Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hadapi Krisis Global, Mentan SYL Tegaskan Pertanian Indonesia Tetap Tumbuh dan Tangguh

“Ancaman pandemi Covid-19 belum selesai dan membuat perputaran ekonomi menjadi rendah. Semua yang sebelumnya dapat berjalan dengan rutin dan normatif dalam dua tahun ini menjadi berubah. Tapi Indonesia tetap bisa mempertahankan, bahkan membuatnya menjadi tumbuh dan tangguh,” jelas Mentan SYL dalam keterangan persnya, Kamis (4/8/2022).

Hal itu dikatakan langsung oleh Mentan SYL saat menghadiri rapat koordinasi (rakor) dengan tema kebijakan penyerapan produk pangan dalam negeri dan peningkatan produk pangan nasional dengan sosialisasi regulasi terkait ekspor dan impor kepada para pelaku usaha, di Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Sebagai informasi, kondisi pertanian di Indonesia sempat terancam akibat dari pandemi Covid-19 dan perubahan cuaca yang tidak menentu. Selain itu, terjadinya perang Rusia-Ukraina membuat kondisi pertanian di dunia menurun.

Menurut Mentan SYL, sektor pertanian di Indonesia telah membuktikan sebagai bantalan ekonomi negara dengan meningkatnya hasil produksi, meningkatnya bidang ekspor, dan kesejahteraan petani menjadi meningkat.

Oleh karena itu, Mentan SYL berharap semua pihak mampu menyerap setiap produksi yang dihasilkan di dalam negeri.

“Cuaca di Indonesia masih mendukung sektor pertanian dengan masih ada hujan dan matahari. Ini menjadi peluang bagi kita untuk membuat produksi sendiri di dalam negeri dan menjaga agar inflasi tidak naik lagi, sehingga daya beli rakyat tidak menurun. Jadi, mari kita buat substitusi impor sendiri,” jelas Mentan SYL.

Perihal inflasi, Mentan SYL mengatakan, semua negara di dunia sedang dalam kondisi yang tidak baik karena meningkatnya inflasi. Adapun negara yang mengalami inflasi cukup tinggi adalah Amerika Serikat dengan inflasi mencapai 8,6 dan Turki yang mencapai 73,5.

“Indonesia tingkat inflasi masih terjadi di angka 3,55. Maka dari itu, saya katakan pertanian Indonesia itu sangat tangguh. Di 2021 ekspor naik menjadi 38,68 persen dan di 2022 ekspor naik 15,79 persen. Hal itu dikarenakan komoditi Indonesia sangat laku di pasar dunia,” kata Mentan SYL.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan berbagai produksi pertanian dalam negeri.

Dalam mendukung kinerja tersebut, ia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama membangun pertanian sebagai upaya dalam menghadapi terjadinya krisis global. Sebab, pertanian merupakan sektor strategis yang menjadi bantalan ekonomi di saat pandemi.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Maka dari itu kami mengajak seluruh masyarakat untuk saling bahu-membahu bekerja sama untuk menguatkan ketahanan pangan negara kita sendiri,” jelas Musdhalifah.

Lebih lanjut, Musdhalifah mengatakan, terdapat banyak persoalan yang telah mempengaruhi sektor pertanian Indonesia, di antaranya perubahan cuaca atau climate change. 

Salah satu indikasi climate change adalah perubahan cuaca secara tiba-tiba, yakni yang awalnya hujan menjadi terik atau sebaliknya. 

“Perubahan cuaca yang tak menentu membuat pertanian juga menjadi terganggu, seperti yang terjadi di negara Eropa yang suhu udara bisa mencapai 40 derajat. Selain itu, konflik antara Rusia-Ukraina membuat kita mengimpor sebanyak 27 juta ton gandum.

“Setelah konflik ini harus mencari sumber gandum lainnya, karena kita sudah terbiasa makan roti dan mie instan, sehingga semua rakyat sudah tergantung mengonsumsi gandum. Oleh karena itu, setiap minggu kita laksanakan rapat mengenai pangan supaya siap menghadapi krisis global agar kita bisa membuat bahan makanan sendiri,” katanya.

https://money.kompas.com/read/2022/08/04/093947926/hadapi-krisis-global-mentan-syl-tegaskan-pertanian-indonesia-tetap-tumbuh-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke