Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IHSG Melaju di Zona Hijau, Rupiah Masih Tertekan

Melansir data RTI, pukul 9.12 WIB, IHSG berada pada level 6.806,93 atau naik 26,95 poin (0,4 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.779,98.

Sebanyak 246 saham melaju di zona hijau dan 148 saham di zona merah. Sedangkan 221 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,04 triliun dengan volume 3,3 miliar saham.

Sementara itu, bursa Asia pagi ini bergerak mayoritas di zona merah dengan penurunan Nikkei 0,44 persen (127,5 poin) ke level 29.115,30. Hang Seng Hongkong melemah 0,52 persen (103,3 poin) ke posisi 19.764,22. Kemudian, Shanghai Komposit terkoreksi 0,47 persen (15,6 poin) ke level 3.342,02. Sementara itu, Strait Times menguat 0,28 persen (9,23 poin) ke posisi 3.252,18.

Sedangkan pada penutupan perdagangan Selasa (9/5/2023) waktu setempat, Wall Street berakhir merah. S&P 500 melemah 0,46 persen (77,37 poin) menjadi 4.119,17, Nasdaq Komposit turun 0,6 persen (77,27 poin) menjadi 12.179,55, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) berakhir di level 33.561,81 atau terkoreksi 0,17 persen (56,88 poin).

Sebelumnya, Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, hari ini IHSG bepotensi melanjutkan penguatan, mendekati target 6.825. Level support IHSG berada di 6.706, 6.667 dan 6.612, sementara level resistennya di 6.825, 6.881, 6.960 dan 7.059.

“IHSG akan melanjutkan penguatan mendekati target rebound minimal 6.825 atau lebih tinggi menuju resisten penting di level 6881 menurut analisis Fibonacci retracement selama IHSG berada di atas 6.733 sebagai support fraktal terdekat,” kata Ivan dalam analisisnya.

Pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.08 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.754 per dollar AS, atau turun 12 poin (0,08 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.742 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah masih terjadi karena pasar masih menanti rilis data inflasi April. Sebelumnya data tenaga kerja AS bulan April dirilis lebih bagus dari ekspektasi yang berpotensi menyumbang kenaikan inflasi.

"Rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dollar AS, menantikan data inflasi konsumen AS bulan April yang akan dirilis malam nanti. Inflasi yang tetap tinggi bisa mendorong Bank Sentral AS untuk menaikan suku bunganya lagi," kata Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan hasil negosiasi para pemimpin AS dari dua partai berbeda terkait debt ceiling, di mana pada pertemuan pertama tadi tidak tercapai kesepakatan padahal tenggat waktu sudah sangat dekat. Ini menambah kekhawatiran pasar dan bisa menggoyahkan dollar AS.

"Pelemahan rupiah bisa tertahan karena hal tersebut," lanjutnya.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bisa melemah pada kisaran Rp 14.760 sampai dengan Rp 15.780 per dollar AS, dengan potensi penguatan ke arah Rp 14.700 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2023/05/10/093321626/ihsg-melaju-di-zona-hijau-rupiah-masih-tertekan

Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke