Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dikritik Suka Potong Anggaran, Sri Mulyani: Ini Masalah Keterpaksaan...

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kerap memotong anggaran dengan cara melakukan realokasi hingga refocusing saat pandemi Covid-19, baik di kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah (Pemda).

Pemotongan ini bertujuan untuk membantu pemerintah menangani pandemi Covid-19, membantu warga miskin, hingga penyediaan vaksin. Tak heran, 40 persen dana desa pun ikut dimandatkan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Bendahara itu menyebut, realokasi anggaran dilakukan karena keadaan darurat dan keterpaksaan, bukan karena hobi atau jahil.

"Kami ngutak-ngatik tuh bukan (karena) hobi, Pak. Ini bukan jahil, bukan hobi, bukan juga. Ini karena masalah keterpaksaan dari sisi Indonesia dihadapkan pada prioritas yang memang memaksa kita untuk menggunakan seluruh instrumen yang ada," kata Sri Mulyani dalam rapat bersama DPD RI di Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyatakan, anggaran dana desa yang dialokasi untuk BLT merupakan cara pemerintah menyediakan bantalan sosial.

Kala itu, kata dia, Pemda diminta memilih satu opsi di antara dua pilihan. Memilih dana desa diambil kembali oleh pemerintah pusat untuk dialokasikan demi penanganan pandemi, atau dana tersebut tetap di tangan Pemda namun dialokasikan untuk BLT.

"Akhirnya yang dipilih yang kedua, sehingga memang untuk keseluruhan di Indonesia ya tadi, dibuat earmark dana desa sekian untuk BLT, sekian untuk vaksinasi, dan lain-lain," jelas Sri Mulyani.

Lebih lanjut Sri Mulyani mengakui, pihaknya tak menjamin dana desa dan anggaran lainnya tidak direalokasi dan dilakukan refocusing. Sebab usai pandemi, dunia tengah dilanda krisis lanjutan akibat perang Rusia-Ukraina.

Namun dia berjanji akan mengembalikan kewenangan dan otonomi Pemda untuk mengatur dana desa.

"Ini memang konsekuensi dari pilihan, sih. Jadi kalau menanyakan atau meminta supaya tahun depan jangan sampai diutak-atik lagi, kita juga berharap tidak ada yang menimbulkan alasan untuk utak-atik, gitu lho, Pak," seloroh Sri Mulyani.

Sebelumnya diberitakan, Anggota DPD DI, Leonardus Leo meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak memotong alias merealokasi dan refocusing dana desa untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Pasalnya, realokasi dan refocusing tersebut membuat daerah tidak bisa membangun infrastruktur dari sisa dana yang tersedia.

Leo memaklumi, realokasi dana desa untuk BLT warga di wilayah masing-masing memang diperlukan saat pandemi Covid-19. Namun di tahun 2023, kemungkinan pandemi Covid-19 sudah berakhir.

Adapun penggunaan dana desa sebagai BLT diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021. Beleid itu menginstruksikan, pemerintah desa harus mengalokasikan 40 persen untuk BLT.

Sementara itu, 20 persen lainnya untuk ketahanan pangan, dan 8 persen sisanya untuk penanganan Covid-19.

"(Sisanya) Tinggal 32 persen dananya. Jadi selama 3 tahun itu infrastruktur di daerah tidak bisa dilaksanakan, hanya bisa untuk kegiatan pemberdayaan. Apalagi kepala desa itu langsung dipilih oleh rakyat, janji-janji kepala desa itu sekarang tentang pembangunan banyak yang tidak bisa dilaksanakan," ucap Leo.

https://money.kompas.com/read/2022/06/07/204000126/dikritik-suka-potong-anggaran-sri-mulyani--ini-masalah-keterpaksaan-

Terkini Lainnya

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke