Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Minyak Dunia Naik, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Dow Jones Industrial Average (DJIA) kehilangan 195,74 poin, atau 0,56 persen, dan berakhir pada level 34.641,97. S&P 500 melemah 0,42 persen menjadi ditutup pada posisi 4.496,83. Sementara itu, Nasdaq Komposit berada pada level 14.020,95 atau turun tipis 0,08 persen.

Harga minyak naik setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan secara sukarela. Minyak berjangka West Texas Intermediate melonjak lebih dari 1 persen dan sempat diperdagangkan di atas 87 dollar AS per barrel, atau mencapai level tertinggi sejak November.

Berita tersebut mengangkat sektor saham energi pada indekss S&P 500 yang mengalami kenaikan 0,5 persen. Saham Halliburton, dan Occidental Petroleum masing-masing naik lebih dari 2 persen, sedangkan EOG Resources menguat 1,8 persen.

Namun kenaikan harga minyak menekan saham-saham maskapai penerbangan dan kapal pesiar, seperti American Airlines, United Airlines, Delta Air Lines, dan Carnival, yang masing-masing kehilangan lebih dari 2 persen.

Imbal hasil Treasury AS juga melonjak sehingga membebani aset-aset berisiko. Imbal hasil Treasury AS 10 tahun melonjak sekitar 9 basis poin menjadi sekitar 4,27 persen.

“Hal ini hanya membuat pekerjaan The Fed menjadi lebih sulit. Sudah ada garis tipis antara The Fed yang melakukan soft landing seperti yang diharapkan masyarakat,” tambah dia.

Sektor lain yang terdampak kenaikan harga minyak dunia adalah saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah. S&P Small Cap 600 merosot hampir 3 persen untuk hari terburuk sejak Februari. S&P Midcap 400 merosot sekitar 2,3 persen, dan Russell 2000 turun 2,1 persen.

Kemungkinan resesi menurun

Selama liburan panjang akhir pekan, Goldman Sachs memangkas proyeksi peluang resesi menjadi 15 persen, dan mengatakan pihaknya memperkirakan bahwa Federal Reserve akan melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakannya akhir bulan ini.

Meskipun hal ini dapat dilihat sebagai kabar baik bagi pasar, investor harus menghadapi dampak musiman pada bulan September, yang secara historis merupakan bulan terlemah untuk ekuitas.

Beberapa indikator teknis telah memberikan harapan bagi investor dalam beberapa hari terakhir. Sebagai tanda momentum positif jangka pendek, indeks-indeks utama menembus di atas rata-rata pergerakan 50 hari pada minggu lalu.

“Meskipun sejarah mungkin tidak terulang kembali, momentum bullish tahun ini menunjukkan bahwa September mungkin tidak seburuk yang diberitakan,” kata Adam Turnquist, kepala strategi teknis di LPL Financial.

https://money.kompas.com/read/2023/09/06/082425526/harga-minyak-dunia-naik-wall-street-berakhir-di-zona-merah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke