Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sistem "Pay Later" Berkembang Pesat, Literasi Keuangan Harus Ditingkatkan

Di Indonesia, tingginya permintaan akan sistem pembayaran ini mendukung kinerja e-commerce yang meningkat 23 persen menjadi Rp 108.54 triliun pada kuartal 1-2022 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Era kemajuan digital berbanding lurus dengan besarnya kebutuhan masyarakat, atau yang biasa disebut dengan era gaya hidup digital-first bagi Gen Z dan kaum milennial. Era ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan semua kebutuhan hanya dalam satu genggaman saja, terutama melalui e-commerce.

Peningkatan kebutuhan akan pengalaman berbelanja yang terintegrasi dengan kenyamanan dan personalisasi ini, mendukung prediksi pertumbuhan layanan BNPL di Indonesia yang akan tumbuh sebesar 94,7 persen dengan total transaksi mencapai total 2,7 miliar dollar pada akhir tahun 2022, berdasarkan data dari Laporan Business Wire.

Perkembangan yang cukup besar ini yang menjadikan sistem BNPL menjadi salah satu metode pembayaran paling populer dan diminati oleh masyarakat Indonesia, terutama selama masa pandemi.

Literasi keuangan

Namun, pesatnya sistem pembayaran Pay Later ini, seharusnya dibarengi dengan literasi keuangan yang memadai, sebab sistem ini berbeda dengan sistem cicilan kredit pada umumnya.

Saat ini, literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 menyebutkan, indeks inklusi keuangan di Indonesia cukup besar sekitar 76,19 persen, namun indeks kemajuan literasi keuangannya masih berkisar 38,03 persen saja.

“Kami lihat masih banyak masyarakat yang memiliki perspektif terkait sistem BNPL disamakan dengan sistem cicilan kredit. Padahal sistem BNPL sendiri menjadi salah satu opsi terbaik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sambil memaksimalkan manajemen keuangan yang mereka miliki," kata Winardi Wijaya, General Manager dari Atome, startup BNPL yang berbasis di Singapura, melalui rilisnya, Kamis (29/9/2022).

Rendahnya literasi keuangan juga tercermin dari rendahnya data penetrasi kartu kredit.

"Jika kita melihat data penetrasi kartu kredit yang masih terbilang rendah di Indonesia, layanan BNPL memiliki peluang yang besar dengan segala fleksibilitas dan kemudahan yang dihadirkan. Perbedaan ini juga menjadi faktor pendukung pertumbuhan dan besarnya akses transaksi pada sistem BNPL yang telah dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka," lanjut Winardi.


BNPL bukan cicilan kredit

Menurut Winardi, layanan BNPL memang cukup berbeda dari cicilan kredit yang dapat dilihat dari suku bunga, kriteria kelayakan, diskon, serta kemudahan aksesnya.

Atome sendiri sebagai startup BNPL menerapkan Credit Scoring dan BI Checking untuk penentuan persetujuan dan batas kredit bagi nasabah.

Kendati demikian, ketentuan pada sistem BNPL tidaklah sekompleks layanan kartu kredit. Atome mensyaratkan pengguna dengan batasan minimal usia 17 tahun dan telah memiliki KTP.

Selain itu, juga ada kemudahan sistem pembayaran cicilan hingga 12 bulan dengan suku bunga 0 persen alias tanpa bunga sama sekali untuk pilihan cicilan 30 hari dan 3 bulan. Dengan demikian pengguna BNPL Atome bisa dengan bebas menentukan lama cicilan sehingga memudahkan mereka dalam mengatur pengeluarannya.

Sebagai informasi, Atome sebagai startup BNPL, hadir sejak tahun 2019, Atome saat ini telah memiliki lebih dari 5 juta pengguna yang tersebar di seluruh Indonesia dengan ekosistem yang cukup besar.

Pengguna Atome di Indonesia dapat bertransaksi di lebih dari 600 merchant dan lebih dari 7,700 toko atau outlet baik secara offline ataupun online.

"Pada tahun 2021 lalu, Atome memiliki pertumbuhan pengguna yang cukup signifikan yaitu meningkat 1.700 persen dibandingkan tahun 2020,” kata Winardi.

https://money.kompas.com/read/2022/09/29/153720626/sistem-pay-later-berkembang-pesat-literasi-keuangan-harus-ditingkatkan

Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke