Capaian keberhasilan itu mengembalikan status Indonesia yang sempat mengalami penurunan menjadi negara dengan pendapatan menengah bawah (lower middle income) pada tahun 2021, akibat dampak resesi di tahun 2020 setelah diterpa pandemi Covid-19.
Capaian itu menjadi bukti kerja dan upaya-upaya keras yang dilakukan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan Ma’ruf Amin. Keberhasilan itu menunjukkan kemampuan Indonesia untuk bangkit setelah menghadapi tantangan yang besar dan memberikan harapan untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di masa depan.
Namun, kita tidak boleh terlena dengan kenaikan peringkat status ekonomi Indonesia. Ibarat pedang bermata dua, status upper middle income yang Indonesia capai mempunyai dampak positif dan negatif dalam waktu bersamaan.
Jika pemerintah dan seluruh pelaku ekonomi mampu merespon dengan baik, kenaikan status itu akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Sebaliknya, jika pemerintah dan para pelaku ekonomi tidak mampu memberikan respon terbaiknya, kenaikan status itu malah akan menjadi bumerang, ketimbang mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Dampak Positif
Kenaikan status ekonomi Indonesia itu bisa berpotensi membawa dampak positif terhadap perekonomian secara signifikan. Namun hal ini disertai syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi pemerintah dan seluruh pelaku ekonomi di Indonesia.
Pertama, peningkatan status itu harus mampu mendorong optimisme para pelaku ekonomi di Indonesia. Pemerintah harus meyakinkan dan memberi kesan positif dan kuat bahwa di tengah situasi yang serba tidak ideal, perekonomian Indonesia mampu tumbuh positif secara signifikan.
Dengan demikian, dari sisi investasi, status itu harusnya bisa dioptimalkan untuk meyakinkan investor dalam dan luar negeri bahwa ekonomi Indonesia terus membaik. Keyakinan investor dapat mendorong kenaikan investasi dalam jumlah besar.
Jika investasi terus tumbuh dan berkembang maka akan terjadi penciptaan lapangan kerja baru yang dapat menambah pendapatan masyarakat secara signifikan. Ketika pendapatan masyarakat bertambah signifikan, jumlah angka kemiskinanpun akan turun tajam.
Bila hal itu terus berlanjut, menjadi negara lima besar ekonomi di dunia bukan lagi menjadi mimpi yang jauh dari kenyataan. Ada kemungkinan mimpi tersebut bisa terwujud lebih cepat dari target yang telah ditetapkan.
Dalam waktu bersamaan, kenaikan pendapatan masyarakat juga akan mendorong konsumsi yang berdampak pada meningkatnya kinerja perekonomian di sisi permintaan. Meningkatnya permintaan masyarakat akan mendorong kinerja sektor industri sehingga sektor industri dapat terus melakukan ekspansi usaha dengan menambah kapasitas produksi melalui penambahan jumlah pabrik dan mesin-mesin produksi.
Penambahan jumlah pabrik dan mesin produksi tentu akan menciptakan lapangan kerja baru, menambah pendapatan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menurunkan angka kemiskinan. Efek ini akan terus berulang dan berantai sehingga akan tercipta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dampak positif ini dapat terus berlanjut dan berkembang semakin besar jika pemerintah mampu menambah kapasitas produksi dan investasi melalui pembangunan infrastruktur yang tepat guna. Indonesia harus terus berupaya untuk membangun infrastruktur yang kuat, meningkatkan daya saing bisnis, dan memperkuat sumber daya manusia untuk terus meningkatkan efek positif dari kenaikan peringkat status ekonomi ini.
Langkah itu juga akan semakin mempermudah Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa depan. Jika langkah ini dapat dilakukan dengan baik, Indonesia dapat menggali berbagai potensi ekonomi yang selama ini belum tergali secara optimal.
Saat ini Indonesia sudah berada pada jalur yang benar untuk meraih kemajuan yang lebih besar dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyatnya. Indonesia hanya harus berusaha untuk bisa tetap berada pada jalur yang benar, sehingga tujuan yang telah direncanakan bisa tercapai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Dampak Negatif
Namun, kenaikan peringkat status ekonomi Indonesia juga memiliki potensi dampak negatif yang tidak kalah besarnya.
Pertama, naiknya peringkat Indonesia menjadi negara upper middle income country berpotensi menghilangkan berbagai hibah dan bantuan yang selama ini memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia, baik itu melalui peningkatan pendapatan negara maupun melalui sektor industri dan perdagangan.
Jika efek hilangnya pendapatan dari hibah dan bantuan lebih besar dari dampak positif yang ditimbulkan, maka kenaikan peringkat status ekonomi ini akan menjadi bumerang dan racun yang merusak struktur dan tatanan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Kenaikan peringkat status ekonomi juga bisa menyebabkan Indonesia sulit untuk mendapatkan berbagai fasilitas perdagangan yang selama ini diperoleh karena Indonesia menjadi negara lower middle income country. Fasilitas perdagangan yang hilang disebabkan naiknya peringkat status ekonomi Indonesia, di antaranya adalah fasilitas penurunan tarif dan bea masuk ke negara maju.
Fasilitas penurunan tarif dan bea masuk akan menambah beban biaya produk-produk Indonesia. Produk-produk Indonesia akan lebih mahal karena harus membayar tarif dan bea masuk yang lebih tinggi.
Tambahan tarif dan bea masuk akan mengakibatkan turunnya daya saing produk-produk Indonesia dan akan menyulitkan produk-produk Indonesia bersaing dengan produk-produk dari negara lainnya.
Jika kondisi itu yang terjadi, ekspor Indonesia akan turun tajam dan Indonesia akan kembali mengalami defisit neraca perdagangan yang dalam beberapa tahun terakhir ini sudah berhasil kita tinggalkan.
Bahkan produk-produk impor bisa saja kembali membanjiri pasar Indonesia. Membanjirnya produk-produk impor akan memukul sektor industri dalam negari yang pada akhirnya akan menurunkan kinerja sektor industri nasional.
Jika itu yang terjadi dan tidak terkendali, pabrik-pabrik bisa tutup, para pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), masyarakat akan kembali kehilangan pendapatannya dan jatuh miskin.
Karena itu, pemerintah harus menghitung ulang berapa kerugian yang ditimbulkan oleh kenaikan peringkat itu dan berapa besar nilai positif yang diciptakan. Jika nilai negatifnya lebih besar dari nilai positifnya, pemerintah harus bersiap membuat strategi agar dampak positifnya bisa jauh lebih besar dari dampak negatifnya.
Pemerintah harus terus berupaya meningkatkan daya saing produk-produk industri nasional melalui penurunan biaya logistik, biaya regulasi dan birokrasi, biaya pemasaran, sampai ke biaya produksi.
Pemerintah juga mesti terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga tercipta SDM unggul, yang produktif sehingga mampu menciptakan nilai tambah ekonomi yang tinggi.
Jika langkah-langkah itu dapat dijalankan dengan baik, Indonesia akan mampu mengambil efek positif dari kenaikan peringkat status ekonomi Indonesia saat ini. Bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara lima besar ekonomi dunia dalam waktu yang lebih singkat.
https://money.kompas.com/read/2023/07/09/170221726/dampak-positif-dan-negatif-kenaikan-peringkat-status-ekonomi-indonesia