Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Traveloka Garap Potensi Lonjakan Pinjaman Digital dengan Paylater

JAKARTA, KOMPAS.com - Platform layanan perjalanan Traveloka melaporkan terjadi peningkatan penawaran dan pengguna dari layanan pinjaman digital.

Presiden Traveloka Caesar Indra mengutip hasil riset dari “e-Conomy Southeast Asia (SEA) Report - Roaring 20s: The SEA Digital Decade mengatakan, pembayaran digital diperkirakan akan mencapai nilai transaksi bruto sebesar 1,1 triliun dollar AS pada 2025.

Selain itu, ia mengatakan pinjaman digital diperkirakan menjadi empat kali lebih besar dari 23 miliar dollar AS dalam nilai pinjaman berjalan total pada 2020 menjadi senilai 92 miliar dollar AS dalam lima tahun.

"Laporan tersebut menunjukkan peluang pasar yang sangat besar," ujar dia dalam keterangan resmi Selasa (7/6/2022).

Dari data tersebut, ia menyampaikan, Traveloka merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang memperkenalkan layanan pinjaman jangka pendek Buy Now Pay Later (BNPL), atau biasa disebut PayLater pada 2018.

Caesar menyebut, BNPL merupakan solusi bagi pelanggan yang membutuhkan kemudahan berbelanja dan mengatur sendiri cicilan pembayaran, tetapi tidak memiliki akses kepada layanan perbankan tradisional yang mengeluarkan kartu kredit.

Berdasarkan keterangan dia, hanya sekitar 10 persen dari pengguna aplikasi Traveloka di Indonesia, Thailand, dan Vietnam yang memiliki kartu kredit pribadi.

“Banyak eksekutif perusahaan di Indonesia berulang kali gagal mendapatkan kartu kredit dari bank. Hal ini bukan karena mereka tidak layak mendapatkannya. Masalahnya ada pada ketersediaan data. Institusi pemberi kredit atau bank tidak memiliki data keuangan yang cukup dari nasabah sehingga dianggap berisiko bila mendapatkan pinjaman,” imbuh dia.

Pengguna yang tidak memiliki kartu kredit, Caesar bilang, memilih untuk membayar pada saat-saat terakhir dan seringkali harus membayar lebih tinggi karena harga-harga cenderung naik bila terlalu dekat dengan waktu pemesanan, ditambah lagi risiko penawaran semula tidak lagi tersedia.

“Kami tidak menyangka bahwa lebih dari separuh transaksi wisata melalui Traveloka di Indonesia dilakukan melalui transfer antar bank. Kami menyadari banyak pengguna tidak memiliki kartu kredit. Walaupun data kami menunjukkan bahwa hampir semua pengguna mampu membayar di muka, bahkan sebelum mereka menggunakan layanan-layanan kami,” jelas Caesar.

Berdasarkan pengetahuan tersebut, Caesar bilang, Traveloka kemudian meluncurkan Traveloka PayLater pada 2018.

Selain itu, Traveloka juga bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) dalam peluncuran Traveloka PayLater Virtual Number (berikutnya disebut Virtual Number), yang pertama di Indonesia.

Layanan ini memungkinkan pengguna bertransaksi dengan aman dan mudah di pasar dan toko online dengan menggunakan rangkaian 16 angka unik terintegrasi dengan aplikasi seluler Traveloka.

Dalam waktu sebulan setelah peluncurannya, Caesar membeberkan, Virtual Number digandeng oleh online marketplace ternama di Indonesia, begitu juga dengan perusahaan kosmetik internasional, dan ratusan merek terkenal Indonesia.

Berdasarkan keterangan dia, layanan Virtual Number telah digunakan untuk transaksi di lebih dari 20 toko online, sementara 50 persen dari pengguna yang telah mengaktifkan layanan tersebut telah menikmati pengaturan cicilan pinjaman dalam jangka waktu 1-12 bulan.

"Teknologi kecerdasan buatan dan pemelajaran mesin (machine learning) memberi penilaian yang akurat mengenai kelayakan para peminjam untuk mengurangi risiko gagalnya pelunasan pinjaman," kata dia.

“Banyak pemain telah memasuki pasar BNPL, tetapi saya yakin pasar ini cukup besar untuk semua," tandas dia.

https://money.kompas.com/read/2022/06/07/211000826/traveloka-garap-potensi-lonjakan-pinjaman-digital-dengan-paylater

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke