Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Menghadapi Jebakan untuk Investor Newbie

Oleh: Nika Halida Hashina dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Investasi atau trading yang tengah diminati Indonesia membuat tawaran-tawaran mengenai produk ini pun kian meningkat. Dapat dilihat dari beberapa kasus ke belakang, yaitu penipuan saham model ini pun santer terdengar.

Dalam dunia trading, banyak membaca dan jam terbang memang kunci dari keberhasilan. Sayangnya, belum ada lembaga formal yang mengajarkan perihal saham ke khalayak. Padahal, menjadi investor saat ini sangat penting.

Menurut Djumiyati, certified Financial Planner dan Jurnalis kontan.co.id, berinvestasi itu sangat perlu. “Kita berinvestasi itu penting. Sementara, kita menghadapi satu isu, yaitu adanya inflasi tapi gaji kita nggak naik terlalu jauh,” ujar Djum.

Simak perbincangan Djumiyati dengan siniar Cuan, Cari Untung Bareng Teman, dalam episode “Jebakan untuk Investor Newbie”. Dibahas pula kita harus menjadi investor yang cerdas agar tidak merugi.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghindari investasi bodong agar kita tidak tertipu. Berikut adalah cara mengenali dan menghindari investasi bodong.

Cara Menghindari Investasi Bodong

Djumiyati menyampaikan kata kunci yang dapat menolong kita dari produk investasi saham abal-abal adalah “pasti untung”. Hal ini karena investasi pasti memiliki risiko. Misalnya saja yang paling rendah adalah bunga deposito di bank.

Jika terjadi sesuatu pada kondisi perekonomian atau bank itu sendiri, kita yang menaruh uang di bank terancam tidak bisa menarik uang. Walaupun saat ini semua bank rata-rata telah mendaftarkan perusahaannya ke dalam LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), risiko ini tetap ada.

Selain dari keuntungan, ketika berinvestasi jangan berpikir bahwa semua investasi itu sama. Misalnya, jangan samakan bunga deposito dengan trading. Jika kita memasukkan dana ke bunga deposito, karena secara otomatis kita tidak perlu memikirkan mekanisme dari investasi tersebut.

Berbeda dengan memasukkan dana ke pasar bebas. Menurut Djum, yang harus dilakukan minimal kita bisa menimbang-nimbang produk apa yang akan kita pilih dan mengetahui apa yang harus dilakukan setelahnya.

Hindari juga memilih investasi yang terlalu tinggi dan memiliki risiko kerugian yang besar. Misalnya pada saham derivatif seperti aseh rumah. Contohnya, membeli rumah seharga satu miliar tetapi kita baru bisa melakukan DP.

Dalam hal ini, kita memiliki pandangan kalau harga rumah itu akan naik. Benar saja dalam beberapa waktu harga rumah per meter naik, namun derivatif pasti kompleks. Pasti ada aset yang harus digaris bawahi di mana yang kita bayar tidak sebesar yang diperjualbelikan.

Sebagai investor newbie, jika tidak paham mengenai instrumen tersebut secara keseluruhan lebih baik jangan membelinya.

Tips untuk Investor Newbie

Tips dari Djum adalah jangan tergiur dengan klaim keuntungan besar. Investor besar akan kembali memikirkan jika melihat tawaran seperti itu. Oleh karenanya, sebagai pemula, kita jangan langsung percaya dengan iklan atau ucapan orang lain.

Hal yang paling sering terjadi adalah tawaran dari bandar untuk membeli suatu produk investasi, tetapi ketika kita sudah membelinya, bandar tersebut kabur atau mengambil keuntungannya sendiri.

Djum menjelaskan bahwa setiap ingin membeli investasi, pastikan kita mengetahui siapa pengawasnya. Hal ini memang tidak menjamin keamanan seratus persen, tetapi minimal ada pengawas yang bisa menjaga agar uang kita tetap aman.

Adanya keinginan untuk ikut-ikutan yang sebenarnya menjebak banyak anak muda untuk turut membeli saham tanpa mempelajarinya secara detail.

Oleh karenanya, untuk pemula, Djum menyarankan untuk mengambil instrumen yang sederhana saja misalnya reksa dana pasar uang, obligasi yang retail, saham, emas, lalu properti.

Douglas Boneparth, CFP yang berbasis di New York City, mengungkapkan langkah untuk para investor newbie.

Pertama adalah identifikasi tujuan keuangan, yaitu dengan menentukan tujuan memiliki investasi, misalnya untuk kebutuhan masa pensiun.

Dalam hal ini kita harus mengidentifikasinya dan kemudian menghitungnya, menurut Boneparth pertanyakan, “Kapan ingin mencapai target itu dan berapa biayanya?” Terakhir, prioritaskan tujuan utama dengan kepentingan dan urgensi, baru mulai berinvestasi.K

Kedua adalah memahami arus kas keuangan diri karena hal ini penting untuk mengetahui berapa banyak uang yang diterima setiap bulan dan berapa banyak yang dikeluarkan. Dengan cara ini, tabungan dan investasi dapat berjalan konsisten.

Dan yang terakhir, yaitu miliki dana darurat. Pastikan kita memiliki cadangan uang tunai yang dapat digunakan dengan mudah sebelum memasukkan uang ke pasar. Ini adalah uang tunai yang dapat digunakan dalam waktu darurat.

Simak penjelasan Djum lebih lanjut dalam siniar Cuan “Jebakan untuk Investor Newbie”. Ikuti juga siniarnya agar kamu terus terinfo perihal keuangan, investasi, asuransi hingga cara cari cuan hingga untung.

https://money.kompas.com/read/2022/06/26/094438426/cara-menghadapi-jebakan-untuk-investor-newbie

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke