Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Versi Buwas, Biang Kerok Beras Masih Mahal Gara-gara Ulah Mafia

KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan mafia beras sengaja memanfaatkan momentum program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau operasi pasar dengan membeli beras Bulog untuk dikemas kembali dan dijual dengan harga premium.

“Sudah banyak yang kita turunkan hanya pada akhirnya tidak menurunkan harga pokok, harga beras tetap mahal,” katanya saat Konferensi Pers Penyimpangan Distribusi Beras di Polda Banten seperti dikutip dari Antara, Jumat (10/2/2023).

Purnawirawan jenderal polisi yang akrab disapa Buwas ini menyampaikan, bahwa pihaknya sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo, telah mengimpor 500 ribu ton beras pada akhir Desember guna menstabilkan pasokan dan harga beras.

Beras yang merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) itu pun telah didistribusikan melalui 12 titik provinsi yang sangat membutuhkan beras.

Kendati beras impor yang didatangkan dari Thailand, Vietnam, Myanmar dan Pakistan tersebut merupakan kualitas premium, Bulog tetap menjual dengan harga kualitas medium yakni Rp 8.300.

Kondisi tersebutlah yang kemudian dimanfaatkan oleh para mafia beras seperti yang telah diamankan oleh Polda Banten. Akibatnya, stok beras masih langka dan harganya masih mahal.

“Memang naluri saya sebagai mantan polisi, saya bilang pasti ada pelanggaran itu kenapa pada saat itu saya sidak dadakan yang tidak direncanakan sehingga saya menemukan pelanggaran itu (di Pasar Induk Beras Cipinang). Seperti persis hari ini ditemukan oleh Polda Banten,” ucap dia.

Berdasarkan temuan Polda Banten, lanjutnya, mafia beras tersebut membeli beras Bulog seharga Rp 8.300 kemudian mengemas kembali dengan karung beras kemasan premium berbagai merek dan dijual dengan harga rata-rata Rp 12.000.

Bahkan ada indikasi beras-beras tersebut dijual ke Atambua NTT dan diselundupkan ke Timor Leste. Hal tersebut, tegas Buwas, menunjukkan bahwa negara telah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakatnya tapi ada oknum yang memanfaatkan.

“Di sisi lain pengusahanya ini mendapat untung yang luar biasa, dia tidak mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, kemampuan masyarakat membeli. Mereka hanya mencari keuntungan dan memanfaatkan operasi beras Bulog yang kita laksanakan masif untuk mencari keuntungan setinggi tingginya,” jelas Buwas.

Adapun Satgas Pangan Polda Banten menangkap tujuh tersangka yang melakukan tindak pidana perlindungan konsumen dan persaingan dagang dengan melakukan kecurangan distribusi 350 ton beras Bulog.

Terdapat enam modus yang dilakukan oleh tersangka yaitu repacking beras Bulog menjadi beras premium dengan berbagai merek, mengoplos beras Bulog dengan beras lokal, dan menjual beras diatas harga HET.

Lalu memanipulasi delivery order dari distributor maupun mitra Bulog, masuk ke tempat penggilingan padi seolah-olah merek sendiri dan memonopoli sistem dagang.

"Kami menurunkan satgas pangan yang langsung bergerak cepat dengan mengungkap kasus tindak pidana perlindungan konsumen dan persaingan dagang dengan cara mengemas ulang beras Bulog menjadi kemasan merek lain", kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto.

Modus mafia beras

Sebelumnya dikutip dari Harian Kompas, dugaan praktik penyalahgunaan cadangan beras pemerintah atau CBP yang berasal dari impor berpotensi terjadi di tingkat pedagang.

Dugaan itu muncul saat inspeksi mendadak atau sidak di kompleks gudang Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat 3 Februari 2023. Temuan tersebut akan dilaporkan kepada Satuan Tugas atau Satgas Pangan.

Buwas menggelar sidak bersama dengan Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo. Selama sidak, ada tiga gudang yang ditinjau secara berurutan, yakni Nomor E10, E3, dan D4.

Berdasarkan pantauan di dalam gudang Nomor E10, terdapat tumpukan beras bermerek Bulog pada karung dengan kemasan 50 kilogram.

Di sebelahnya, terdapat karung dan kemasan kosong dengan berbagai merek ataupun volume. Pemilik gudang itu sedang tidak berada di lokasi saat sidak tersebut.

Berdasarkan inspeksinya, Budi menduga, ada dua modus penyalahgunaan beras impor yang diharapkan dapat mengendalikan harga di tingkat konsumen, setidaknya sesuai harga acuan pemerintah

"Sebenarnya saya sudah menerima laporan intelijen terkait hal ini. Inilah pentingnya menelusuri downline penjualan beras impor untuk memastikan konsumen dikenai harga eceran tertinggi (beras medium). Komitmen pedagang dalam hal ini menjadi penting," ujarnya di Cipinang.

Modus pertama, lanjut Budi, beras berkualitas premium yang diimpor Bulog dicampur dengan beras lain sehingga dapat dijual dengan harga di atas rentang harga beras medium.

Kedua, pedagang mengemas ulang beras impor dari Bulog dengan karung bermerek lain dan volume di bawah 50 kg. Menurut dia, kedua modus tersebut berpotensi berujung pada pidana karena ada unsur penipuan terhadap konsumen.

Celah ambil untung tersebut muncul lantaran beras yang diimpor Bulog, mayoritas dari Vietnam dan Thailand, berkualitas premium.

Padahal, beras itu diimpor untuk memperkuat CBP guna mengintervensi harga beras medium di tingkat konsumen melalui operasi pasar, atau biasa disebut program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH).

Beras medium program operasi pasar dijual dengan harga Rp 8.300 per kg di tingkat gudang Bulog.

Di sisi lain, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penetapan HET Beras menyatakan, HET beras medium di tingkat konsumen sebesar Rp 9.450–Rp 10.250 per kg, sedangkan beras premium Rp 12.800–Rp 13.600 per kg, berbeda menurut wilayah.

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis menunjukkan, rata-rata harga beras medium di tingkat pasar tradisional, sudah berada di atas Rp 12.000 per kg. 

Angka ini cenderung merangkak naik jika dibandingkan dengan posisi pada awal Januari 2023 yang berkisar Rp 12.450–Rp 12.650 per kg.

Pemilik gudang Nomor E3, Kokom, mengatakan, membeli beras impor dari Bulog dengan harga Rp 8.300 per kg sebanyak 100 ton.

Saat ditemui Budi Waseso, dia mengatakan akan menjual beras tersebut dalam kemasan 50 kg ke mitra pedagang di toko tradisional di Cilangkap, Jakarta Timur, dengan harga Rp 8.800 per kg. Harga itu sudah termasuk ongkos transportasi dan keuntungan Rp 300 per kg.

https://money.kompas.com/read/2023/02/10/191657426/versi-buwas-biang-kerok-beras-masih-mahal-gara-gara-ulah-mafia

Terkini Lainnya

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke