Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertemuan Ke-4 FMCBG G20 Bahas Aset Kripto hingga Cross Border Payment

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, sejumlah topik penting yang dibahas meliputi peningkatan risiko keuangan terkait perubahan iklim, aset kripto, ketahanan siber, dan pembayaran lintas batas (cross border payment).

Kemudian pertemuan juga membahas strategi untuk mendukung pemulihan ekonomi, mengatasi scarring effect dari pandemi Covid-19 di sektor keuangan, mengatasi kerentanan inklusi keuangan, hingga data gaps initiative (DGI).

"Pada hari pertama pertemuan kita, kita melakukan diskusi yang bermanfaat tentang peningkatan ekonomi global dan arsitektur keuangan internasional. Hari ini kita beralih ke sesi berikutnya, yaitu masalah sektor keuangan," ujar Perry dalam welcoming remarks 4th FMCBG, Kamis (13/10/2022).

Perubahan iklim

Lebih lanjut Perry menjelaskan, pembahasan terkait penanganan peningkatan risiko keuangan akibat perubahan iklim masih terus berlanjut. Financial Stability Board (FSB) telah menyerahkan panduan tentang pengawasan dan peraturan terhadap risiko perubahan iklim.

Dengan demikian, diperlukan pembasan terkait topik ini agar pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 November mendatang FSB dan Network for Greening the Financial System (NGFS) dapat menerbitkan laporan bersama terkait analisis sekenario perubahan iklim yang dapat dijadikan referensi bagi negara anggota G20 dalam mengantisipasi perubahan iklim.

"Setelah konsultasi publik pada bulan April dan laporan kemajuan tentang pengungkapan terkait iklim, kami ingin meminta bimbingan dan pandangan Anda tentang dua bidang ini untuk meningkatkan pekerjaan ini lebih lanjut," ucapnya.

Aset kripto

Sementara terkait topik aset kripto, G20 telah menyetujui bahwa aset kripto termasuk stable coin harus tunduk pada regulasi dan pengawasan yang ketat. Selain itu, G20 juga mempertimbangkan fitur aset kripto yang baru dan pemanfaatannya.

Perry bilang, FSB juga telah menyerahkan beberapa laporan terkait aset kripto ini. Laporan pertama berisi pasar dan aktivitas aset kripto sedangkan laporan kedua tentang pengaturan stable coin global.

"Dalam hal ini, FSB juga akan melaporkan kepada G20 dan publik pada November 2022 tentang pendekatan yang diusulkan untuk memantau kemajuan apa yang menjadi target menggunakan indikator kinerja utama," kata Perry.


Ketahanan siber hingga inklusi keuangan

Mengenai ketahanan siber, FSB telah mengembangkan laporan untuk mencapai konvergensi yang lebih besar dalam pelaporan insiden siber. Laporan FSB ini akan menguraikan pentingnya harmonisasi yang lebih besar dalam insiden siber agar lebih tepat waktu dan akurat.

Kemudian menteri dan gubernur bank sentral G20 juga akan membahas lebih lanjut terkait laporan interim exit strategy dan scarring effect dari pandemi Covid-19 di sektor keuangan oleh FSB yang dilaporkan Juli 2022. Hasil dari pembahasan ini juga akan dilanjutkan saat KTT G20.

Pada agenda inklusi keuangan, Presidensi Indonesia bersama dengan Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) akan memfokuskan diskusi pada kebijakan untuk mengintegrasikan sisi penawaran sektor keuangan dengan sisi permintaannya dengan membangun kerangka inklusi keuangan bagi kelompok rentan dan UMKM.

"Terakhir, Dana Moneter Internasional (IMF) bekerja sama erat dengan FSB dan anggota Inter Agency Group on economic and financial statistics mempersiapkan rencana dari DGI baru sebagaimana yang diamanatkan oleh G20 pada Juli 2022," tutupnya.

https://money.kompas.com/read/2022/10/14/063200026/pertemuan-ke-4-fmcbg-g20-bahas-aset-kripto-hingga-cross-border-payment

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke