Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lockdown China Mulai Dibuka, Wall Street Menguat

Meghijaunya Bursa Saham New York ini seiring munculnya kabar bahwa Beijing mulai membuka lockdown.

Nasdaq Komposit menguat 0,4 persen, dan S&P 500 naik 0,31 persen. Dow Jones Industrial Average (DJIA) juga menguat 16,08 poin, atau 0,05 persen.

Mengutip CNBC, sentimen investor mendapat dorongan setelah Beijing membatalkan beberapa pembatasan terkait Covid-19.

Sementara itu, The Wall Street Journal melaporkan, regulator China sedang menyelesaikan penyelidikan mereka terhadap raksasa ride-hailing Didi, yang dikabarkan melanggar aturan keamanan data konsumen.

Saham Didi yang tercatat di China menguat 1 persen, dan di Hong Kong naik 2 persen. Sementara di bursa AS melonjak 24 persen. Sementara itu saham JD.com dan Pinduoduo masing-masing bertambah 6,5 persen dan 5,6 persen.

Tom Essaye dari Sevens Report mengatakan, perkembangan yang terjadi di China dapat mendorong sentimen positif investor, tentang prospek ekonomi AS dan Eropa.

“China dibuka kembali dan mudah-mudahan ekonomi akan beroperasi dengan kapasitas penuh dalam sebulan. Itu akan menambah pengaruh besar pada ekonomi global, dan mungkin yang paling penting, mengurangi tekanan rantai pasokan,” kata Tom mengutip CNBC.

Sentimen positif dari China juga meningkatkan keuntungan saham kasino, seperti saham Wynn Resorts yang naik hampir 2,5 persen. Demikian juga dengan produk panel surya Enphase Energy yang melonjak lebih dari 5 persen.

Di awal pekan, saham Amazon naik hampir 2 persen, setelah melakukan stock split atau pemecahan saham 20:1. Sementara itu, Amgen dan Salesforce masing-masing turun lebih dari 1 persen.

Di sisi lain, sentimen kekahwatiran bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga terlalu cepat dan terlalu banyak, akan menyebabkan resesi masih membayangi pergerakan indeks. Pernyataan terbaru dari pembuat kebijakan Federal Reserve menunjukkan rencana kenaikan 50 basis poin pada pertemuan Juni dan Juli.

Sementara itu, imbal hasil Treasury AS 10 tahun mencapai level tertinggi dalam hampir sebulan karena investor menjual obligasi. Meskipun langkah tersebut tampaknya menjatuhkan saham dari level tertingginya, hal itu tidak menyebabkan penurunan besar dalam ekuitas seperti yang terjadi pada awal tahun ini.

“Meskipun suku bunga naik adalah sesuatu yang tidak disukai investor ekuitas, dan kita akan melihat suku bunga yang lebih tinggi dalam waktu dekat. Pertanyaannya adalah apakah pasar obligasi telah menetapkan harga yang tinggi untuk itu,” kata Wayne Wicker, kepala investasi di MissionSquare Retirement.

https://money.kompas.com/read/2022/06/07/065100426/lockdown-china-mulai-dibuka-wall-street-menguat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke