Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Surga (Marketing) Ada di Telapak Kaki Ibu

SETIAP tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Hari Kartini diperingati untuk mengenang jasa Raden Adjeng Kartini, pahlawan dan pejuang emansipasi wanita di Indonesia.

Berkat Kartini, wanita punya hak dan kesempatan yang sama seperti lelaki, untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, bekerja dan berkarya di berbagai bidang, dan berkontribusi bagi kemajuan negara.

Wanita Indonesia juga diakui keberadaannya di ruang publik, tak hanya di ranah domestik.

Peran wanita di masa kini semakin meluas, bahkan dalam perekonomian Indonesia. Judul di atas terinspirasi dari salah satu bab yang ada dalam Hermawan Kartajaya: Winning The Mom Market In Indonesia: Strategi Membidik Pasar Ibu.

Dikatakan bahwa meskipun judul itu tampaknya berlebihan, tetapi ada benarnya. Ibu (wanita) adalah segmen pasar yang sangat mengiurkan, target pasar yang menarik.

Wanita adalah target pasar yang menarik karena beberapa alasan:

Pertama, dari sisi jumlah. Di Indonesia dari data BPS 2022 ditemukan bahwa jumlah wanita dan pria di Indonesia hampir seimbang.

Dari total 273 jutaan penduduk, 138.303.472 jiwa adalah laki-laki (50,5 persen), sedangkan 135.576.278 jiwa perempuan (49,5 persen).

Di dunia, dilansir dari berbagai sumber, data tahun 2021 yang dirilis PBB menunjukkan jumlah populasi laki-laki di dunia 50,42 persen atau sekira 3,97 miliar jiwa.

Sedangkan populasi perempuan 49,58 persen atau sekira 3,90 miliar jiwa. Ukuran market yang besar jelas adalah target pasar yang menggiurkan.

Kedua, tingkat pendidikan yang setara dan bahkan lebih tinggi daripada pria. Saat ini, semakin banyak perempuan yang mendapat akses untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, setara, bahkan lebih tinggi daripada laki-laki.

Hal ini juga berpotensi membuat perempuan menjadi target pasar yang menarik karena tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator yang bisa memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Tingkat pendidikan bisa memengaruhi pendapatan, memengaruhi pola konsumsi dan selanjutnya membantu mengerakkan pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, partisipasi perempuan dalam dunia kerja semakin meningkat. Kini, partisipasi perempuan dalam dunia kerja terus bertumbuh.

Meskipun angka partisipasi kerja perempuan di Indonesia masih dinilai rendah, tetapi pertumbuhannya dalam kurun waktu lima tahun ke belakang terpantau mengalami peningkatan secara konsisten.

Dengan bekerja, wanita memiliki akses keuangan untuk memenuhi kebutuhan atau sebagai second pay check (penghasilan tambahan).

Selain itu, Barletta (2007) mengatakan, wanita memutuskan pembelian produk atau jasa, bahkan untuk keperluan perusahaan tempat wanita tersebut bekerja.

Keempat, peran wanita dalam berwirausaha sangat besar dan menjanjikan. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, jumlah pengusaha di Indonesia terus meningkat, secara khusus pengusaha wanita.

Berdasarkan hasil riset Global Entrepreneurship Monitor, jumlah womenpreneur di indonesia mencapai 14 persen dari total penduduk.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 2021, menjelaskan peranan perempuan dalam perekonomian semakin hari makin signifikan.

Pada sektor UMKM sebesar 53,76 persen pelaku usahanya perempuan dan 97 persen pekerjanya pun perempuan. Pada bidang investasi, kontribusi perempuan adalah sebesar 60 persen.

Kelima, Ibu adalah tempat paling awal “belajar konsumen”. Proses belajar konsumen adalah proses di mana sesorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan konsumsi.

Ibu adalah tempat pertama kali seseorang belajar menjadi konsumen. Melalui Ibu, anak akan belajar mengenai produk yang akan dikonsumsi, merek, loyalitas, dll.

Loyalitas yang diperoleh pada masa kanak-kanak biasanya akan berkembang terus sampai dewasa dan bahkan akan mewariskannya pada anak cucu mereka.

Keenam, Ibu adalah pengendali pembelian dalam keluarga. Barletta (2007) dalam bukunya yang berjudul “Marketing To Woman” mengatakan, wanita memiliki kekuatan pembelian yang melampaui laki- laki.

Wanita memutuskan pembelian produk atau jasa tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk keluarga, bahkan juga untuk keperluan perusahaan tempat wanita tersebut bekerja.

Wanita mengendalikan lebih dari separuh pembelanjaan di dunia. Ibu tidak hanya menentukan apa yang harus dibeli untuk dirinya, tetapi juga untuk keluarga.

Ketujuh, Ibu adalah pemicu domino effect pembelian. Seorang Ibu tidak hanya mengendalikan pembelian keluarga saja, tetapi lebih jauh lagi dapat memengaruhi pembelian keluarga lain, tetangga dan bahkan orang lain yang lebih luas.

Mengapa wanita bisa memengaruhi pembelian orang lain? Mayoritas wanita, secara psikologis mempunyai kebutuhan untuk berbicara dengan orang lain lebih besar dari pria.

Kebutuhan psikologis itu biasanya tersalurkan melalui berbagai cara, arisan, bertukar cerita kepada teman lewat telepon atau tatap muka, atau bahkan lewat media sosial. Para wanita bisa membicarakan banyak hal termasuk membicarakan pembelian produk.

Kekuatan membeli dan peranan wanita yang besar dalam kegiatan perekonomian sesungguhnya bahkan lebih besar daripada laki-laki.

Wanita sering disebut sebagai the world’s largest market segment. Sehingga benar adanya : Surga (Marketing) ada di telapak kaki Ibu (Wanita).

Selamat Hari Kartini.

*Dosen Fakultas Psikologi UNTAR

https://money.kompas.com/read/2023/04/21/080000326/surga-marketing-ada-di-telapak-kaki-ibu-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke