Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Alasan Masyarakat Masih Gunakan Tabungan Bank meski Bunganya 0 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai perbankan menetapkan suku bunga tabungan 0 persen atau di bawah 1 persen. Besaran bunga tabungan tergantung pada banyaknya jumlah saldo di rekening nasabah.

Namun, meski bunga tabungan yang didapat rendah bahkan hampir tidak ada, ternyata menaruh dana di bank tetap dilakukan masyarakat untuk berbagai tujuan.

Seperti yang dilakukan oleh F.A, seorang karyawan swasta. Dia mengatakan tetap menabung di bank untuk keperluan tabungan pendidikan anak dan dana darurat.

Sebab, dana yang disimpan di tabungan lebih mudah untuk diambil ketimbang di instrumen penyimpanan lain. Selain itu, menabung di bank juga terbilang aman ketimbang menabung sendiri.

"Paling kalau tabungan biasanya buat biaya yang tak terduga macem benerin rumah, biaya rumah sakit, anak sekolah, dan sejenisnyalah," ujar FA (27 tahun) saat ditanyai Kompas.com, Senin (12/9/2022).

Berbeda dari F.A, Ferdy justru tetap menyimpan uang di bank lantaran untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran sehari-hari.

"Tetap sih, karena belum ada tempat yang efektif untuk menyimpan uang yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari," karta Ferdy, wiraswasta, 28 tahun.

Menurut Ferdy, tabungan di bank memudahkannya mengelola keuangan. Untuk itu, dia menggunakan beberapa rekening tabungan yang berbeda untuk memisahkan antara dana tabungan dan dana sehari-hari.

"Jika semua berupa cash akan sulit menghitungnya, jika titip di orang tua besoknya akan jadi masakan. Saya punya satu rekening terpisah untuk tabungan, cukup efektif sebagai dana darurat," ucapnya.

Sementara itu, seorang karyawan swasta berusia 34 tahun, Wahyu, mengatakan, dia tidak peduli meski suku bunga tabungan 0 persen. Sebab, tujuannya menabung di bank hanya untuk menyimpan dana darurat.

"Sejak awal saya tidak terlalu mementingkan bunga. Perlu (menabung di bank), supaya jika membutuhkan sesuatu tidak mudah berhutang," ujar Wahyu kepada Kompas.com.

Ternyata, masih banyak masyarakat yang menilai menabung di bank tetap perlu dilakukan meski tidak memberikan keuntungan yang besar.

Seperti ucapan Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira yang mengatakan, minat masyarakat untuk menabung di bank masih tinggi hal ini lantaran faktor kebiasaan dan diperkuat dengan kondisi pandemi Covid-19.

"Tren menabung bank masih tinggi," ujarnya kepada Kompas.com, dilansir pada Senin (12/9/2022).

Menurut Bhima, masyarakat masih banyak yang menabung di bank lantaran menabung sudah menjadi kebiasaan akibat kampanye inklusi keuangan disamakan dengan gerakan membuka rekening di bank.

Kemudian, adanya pandemi membuat masyarakat menahan uang yang dimiliki dengan menyimpannya di tabungan bank.

Kendati minat masyarakat untuk menabung di bank masih tinggi, kata dia, terjadi pergeseran fungsi dari tabungan bank yang tadinya dimanfaatkan untuk menabung dan mendapatkan keuntungan dari bunga bank.

Saat ini masyarakat memanfaatkan tabungan bank untuk dapat melakukan transaksi, seperti berbelanja online atau mengisi dompet digital (e-wallet).

"Sebagian masyarakat memanfaatkan tabungan di bank bukan mengharap bunga, tapi mengharap fasilitas seperti e-wallet, emoney, belanja online, atau membayar kartu kredit," ucap Bhima.

https://money.kompas.com/read/2022/09/12/174000826/ini-alasan-masyarakat-masih-gunakan-tabungan-bank-meski-bunganya-0-persen

Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke