Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Genjot Ekspor, 10 Kecamatan di Lampung Dapat Bantuan Bibit Kakao

Sudin mengungkapkan penurunan nilai ekspor salah satu komoditas unggulan di Lampung pada tahun 2022 ini mencapai 10 persen dibanding tahun 2021.

"Nilai ekspor coklat daerah Lampung tahun 2022 ini hanya mencapai 90 persen dibandingkan dengan nilai ekspor coklat Provinsi Lampung tahun 2021," kata Sudin dalam Bimtek Badan Karantina Pertanian Lampung di Kabupaten Pesawaran, Jumat (25/11/2022).

Menurutnya, kakao adalah komoditas perkebunan Indonesia yang memiliki peluang ekspor tertinggi bersama kopi.

"Untuk kopi, Indonesia adalah negara urutan keempat terbanyak penghasil kopi. Sedangkan untuk kakao, Indonesia adalah urutan ketiga terbesar di dunia," kata Sudin.

Dan berdasarkan data BPS tahun 2021 serta data Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian tahun 2021, salah satu daerah penghasilnya adalah Provinsi Lampung.

Sudin berharap petani bisa menumbuhkan semangat lagi agar ekspor kakao ini meningkat di tahun 2023 mendatang.

Sebagai stimulasi peningkatan ekspor kakao, Sudin memberikan bantuan ribuan bibit tanaman cokelat itu ke 10 kecamatan di Kabupaten Pesawaran.

Sementara itu, Sekretaris Badan Karantina Pertanian (Barantan) Lampung Wisnu Haryana mengungkapkan pada data Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) memang tercatat adanya penurunan ekspor.

"Ada penurunan ekspor kopi dan kakao dari Provinsi Lampung pada tahun 2022 ini," kata Wisnu.

Ekspor kopi Lampung pada tahun 2019 tercatat mencapai 215.307 ton, kemudian tahun 2020 naik jadi 237.881 ton, pada 2021 turun jadi 235.621 ton, dan 2022 turun jadi 167.662 ton.

Sedangkan ekspor kakao pada 2021 mencapai 285 ton dan menurun di tahun 2022 menjadi 101.22 ton.

"Kita harus memperhatikan keberlanjutan pertanian kedepannya. Nilai ekspor komoditas ekspor produk pertanian di Lampung dari tahun ke tahun saat ini menurun. Sehingga kita perlu berupaya untuk kenaikannya kembali," kata Wisnu.

Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona mengamini adanya penurunan ekspor kakao dan kopi di kabupaten yang dipimpinnya itu.

Menurut Dendi, penyebab turunnya produksi kakao adalah karena kondisi tanaman yang mayoritas sudah tua.

"Kakao di sini sebenarnya banyak, namun masih banyak dalam kondisi tanaman tua sehingga kita tidak tahu apakah masih mampu menghasilkan produksi yang baik," kata Dendi.

https://money.kompas.com/read/2022/11/25/210100626/genjot-ekspor-10-kecamatan-di-lampung-dapat-bantuan-bibit-kakao-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke