Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Naik Kelas, Omzet Kelompok Pengrajin Pandai Besi Ini Capai Rp 1 Miliar

Omzet kelompok beranggotakan 20 pengrajin itu tumbuh seiring dengan produktivitas yang meningkat. Salah satu pendongkraknya ialah melalui pembinaan yang dilakukan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

Ketua Gayeng Ruyeng Mukhlis menjelaskan, para pengrajin pandai besi yang tergabung mengolah bilah-bilah sisa besi dan baja menjadi berbagai ragam alat pertanian, pertukangan, dan juga berbagai jenis pisau. Usaha ini sudah turun temurun dari sejak puluhan tahun silam.

Namun, kehadiran YDBA diakui banyak mengubah pola kerja para perajin di Pasir Wetan. Semula ia menghasilkan 20 golok per hari, kini dengan kondisi kerja yang nyaman, Mukhlis bisa menghasilkan 30 golok.

"Perajin lainnya juga mengalami hal sama," kata dia dalam keterangan diterima Kompas.com, Selasa (11/10/2022).

Mukhlis melanjutkan, proses kerja berubah. Sebelumnya hanya mengenal besi per dan besi pelat biasa, kini pengetahuannya bertambah dengan bahan baku varian baja modern. Belum lagi dari pelaporan keuangan yang semakin rapi.

“Kami harap, produk kami semakin baik, dan bisa ekspor, tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri. Jadi kami bisa menikmati penghasilan yang meningkat,” kata Mukhlis.

Peningkatan produktivitas itu kemudian berpengaruh pada peningkatan omzet, di mana berdasarkan data YDBA, sepanjang tahun 2021, omzet kelompok Gayeng Ruyeng mencapai Rp 967 juta. Sementara pada Januari hingga Agustus 2022, omzet sudah mencapai Rp 1,09 miliar.

Pendampingan YDBA

Koordinator YDBA Banyumas Eko Wandiro menjelaskan, pihaknya telah hadir mendampingi Gayeng Ruyeng sejak 2020. Sejumlah pelatihan dan pendampingan diberikan secara intensif untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusianya, termasuk produknya.

"Kami ingin UMKM pandai besi naik kelas, baik dari sisi kompetensi dan produk yang dihasilkan. Contohnya, mereka yang sejak dulu menjual produknya hanya ke tengkulak, kini variasi produknya bertambah, bisa dipasarkan ke kalangan chef profesional," tutur dia.

Lebih lanjut ia bilang, YDBA mendampingi mereka dengan menggandeng banyak pihak. YDBA berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait yang berkomitmen mengembangkan produk pisau UMKM Gayeng Ruyeng hingga memiliki standar QCD atau quality, cost, and delivery.

Pihaknya pun memberi pelatihan rutin seperti mentalitas dasar, prinsip manufaktur 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) yang diterapkan juga di Astra, pembukuan sederhana, pengetahuan bahan material, dan sejumlah pelatihan teknis lainnya. Termasuk pendampingan UMKM dalam hal pemasaran.

"Saat ini UMKM pandai besi sedang berupaya menghasilkan pisau sesuai standar chef internasional. Sejumlah tahapan sudah dilewati, termasuk menemukan bahan yang cocok dengan bantuan laboratorium dari Astra Otoparts," kata dia.

"Kini masih dalam tahap uji, termasuk pengujian di kalangan ICA (Indonesian Chef Association). Kami harap ini berhasil dan dapat diterima," tambah Eko.

Jika pisau itu sukses, tentunya akan mengangkat UMKM pandai besi naik kelas, karena bisa menghasilkan produk standar internasional. Pisau buatan UMKM pandai besi Banyumas itu juga tengah dikirim ke Swedia untuk mendapat kajian.

https://money.kompas.com/read/2022/10/11/203000926/naik-kelas-omzet-kelompok-pengrajin-pandai-besi-ini-capai-rp-1-miliar

Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke