JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengeklaim, perusahaan-perusahaan pelat merah saat ini dalam kondisi yang sehat meski ada persoalan keuangan pada BUMN karya. Kondisi yang sehat itu tecermin dari kinerja konsolidasi BUMN.
Hal itu diungkapkannya saat memberikan paparan dihadapan para pengusaha dalam Forum Sinergi BUMN-Swasta yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Senin (14/8/2023).
Erick Thohir mengatakan, laba bersih BUMN terus menunjukkan tren kenaikan. Pada 2020, total laba bersih BUMN hanya Rp 13,3 triliun yang kemudian melonjak pada 2021 menjadi sebesar Rp 124,7 triliun.
Lalu, pada 2022 laba bersih BUMN mampu mencapai Rp 303,7 triliun. Ia pun menargetkan laba bersih BUMN di 2023 bisa mencapai Rp 250 triliun, menurun karena adanya laba bersih non cash dari proses restrukturisasi Garuda Indonesia sebesar Rp 60 triliun.
"Jadi insya Allah, terlepas dari isu (BUMN) karya-karya, BUMN sehat kok," kata Erick.
Menurutnya, kondisi BUMN yang sehat juga tecermin dari setoran dividen kepada negara. Pada tahun ini, BUMN mampu menyetor dividen Rp 80,2 triliun dari laba bersih tahun buku 2022, dan ditargetkan bisa menyetorkan angka yang sama di tahun depan.
"Lalu kita juga bayar pajak, bayar distribusi. Jadi kita sama (dengan swasta), karena kita mau dorong program pemerintah yang pro rakyat," ucap dia.
Dengan kinerja BUMN yang terjaga itu, Erick pun mengajak para pengusaha swasta untuk berkolaborasi dengan BUMN. Menurutnya, BUMN selalu membuka diri untuk swasta bergabung dalam pengerjaan proyek-proyek strategis.
Ketua Umum PSSI itu mengatakan, kolaborasi antara BUMN dan swasta diperlukan untuk mendorong perekonomian nasional, terlebih di tengah kondisi ekonomi global yang bergejolak.
"Di situasi dunia yang tidak pasti dan tidak baik-baik saja, Indonesia harus kita pastikan baik-baik saja, dan itulah perlunya kolaborasi kita (BUMN dan swasta)," ungkapnya.
Erick menuturkan, untuk mendorong pengembangan BUMN, pihaknya juga terus melakukan perbaikan melalui sejumlah transformasi. Di antaranya yakni memangkas sekitar 173 anak hingga cucu usaha BUMN.
Lalu, merampingkan Peraturan Menteri (Permen) BUMN menjadi hanya 3 dari sebelumnya 45 Permen BUMN. Menurutnya, pengurangan jumlah beleid itu juga untuk memudahkan BUMN melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk swasta.
"Tapi memang kesehariannya pasti ada yang nakal, dari private sektor (swasta) ada yang nakal, dari BUMN ada yang nakal. Nah itulah yang kenapa saya juga selalu menekankan di BUMN good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik)," pungkas Erick Thohir.
https://money.kompas.com/read/2023/08/14/171000926/erick-thohir-klaim-bumn-dalam-kondisi-sehat