Setop Layanan Pembayaran KRL dan Transjakarta, LinkAja Fokus ke Bisnis Model Dua Sisi

Direktur Utama LinkAja Yogi Rizkian Bahar mengatakan, LinkAja saat ini memfokuskan diri ke bisnis model dua sisi atau two-sided business model (B2B2C).

"Yaitu tidak hanya menghadirkan layanan solusi finansial bagi konsumen Indonesia, tetapi juga menyediakan solusi finansial end-to-end bagi para pelaku rantai pasok (supply chain) baik digital maupun tradisional," ujar Yogi kepada Kompas.com, Selasa (3/1/2023).

Ia menambahkan perusahaan juga tetap berfokus pada ekosistem yang berada di dalam BUMN.

Tidak hanya mempermudah transaksi di tataran penjual ritel dan pembeli, Yogi bilang, LinkAja juga mendigitalisasi transaksi dari pihak agen, distributor, hingga tingkat principal (produsen).

"Hingga saat ini, bahkan hingga tahun mendatang, LinkAja masih akan menjajaki serta mempererat kolaborasi dengan BUMN," imbuh dia.

Yogi memproyeksikan perusahaan akan mencetak pertumbuhan positif dari sisi pendapatan dengan sebagaian besar proporsinya berasal dari skema bisnis di ekosistem BUMN, misalnya dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Telkomsel, dan Pertamina.

Sebagai gantinya, kapabilitas LinkAja juga diyakini akan memberikan manfaat bagi BUMN, misalnya digitisasi ekosistem hingga ke tingkat pengecer, akses ke data yang granular untuk mempelajari kebiasaan pengecer.

Sebagai informasi, tahun ini LinkAja menghentikan layanan kerja sama sebagai pemberi layanan pembayaran untuk moda transportasi KRL Commuter Line dan Transjakarta.

Pembayaran LinkAja di moda transportasi Transjakarta telah dinonaktifkan per 1 Januari 2023 dan efektif ditutup secara sistem pada 2 Januari 2023.

Sementara, masyarakat juga tak akan lagi bisa menggunakan LinkAja untuk pembayaran KRL per 16 Januari 2023.

Penghentian pembayaran menggunakan LinkAja berlaku pada gate KRL Jabodetabek dan Yogyakarta-Solo.