KOMPAS.com - Untuk mendukung keterisian atau okupansi penumpang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang akan beroperasi Juni 2023, muncul opsi untuk menyuntik mati kereta reguler KA Argo Parahyangan.
Terlebih, proyek KCJB dibiayai utang yang tak sedikit dari China dengan bunga 2 persen per tahun. Beban utang ini nantinya bisa membebani keuangan konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) andai target jumlah penumpang tak tercapai.
Dalam konsorsium KCIC, BUMN Indonesia menjadi pemegang saham mayoritas melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), di mana PT KAI (Persero) menjadi pemimpin konsorsium.
Mengesampingkan jalan tol dan angkutan umum seperti bus dan travel, bisa dibilang, KA Argo Parahyangan adalah pesaing paling sengit bagi KCJB memperebutkan penumpang yang bepergian dari Jakarta ke Bandung maupun arah sebaliknya.
Meski waktu tempuhnya lebih lama, KA Argo Parahyangan memiliki sejumlah keunggulan seperti letak stasiun yang berada di tengah kota dan mudah dijangkau. Harga tiketnya pun jauh lebih murah.
Respon Ridwan Kamil
Ditemui di Jakarta, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, opsi mematikan KA Argo Parahyangan tak perlu dikritik secara berlebihan, mengingat proyek KCJB juga demi kepentingan masyarakat luas.
Meski harga tiket lebih mahal serta penumpang KJCB harus berganti kereta di Padalarang atau di Gedebage untuk menuju Kota Bandung, hal itu tak jadi masalah.
"Jadi, semua keputusan-keputusan ini, akan dievaluasi plus minusnya, jadi jangan dikritisi dulu sekarang, karena kan belum di lakukan," kata Ridwan Kamil dikutip dari Kompas TV, Rabu (21/12/2022).
RK, sapaan akrabnya, menyebut apabila nantinya ada evaluasi, maka keputusan bisa saja direvisi di kemudian hari.
"Nanti setelah dilakukan kalau ternyata argumennya tidak terbukti, atau memang keliru kan tinggal direvisi ulang," tambah dia.
Menurut dia, opsi menghapus KA Argo Parahyangan seharusnya bisa dipahami masyarakat, mengingat KA reguler Argo Parahyangan dan kereta cepat memiliki tujuan yang sama.
"Tapi poinnya (perlu) dipahami bahwa itu kan dua urusan yang sama, mengangkut penumpang Jakarta-Bandung, (jadi) ada 2 pilihan, tentu kan kita dahulukan proyek baru yang memang lebih melayani masyarakat dengan lebih cepat," sambungnya.
Mengenai harga tiket kereta cepat yang lebih mahal dari Argo Parahyangan, Ridwan Kamil menilai harga tersebut masih kompetitif. Untuk tiga tahun pertama, harga tiket kereta cepat adalah Rp 250.000 sampai tujuan Padalarang.
Untuk masuk ke kota Bandung, penumpang akan diantar menggunakan kereta feeder atau pengumpan. Total perjalanan adalah 1 jam.
Sedangkan Argo Parahyangan, tiketnya adalah Rp 90.000 sampai 170.000 dan penumpang langsung diantar ke dalam Kota Bandung. Waktu tempuhnya adalah 3 jam.
Adapun saat ini, proyek itu sedang dihentikan sementara imbas kecelakaan kerja yang menewaskan 2 orang dan 4 lainnya terluka.
"Pokoknya Juni, jangan melar lagi. Itu saja. Terlalu lama kita dengan angka yang penuh perdebatan, dengan perdebatan minimal aya barangna kan. Minimal Juni mohon ditepati, beroperasi penumpang pertama bisa menggunakan fasilitas," ujar Ridwan Kamil pada 19 Desember lalu, seperti dikutip dari Tribun Jabar.
Kepastian Argo Parahyangan dihapus
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal memastikan pihaknya dalam waktu dekat ini belum berencana untuk menghentikan KA Argo Parahyangan rute Jakarta-Bandung.
Sebab dijelaskan dia jalur yang dilalui KA Argo Parahyangan rute Jakarta-Bandung dengan jalur yang dilalui Kereta Cepat Jakarta Bandung berbeda.
Meski belum ada rencana dalam waktu dekat, Risal yang baru saja dilantik menjadi Dirjen Kemenhub itu, tidak secara tegas menyebutkan apakah KA Argo Parahyangan akan dihapus saat KCJB beroperasi.
"Enggak ada, kami belum merencanakan dalam waktu dekat menyetop Argo Parahyangan, belum karena kan jalurnya beda loh," ujarnya dalam Ngobras Update Perkembangan Proyek Ditjen Perkeretapian.
"Parahyangan itu berenti dibeberapa titik. Sementara Kereta Cepat hanya berenti di 4 titik, Halim, Karawang, Padalarang, Tegalluar. Sementara Argo Parahyangan memasuki banyak daerah berbeda, bahkan ada daerah wisata," kata dia.
Sementara itu ketika ditanyakan apakah ada kemungkin dalam waktu panjang diberhentikan, Risal juga belum bisa memastikan lantaran pihaknya masih akan terus mengkaji.
"Kan ini beda nih pangsa pasarnya beda, jalurnya beda, sasarannya beda. Kita enggak usah tebak-tebak kami kaji dulu, kita lihat kondisinya. Yang penting jalan dulu itu Parahyangan, jalan dulu itu Kereta Cepat, kita lihat pangsa pasar masing-masing," jelas dia.
Senada dengan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Jodi Mahardi menegaskan kalau rencana menyetop operasi KA Argo Parahyangan masih dalam pembahasan.
"Masih dalam pembahasan (penghentian KA Argo Parahyangan) dengan para pemangku kepentingan," kata Jodi kepada Kompas.
Sementara Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati, juga menyebut rencana menghapus KA Argo Parahyangan masih dalam pembahasan bersama semua pemangku kepentingan (stakeholders).
"Tentu hasilnya akan disosialisasikan kepada masyarakat," ucap Adita dikonfirmasi.
Menurut dia, Kementerian Perhubungan saat ini tengah fokus mendukung percepatan pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung agar bisa beroperasi sesuai target, yakni Juni 2023.
"Saat ini masih kami masih fokus untuk memastikan proyek KA Cepat Jakarta-Bandung selesai sesuai target," ucap Adita.
https://money.kompas.com/read/2022/12/21/090315326/rk-soal-opsi-matikan-argo-parahyangan-dahulukan-proyek-baru-dan-yang-cepat