari-kerja

Terkini Lainnya

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Whats New
Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Spend Smart
Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke