KOMPAS.com - Presidensi G20 menjadi momentum Indonesia dalam mendorong aksi nyata untuk mengantisipasi perubahan iklim.
Salah satu hal yang diupayakan adalah kontribusi dari sektor bisnis. Sektor ini dituntut mendukung pemenuhan masing-masing negara mencapai komitmen net zero emission (NZE) yang telah ditentukan.
Adapun Indonesia berkomitmen menjalankan akselarasi transisi energi dengan tiga prinsip, yakni energy security, accesibility, dan affordability agar transisi energi berjalan adil dan terjangkau untuk semua pihak.
Sayangnya, transisi energi membutuhkan biaya besar sementara upaya yang dilakukan tidak boleh meningkatkan angka kemiskinan. Untuk mencapai hal ini, dibutuhkan kolaborasi global untuk mencapai tujuan tersebut.
Oleh karena itu, Bank Dunia (World Bank) melalui Program Bantuan Manajemen Sektor Energi atau Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP) mengusulkan dukungan keuangan dan teknis yang komprehensif kepada negara berpendapatan rendah dan menengah untuk memangkas kemiskinan dan memacu pertumbuhan melalui solusi-solusi energi yang berkelanjutan.
“ESMAP akan mengembangkan Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI) dengan pendekatan unik, terintegrasi, dan bisa direplikasi untuk melancarkan stimulus ekonomi hijau melalui investasi publik yang ditargetkan untuk meningkatkan investasi sektor swasta dalam skala besar,” terang Technical Advisory Group (TAG) ESMAP untuk tahun fiskal 2022-2024, Fabby Tumiwa, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (30/3/2022).
Sebagai informasi, Fabby merupakan Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI). Ia telah menggeluti kebijakan energi dan perubahan iklim selama lebih dari 20 tahun. Kiprahnya dikenal karena ia merupakan praktisi energi terbarukan dan pendukung pemerataan akses energi di Indonesia.
Sehubungan dengan penugasannya di World Bank, apresiasi juga disampaikan oleh Fabby dengan banyaknya pihak swasta nasional yang masuk untuk berkontribusi pada penetrasi industri energi terbarukan.
Apresiasi diutarakannya secara langsung pada keterlibatan perusahaan jasa solusi pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap nasional Utomo SolaRUV dan produsen inverter berskala global, Sungrow Power Supply Co Ltd.
“Kerja sama pihak swasta seperti Utomo SolaRUV dan Sungrow mendukung pembangunan ekosistem PLTS di Indonesia untuk mengakselerasi akses energi yang berkelanjutan dan upaya dekarbonisasi,” ujarnya.
Komitmen kerja sama
Sebagai informasi, Utomo SolaRUV telah menandatangani komitmen kerja sama jangka panjang sebesar 300 megawatt (MW) bersama Sungrow Power Supply Co Ltd.
Penandatanganan dilakukan bertepatan dengan perhelatan pameran Solartech Indonesia 2022 pada Sabtu (19/3/2022) antara Direktur Utama PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia Darmawan Utomo dan perwakilan pihak Sungrow, Benny Xiao.
“Ditunjuknya perwakilan Indonesia di TAG ESMAP World Bank bersanding dengan tokoh-tokoh energi dunia menunjukkan pentingnya posisi Indonesia dalam transisi energi dunia,” tambah APAC Director Sungrow Power Supply Co, Luis Xu.
Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya selaku produsen inverter dengan kapasitas terbesar di dunia menyambut agar lompatan energi bersih Indonesia dapat terwujud.
Pada kesempatan sama, Managing Director Utomo SolaRUV, Anthony Utomo, menerangkan bahwa perusahaan akan terus berkomitmen mendukung pemanfaatan energi terbarukan, khususnya PLTS, baik di rooftop bangunan, lokasi perairan (floating PV), maupun lokasi bekas lahan tambang.
Terbaru, produk Utomo SolaRUV turut berkontribusi pada proyek energi baru dan terbarukan (EBT) perusahaan nasional seperti Medco Energi di Pulau Sumbawa, yakni Sungrow SG250HX dan Sungrow COM100A.
“Upaya pemerintah untuk mendorong industri-industri yang berada di Indonesia agar menerapkan konsep industri hijau mengalami beberapa tantangan. Salah satunya adalah terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dalam penerapan industri hijau,” terang Anthony.
Oleh karena itu, kerja sama strategis dengan Sungrow, kata dia, menjadi komitmen Utomo SolaRUV untuk terus mengawal industri-industri di Indonesia menjadi NZE company,” sambungnya.
Selain level industri, transisi energi melalui PLTS atap juga perlu didorong penggunaannya pada level rumah tangga.
Sungrow tidak hanya terkenal sebagai produsen inverter untuk industri, namun juga untuk skala rumah tangga. Bahkan, produk inverter Sungrow yang disediakan Utomo SolaRUV telah bersertifikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Beberapa produk di antaranya, yakni tipe SG5K-D dan SG5.0RT. Adapun komponen inverter Sungrow lainnya bisa dilihat melalui website www.solaruv.co.id.
Sinergi bisnis antara Sungrow Power Supply Co Ltd dengan Utomo SolaRUV menjadi solusi penting dalam hal penyediaan dan pelayanan sumber EBT di Indonesia.
Selain ramah lingkungan, hal tersebut mampu menciptakan kemandirian energi sehingga tidak perlu bergantung pada cadangan batu bara yang ditaksir akan habis dalam 98 tahun mendatang.
https://money.kompas.com/read/2022/03/30/094831326/dorong-pengusaha-swasta-akselerasi-transisi-energi-bank-dunia-angkat-figur