KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Experd Consultant
Salin Artikel

Zoom In–Zoom Out

Bekerja adalah berupaya dengan segenap akal budi untuk memenuhi tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan masyarakat - Jakob Oetama

PADA salah satu proses diskusi performa kerja, seorang anak muda yang menempati posisi administrasi bertanya, “Mengapa saya harus melakukan hal yang berulang dan membosankan seperti ini? Saya ingin berkontribusi pada perusahaan ini, sementara saya merasa apa yang saya lakukan hanyalah hal-hal monoton dan tidak penting seperti ini.”

Atasannya kemudian menjawab, “Apa yang Anda lakukan membuat perusahaan ini dikenal sebagai juara dalam memberikan servis karena kita dapat merespons pelanggan dengan lebih cepat dan tepat berkat kerapian data yang kita miliki. Kita dapat mengungguli kompetitor-kompetitor kita. Tim kreatif pun dapat mencuatkan ide-ide baru berkat kumpulan data yang dilakukan oleh tim Anda. Jadi menurut Anda, seberapa pentingnya Anda bagi perusahaan ini?”

Bayangkan, betapa berbeda persepsi antara pemimpin dan bawahannya itu. Dalam sudut pandang junior yang ada pada percakapan tersebut, ia cenderung berfokus pada lingkup pekerjaannya saja, tetapi tidak menyadari besarnya peran bagi organisasi.

Pada masa awal seorang individu merintis karier, mereka umumnya memang dituntut untuk terampil dalam lingkup pekerjaannya. Mereka harus menguasai banyak sekali keterampilan teknikal untuk dapat berprestasi dalam pekerjaannya.

Namun, semakin berkembang lingkup tanggung jawab yang dimiliki, individu itu perlu memperluas cakrawalanya. Tidak hanya pada divisi tempatnya berada, tetapi juga bagaimana keterkaitan antara satu divisi dengan divisi lainnya. Bahkan, hubungan organisasinya dengan situasi-situasi eksternal yang sedang terjadi.

Bila sudah jadi pemimpin, ia perlu melihat sejauh mana kesuksesan dan kekurangan perusahaannya di tengah persaingan yang ada. Ia pun harus bisa melihat keunikan yang dimilikinya dan bagaimana hal tersebut dapat berperan dalam kompetisi.

Kemudian, ia juga harus memahami yang bisa diajak berkolaborasi agar perusahaannya dapat semakin unggul dan apa yang sedang dibutuhkan oleh pelanggan. Belum lagi, pemahaman mengenai bagaimana kita dapat menjadi lebih unggul dari kompetitor dan juga dampak perubahan situasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya (poleksosbud) terhadap perusahaan.

Terakhir, bagaimana menjawabnya?

Pemimpin perlu “terbang” untuk melihat konstelasi bisnisnya dari perspektif yang lebih luas di tengah pasar.

Bagaimana dengan pernyataan bahwa pemimpin harus hands on, blusukan, bisa turun tangan, dan berada bersama-sama dengan tim kerjanya?

Tidak perlu waktu khusus untuk zoom-out atau melihat dari jarak jauh untuk menyadari bahwa pemimpin harus punya kompetensi tersebut. Persepsi itu juga harus dibawa seorang pemimpin ketika bersama dengan anak buahnya sekalipun.

Bill Gates juga kerap meninggalkan kantornya, mencari tempat ia bisa membaca buku-buku baru dan berefleksi dengan tenang.

Kita bisa mengambil jarak sejenak, melakukan zoom out, melihat dari perspektif yang berbeda untuk nanti kembali lagi melakukan zoom in, dan melihat secara detail proses bisnis yang sedang berlangsung. Lalu, kembali lagi “terbang” dan menyaksikan perkembangan perusahaan dari kejauhan setelah menerapkan berbagai perbaikan.

Mengembangkan perspektif “helicopter view”

“It is a framework for seeing interrelationships rather than things, for seeing patterns of change rather than static snapshots.” - Peter Senge

Ilmuwan legendaris seperti Descartes dan Newton mengungkapkan, cara untuk memahami masalah secara keseluruhan adalah dengan melihat posisi situasi dalam konteks yang lebih menyeluruh.

Kalau perlu, kita juga harus melihat perkembangan sejarahnya dan bagaimana perjuangannya pada masa lalu. Dengan begitu, kita dapat menyadari bagaimana dapat berdiri di posisi saat ini dan memiliki gambaran apa yang perlu diperbaiki untuk masa mendatang.

Sebagai informasi, konsep helicopter view (melihat dari kejauhan) ini diawali oleh perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas dan berpusat di Belanda, Royal Dutch Shell Company.

Perusahaan tersebut berhasil mengenali kompetensi yang dimiliki para eksekutifnya yang cemerlang dalam melihat tren masa depan dan menyusun strategi unggulnya.

Mereka tidak hanya melihat hutan dan kumpulan pohonnya, tetapi juga memahami bagaimana komposisi ekosistem dari pepohonan tersebut dapat menunjang kehidupan hutan berjalan dengan selaras.

Mengembangkan perspektif melihat dari kejauhan merupakan upaya latihan yang perlu dilakukan secara terus-menerus. Ada tiga langkah yang bisa kita lakukan secara teratur sampai tindakan ini dapat menjadi kebiasaan, bahkan mendarah daging dalam karakter kita.

Pertama, lakukan zoom out dengan mengambil jarak secara mental dari situasi terkini. Bila kita ingin menikmati keindahan sebuah lukisan, kita tentu perlu mengambil jarak beberapa langkah dari lukisan tersebut sehingga dapat melihat keindahannya secara keseluruhan. Jarak yang terlalu dekat dengan lukisan justru akan membuat kita kesulitan untuk memahaminya.

Dalam mengamati situasi ini, kita bisa jadi terkejut ketika mendapati apa yang kita lihat dari kejauhan ternyata berbeda dibandingkan ketika kita berada di dekatnya. Kita bisa mendapati hal-hal baru yang luput dari perhatian kita sebelumnya.

Kedua, gambarkan situasi yang sedang dihadapi saat ini, tetapi dengan perspektif seolah-olah hal ini terjadi lima tahun ke depan.

Lalu, pertanyakan, apa yang akan Anda lakukan pada saat itu? Keputusan-keputusan apa yang akan Anda ambil? Anda bahkan bisa membuat beberapa skenario, menyimulasikannya lengkap dengan dampak yang mungkin terjadi, sebelum kemudian membuat pilihan strategi yang akan diimplementasikan.

Ketiga, lakukan proses “zoom in-zoom out” secara berulang-ulang dan bergantian sehingga kita bisa mendapatkan pemahaman secara menyeluruh tanpa meninggalkan hal-hal detail yang mungkin saja penting.

Dengan terbiasa menggerakkan sudut pandang ini, kita akan biasa berpikir strategis dengan melihat dunia secara keseluruhan, melihat industri kita, perusahaan kita, kompetitor kita, dan pelanggan potensial kita dalam 5, 10, dan 15 tahun mendatang.

Once the present and the future are put in perspective, we can focus on the future direction. Helicopter view helps the leader to see from various angles.

https://money.kompas.com/read/2023/05/06/080300226/zoom-in-zoom-out

Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Bagikan artikel ini melalui
Oke