Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tahun 2023 Bisa Jadi Masa Penting Transisi Energi di Indonesia

George Djohan, Country Leader, GE Gas Power Indonesia menjelaskan, peta jalan RI melakukan transisi energi bisa terlihat dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Indonesia 2021-2030.

RUPTL ini telah memerinci pemasangan kapasitas energi terbarukan yang baru (EBT) untuk hidro, panas bumi, angin dan surya fotovoltaik, untuk mewujudkan penggunaan energi terbarukan sebesar 23 persen dalam bauran energi listrik di tahun 2025.

Selain itu, Indonesia berencana untuk menghapus pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.

Pada akhir 2022 Indonesia telah menandatangani kesepakatan multilateral penting senilai 20 miliar dollar AS yang akan membantu mewujudkan netralitas karbon pada tahun 2050. Target aksi ini satu dekade lebih awal dari rencana Net Zero Emission (NZE), tahun 2060.

Tantangan transisi energi di RI

Walaupun peta jalan sudah jelas, namun menurut Djohan ada sejumlah tantangan transisi energi di Indonesia.

Pertama, meningkatkan rasio elektrifikasi. Sebagaimana diketahui pada 2021 tingkat elektrifikasi Indonesia sudah mencapai 99,45 persen.

Djohan menilai rintangan logistik tetap menjadi salah satu tantangan terbesar dalam menyediakan listrik bagi masyarakat terpencil dan pedesaan Indonesia. Hal ini akan membutuhkan solusi yang disesuaikan dengan kondisi unik yang ditemukan di antara pulau-pulau yang tak terhitung jumlahnya di negara ini.

"Untuk jaringan listrik di kepulauan nusantara yang lebih besar, kami percaya bahwa teknologi turbin gas dapat memainkan peran penting dalam memberikan stabilitas jaringan. Ini akan menjadi penting karena sumber energi terbarukan yang pasokannya tidak stabil (intermittent) diintegrasikan ke dalam bauran listrik," kata Djohan melalui keterangannya kepada Kompas.com, Rabu (15/3/2023).

Kondisi ini, lanjutnya, akan mengharuskan Indonesia untuk mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan infrastruktur transmisi dan distribusi yang ada.

Pada tingkat skala jaringan, teknologi penyimpanan seperti pumped storage dan Battery Energy Storage Systems (BESS) akan sangat penting untuk membuka potensi energi bersih Indonesia.

"Untuk menuju ke arah ini, GE siap mendukung pemerintah Indonesia dalam mengembangkan dan memodernisasi infrastruktur energinya untuk transisi ke net zero. Kami memiliki keahlian dan pengalaman bekerja dengan berbagai stakeholders di seluruh dunia, dan kami berharap dapat bermitra dengan negara ini untuk berinovasi dalam bidang teknologi hijau," kata pria lulusan Purdue University, AS, ini.

Tantangan selanjutnya adalah pandemi dan Perang Rusia-Ukraina. Dalam jangka pendek, beberapa negara di seluruh dunia telah menyaksikan terganggunya rencana transisi energi mereka, sehingga mengandalkan bahan bakar fosil untuk mencukupi kebutuhan listrik warganya.

Namun, dalam jangka menengah dan panjang, International Renewable energy Agency (IRENA) percaya bahwa krisis ini mungkin akan membawa percepatan transisi energi. Ini terjadi ketika pemerintah-pemerintah menyadari bahwa bahan bakar yang lebih hijau tidak hanya baik untuk lingkungan dan menghadirkan lapangan pekerjaan, tetapi juga untuk memastikan keamanan dan kemandirian energi.

"Dengan kemitraan dan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat mewujudkan transisi energi yang handal, terjangkau, dan berkelanjutan. Energi terbarukan selalu menjadi prioritas utama dalam portofolio energi GE. Kami akan terus berinvestasi dan mengembangkan inovasi terobosan untuk membantu Indonesia memenuhi komitmen net zero," lanjut Djohan yang menjabat sebagai Indonesia Gas Power Country Leader sejak 2015.

GE sebagai mitra utama pemerintah dan PLN saat ini menawarkan solusi hemat energi dan keahlian untuk setiap bagian dari ekosistem energi, mulai dari energi gas hingga energi terbarukan, penyimpanan baterai, teknologi penangkapan karbon, nuklir, dan solusi jaringan.

Solusi pertama GE untuk RI adalah turbin gas.

"Turbin gas kami membantu mendorong transisi Indonesia dari bahan bakar fosil yang lebih berpolusi seperti batu bara, ke sumber energi yang lebih bersih seperti gas alam. Dalam waktu dekat, turbin gas ini dapat ditingkatkan untuk beroperasi pada hidrogen hijau untuk mendukung pembangkit listrik rendah atau bahkan nol karbon," kata Djohan.

Hingga saat ini, GE Gas Power Indonesia telah memasang lebih dari 130 turbin gas di seluruh Indonesia, yang menghasilkan daya lebih dari 15GW.

"Kami percaya percaya turbin gas yang disesuaikan desainnya untuk digunakan pada hidrogen bebas karbon akan menjadi salah satu inovasi yang kemungkinan akan menjadi "Next Big Thing". Turbin gas GE memiliki teknologi pembakaran yang dapat beroperasi pada berbagai konsentrasi hidrogen hingga volume 100 persen," kata Djohan.

Ia menambahkan, proyek Tambak Lorok Combined Cycle Power Plant Block 3 siap beroperasi pada 2023. Proyek pembangkit ini menjadi proyek pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi turbin gas HA terbaru GE, yang merupakan turbin gas paling efisien saat ini.

Proyek ini diharapkan dapat menambah sekitar 780MW listrik ke salah satu jaringan utama Indonesia, yang setara dengan memberi daya hingga lima juta rumah tangga.

Solusi kedua, yakni turbin hidro.

Menurut Djohan GE Renewable Energy sendiri telah menghasilkan lebih dari 200MW panas bumi dan tenaga air untuk pasokan listrik Indonesia.

Di antara proyek energi terbarukan GE adalah turbin hidro terbesar di Indonesia untuk PLTA Jatiluhur, di Jawa Barat, serta Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong di Provinsi Sulawesi Utara.

Persiapan GE tahun 2023

Djohan mengatakan, pada tahun 2023, GE bersiap untuk melakukan spin-off GE Vernova pada awal 2024. Ini akan mengintegrasikan bisnis Listrik, Energi Terbarukan, dan Digital GE di bawah portofolio terpusat yang akan menyatukan keahlian dan sumber daya terkemuka di industri untuk transisi energi.

Spin-off akan memungkinkan GE untuk beroperasi dengan posisi keuangan yang lebih kuat dan mendorong hasil yang lebih besar di seluruh bisnis, dengan manfaat bagi pelanggan, mitra, dan investor GE.

"Lebih penting lagi, GE Vernova akan siap untuk menghadirkan era baru dan inovatif energi rendah karbon untuk mendorong transisi energi di Indonesia dan di dunia," pungkas Djohan.

https://money.kompas.com/read/2023/03/15/144534326/tahun-2023-bisa-jadi-masa-penting-transisi-energi-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke