Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meski Resesi Global, Kepala Otorita IKN "Pede" Ada Konglomerat Cari Tempat Parkir Uangnya

"Kalau dibilang bahwa 2023 ini akan ada resesi ekonomi. Mungkin proyeksi hampir semua badan-badan ekonomi dunia menyatakan demikian. Tapi kami juga melihat bahwa ada beberapa investor yang cash rich (orang kaya) yang justru mencari tempat untuk menaruh uang pada saat ini," ujarnya ketika RDP dengan Komisi XI DPR RI, Senin (6/2/2023).

"Dan itu terefleksi dari beberapa yang datang ke kami dan memberikan letter of interest. Jadi tidak sepenuhnya semua dunia ini dalam kegelapan tapi juga ada beberapa potensi dari investor yang akan masuk," sambung Bambang.

Kendati disebut banyak investor yang tertarik, namun dirinya tidak dapat membeberkan nama-nama para investor. Lantaran masih dilakukan negosiasi hingga sekarang terhadap para investor tersebut.

"Kalau kita nanti melakukan structuring-nya dengan benar ini tentu akan bisa masuk ke dalam bagian dari pembangunan IKN ke depan. Nah ini sebenarnya kami sedang kejar, belum bisa membuka atau disclose siapa saja. Tapi kami sedang melakukan one on one, katakanlah customer relation dengan mereka sehingga mereka nanti Insya Allah bisa merupakan bagian dari IKN kedepannya," ujar Bambang.

Bambang yang pernah menjadi Wakil Menteri Perhubungan ini menekankan bahwa pihaknya tidak hanya memburu investor kelas kakap. Investor kecil pun juga disasar. Karena IKN kata dia, tidak hanya milik investor dengan pendanaan yang besar namun merata.

"Masalah Softbank dan sebagainya kita tahu bahwa bagi kami di sini yang sustainable itu bukan yang investor yang besar saja. Kami inginkan bahwa IKN ini menjadi punya semua orang. Kalau ada 1.000 investor nanti misalnya, ada investor untuk pecel lele, investor untuk coffee shop yang ala Indonesia, investor untuk misalnya rumah makan segala macam gitu ya, saya kira justru itu yang akan menjaga kelangsungan dari IKN ke depan," ucapnya.


Rangkul semua jenis investor

Intinya kata dia, pemerintah berupaya mencari investor yang pasti dan mau mendanai dari segi sarana maupun prasarana. Sehingga dengan begitu, pembangunan IKN bisa cepat rampung pada 2024 untuk tahap pertama.

"Jadi jangan kita fokus untuk investor yang besar saja tapi ngawang. Tapi justru mereka yang sekarang juga mulai menghubungi kami untuk menjadi bagian dari UMKM-nya, kemudian kelas-kelas menengahnya, ada hospital dari rumah sakit Indonesia yang mau masuk, ada PAUD sampai SD, SMP, SMA bakal universitas yang mau masuk. Itu semua merupakan bagian dari nanti yang memiliki dan bagian dari kita semua yang akan menjaga kelangsungan di tahun 2024 kedepannya," tuturnya.

Dia pun menambahkan, pembangunan ibu kota negara baru ini tentunya membutuhkan waktu yang lama. Bahkan, untuk pembangunan Washington saja memerlukan waktu hingga 50 tahun. Terpenting menurutnya, IKN secara keseluruhan bisa tuntas pembangunannya pada 2045.

"Kita tidak bisa hanya melihat ini sebagai sebagai proses pembangunan sampai 2024, karena membangun ibu kota baru itu seperti halnya semua kasus di dunia ini butuh waktu yang cukup lama. Misalnya Washington di situ 50 tahun sampai majority ya 50 tahun. Kita sendiri kan sebetulnya kalau dari undang-undang sampai 2045," ucap Bambang.

https://money.kompas.com/read/2023/02/06/183500626/meski-resesi-global-kepala-otorita-ikn-pede-ada-konglomerat-cari-tempat-parkir

Terkini Lainnya

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke