Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menantikan Perubahan Kebijakan Bank Sentral

Berdasarkan data Factset pada akhir April 2023, sebanyak 79 persen perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 melaporkan laba per saham yang positif, dan 74 persen lainnya melaporkan laba di atas ekspektasi.

Rilisan laporan keuangan positif tersebut membuat sebagian besar indeks utama negara maju bergerak positif.

Namun di sisi lain, pasar keuangan global masih memiliki beberapa tantangan. Konflik Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung, ketegangan antara AS dan China yang masih terjadi, terutama terkait issue dengan Taiwan, serta ketidakpastian pagu anggaran pemerintah AS atau “debt ceiling” menjadi produk politik di AS, dapat menimbulkan kegagalan keberlangsungan pemerintahan.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen memperingatkan pemerintah AS akan mengalami gagal bayar atas semua kewajiban, jika sampai 1 Juni 2023 belum ada kesepakatan untuk menambah batas atas anggaran yang saat ini berada di kisaran 31 triliun dollar AS.

Pada saat yang sama, perhatian pasar juga tertuju pada perekonomian AS yang tumbuh 2,1 persen. Angka pengangguran turun di bawah 4 persen dan inflasi inti mencapai 5,4 persen.

Tahun ini, kami menilai kemungkinan yang lebih kecil akan memanasnya ekonomi AS karena The Fed telah menaikkan suku bunga secara agresif untuk menahan laju inflasi, namun risiko perlambatan ekonomi akan sulit dihindari.

Idealnya, kenaikan suku bunga The Fed akan mengakibatkan pelemahan ekonomi yang moderat dengan menurunkan inflasi inti di bawah 3 persen pada akhir tahun, dan akan mencapai target 2 persen pada 2024.

Meskipun demikian, kami memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin bulan Mei menjadi 5,00 persen - 5,25 persen akan menjadi akhir dari siklus pengetatannya.

Namun, kami tidak melihat adanya potensi bank sentral untuk memangkas suku bunga pada akhir tahun, walaupun risiko perlambatan ekonomi di depan mata dan inflasi tetap berada di atas target 2 persen.

Oleh karena itu, investor harus tetap berhati-hati dan tidak terlalu berharap bank sentral untuk memangkas suku bunga awal pada semester kedua tahun ini.

Di Asia, perekonomian China masih belum stabil, terlihat dari angka pertumbuhan sektor manufaktur pada April yang masuk pada zona kontraksi 49,2 dibandingkan periode sebelumnya di level 51,4.

Pasar saham China dan Hong Kong mengalami penurunan pada April, belum pulihnya sektor manufaktur China berkorelasi dengan rendahnya permintaan pasar.

Namun demikian, data makro yang kuat akan mendukung stabilisasi dan pemulihan laba di semester kedua 2023. Konsumsi domestik diperkirakan akan semakin pulih. Pemesanan traveling untuk liburan Hari Buruh terlihat telah melampaui level 2019.

Meskipun demikian, ketegangan geopolitik China-AS masih akan menjadi perhatian, setelah adanya laporan bahwa Presiden AS Joe Biden akan menandatangani Perintah Eksekutif yang akan membatasi investasi langsung AS di bidang teknologi tertentu.

Di sisi lain, IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Kawasan Asia Pasifik untuk tahun 2023 menjadi 4,6 persen dari sebelumnya 4,3 persen.

IMF melihat pemulihan ekonomi China dan India akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik secara keseluruhan.

Beralih ke domestik, pertumbuhan ekonomi RI untuk kuartal I - 2023 dilaporkan sebesar 5,03 persen, lebih tinggi dibandingkan konsensus sebesar 4,97 persen.

Kontribusi pertumbuhan ekonomi datang dari tingginya konsumsi masyarakat terutama pada sektor transportasi dan pergudangan.

Selain itu, tingkat inflasi domestik tetap terjaga di level 4,33 persen, meskipun menurun jika dibandingkan periode sebelumnya di 4,97 persen, di tengah tekanan harga komoditas global yang menurun.

Dari kebijakan moneter, Bank Indonesia memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,75 persen.

BI menilai keputusan tersebut memadai untuk mengarahkan inflasi inti dan inflasi indeks harga konsumen (IHK) terkendali dalam kisaran 3,0±1 persen hingga akhir 2023.

Bursa saham IHSG mencatatkan kenaikan sebesar 1,62 persen sepanjang April. Saham di sektor Properti dan Real Estate memimpin penguatan masing – masing sebesar 1,94 persen dan 1,83 persen.

Penguatan pasar saham bulan April didorong salah satunya dari aliran dana asing yang sepanjang 2022 telah masuk sebesar Rp 13,3 Triliun.

Di tengah kekhawatiran pelemahan ekonomi global terutama dari AS dan Eropa, ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan bertumbuh di 2023 di kisaran 5,0 – 5,3 persen.

Kinerja pasar saham di 2023 diproyeksikan akan mendapat dukungan dari sektor seperti konsumsi, perbankan, telekomunikasi dan kesehatan, terutama dengan dimulainya tahun politik di semester kedua tahun ini.

Pergerakan pasar obligasi bulan April cenderung menguat, terlihat dari pergerakan imbal hasil pemerintah RI tenor 10 tahun yang mengalami penurunan sebanyak 4,17 persen menjadi 6,48 persen yang mensinyalkan kenaikan harga.

Penurunan imbal hasil ini antara lain juga didorong oleh investor asing yang melakukan pembelian bersih senilai Rp 3,6 triliun sepanjang bulan April.

Kenaikan minat investor turut didukung oleh nada kebijakan bank sentral Fed mengindikasikan akan mengakhiri fase kenaikan suku bunga melihat tren kenaikan inflasi sudah mulai melandai dan adanya ancaman resesi.

Dengan penurunan imbal hasil yang relatif cukup cepat dalam jangka waktu singkat, hal ini berpotensi memicu aksi profit taking oleh investor.

Namun, dalam jangka waktu menengah, seiring meredanya laju inflasi, maka selisih antara inflasi dan imbal hasil obligasi pemerintah RI atau real yield, akan tetap berada di level yang cukup menarik dibandingkan rata-rata obligasi investment grade lainnya.

Hal ini akan menjadi daya tarik bagi investor asing untuk tetap masuk ke pasar obligasi domestik.

Melihat penjabaran kondisi perekonomian baik dalam maupun luar negeri, tentunya akan memengaruhi volatilitas pada pasar keuangan.

Sehingga, bagi Anda yang sedang merencanakan investasi, pastikan untuk mengetahui profil risiko Anda sebelum berinvestasi.

Anda dapat mengoptimalkan imbal hasil dan mengendalikan risiko dengan melakukan strategi investasi seperti alokasi aset dalam portfolio keuangan, diversifikasi hingga dollar cost averaging.

Tak hanya menentukan strategi investasi, kita pun perlu mengeksekusi strategi tersebut. Mulai berinvestasi saat ini tidak hanya dilakukan dengan cara tradisional, di mana kita perlu datang mengunjungi bank terdekat atau membutuhkan proses tatap muka secara langsung.

Berkat kemajuan teknologi, semua dapat dilakukan di mana saja secara online. Tentunya, investor juga perlu memilih bank dengan reputasi dan kredibilitas yang baik, serta diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pertimbangkan untuk berinvestasi melalui bank yang dapat menyediakan layanan investasi terintegrasi dengan transaksi keuangan harian untuk memudahkan transaksi pembelian investasi yang dipilih.

https://money.kompas.com/read/2023/05/26/080858326/menantikan-perubahan-kebijakan-bank-sentral

Terkini Lainnya

Respon Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Tidak Ada Keluhan Gangguan Suplai Bahan Industri

Respon Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Tidak Ada Keluhan Gangguan Suplai Bahan Industri

Whats New
Bertemu Petinggi Nikkei Inc, Menko Airlangga Ungkap Potensi Ekonomi Digital Indonesia

Bertemu Petinggi Nikkei Inc, Menko Airlangga Ungkap Potensi Ekonomi Digital Indonesia

Whats New
Libur Panjang Waisak, Jasa Marga Catat 292.820 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang Waisak, Jasa Marga Catat 292.820 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Mengenal 2 Jenis Bias Psikologis dalam Investasi dan Cara Menghadapinya

Mengenal 2 Jenis Bias Psikologis dalam Investasi dan Cara Menghadapinya

Earn Smart
Target Rasio Utang Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran

Target Rasio Utang Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Berantas Judi 'Online', Menkominfo Ancam X, Google, hingga Meta Denda Rp 500 Juta

Berantas Judi "Online", Menkominfo Ancam X, Google, hingga Meta Denda Rp 500 Juta

Whats New
Kurangi Emisi GRK, MedcoEnergi Tingkatkan Penggunaan Listrik PLN di Blok Migasnya

Kurangi Emisi GRK, MedcoEnergi Tingkatkan Penggunaan Listrik PLN di Blok Migasnya

Whats New
Kominfo Telah Putus Akses 1,91 Juta Konten Judi 'Online' sejak 2023

Kominfo Telah Putus Akses 1,91 Juta Konten Judi "Online" sejak 2023

Whats New
Elon Musk Sebut AI Bakal Ambil Alih Semua Pekerjaan Manusia

Elon Musk Sebut AI Bakal Ambil Alih Semua Pekerjaan Manusia

Whats New
Tips Bikin CV yang Menarik agar Dilirik HRD

Tips Bikin CV yang Menarik agar Dilirik HRD

Whats New
Ini Jadwal Operasional BCA Selama Cuti Bersama Waisak 2024

Ini Jadwal Operasional BCA Selama Cuti Bersama Waisak 2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Neo Commerce Turun 13,8 Persen di Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Neo Commerce Turun 13,8 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
5 Saham Ini Cum Date Dividen Pekan Depan, Cek Jadwal Lengkapnya

5 Saham Ini Cum Date Dividen Pekan Depan, Cek Jadwal Lengkapnya

Whats New
Strategi 'Turnaround' Ubah Rugi Jadi Laba Berhasil, Angela Simatupang Kembali Pimpin IIA Indonesia hingga 2027

Strategi "Turnaround" Ubah Rugi Jadi Laba Berhasil, Angela Simatupang Kembali Pimpin IIA Indonesia hingga 2027

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke