JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (7/9/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 09.19 WIB, IHSG berada pada level 6.992,63 atau turun 3,3 persen (0,05 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.995,95.
Sebanyak 192 saham melaju di zona hijau dan 206 saham di zona merah. Sedangkan 235 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 3,1 miliar saham.
Founder WH Project William Hartanto mengatakan, sejauh ini belum ada indikator yang memberikan indikasi perubahan arah tren.
IHSG masih menguji level 7.000. Dalam pengujian resistance, adalah hal yang wajar jika sesekali ada koreksi. Estimasi batas koreksi hingga 6.970.
“Memperhatikan faktor tersebut, hari ini kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan melemah dalam range 6.970 sampai 7.000,” kata William dalam analisisnya.
Pasar saham Asia pagi ini bergerak pada teritori negatif. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,66 persen (120,8 poin) ke posisi 18.329,11, dan Indeks Komposit Shanghai China terkoreksi 0,33 persen (10,4 poin) di posisi 3.147,62. Nikkei Jepang melemah 0,17 persen (55,1 poin) pada level 33.185,8 dan Strait Times berada pada level 3.213,83 atau turun 0,28 persen (9 poin).
Rupiah masih tertekan
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.18 WIB rupiah berada pada level Rp 15.327 per dollar AS.
Rupiah melemah 32 poin atau 0,21 persen dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.295 per dollar AS.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh indeks dollar AS dan tingkat imbal hasil obligasi AS masih menguat karena data PMI sektor jasa AS bulan Agustus yang dirilis semalam menunjukkan pertumbuhan aktivitas yang lebih bagus dari ekspektasi pasar.
"Dengan sektor jasa yang masih bertumbuh, inflasi di AS bisa sulit turun dan membuka ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu lebih lama," tutur Ariston kepada Kompas.com.
Menurut dia, rupiah berpotensi melemah hari ini ke arah Rp 15.330 per dollar AS dengan potensi support di kisaran Rp 15.270 per dollar AS.
Di sisi lain, data neraca perdagangan China bulan Agustus bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Ariston bilang, data ini akan memberikan petunjuk mengenai kondisi pelambatan ekonomi China.
Bila terjadi penurunan aktivitas ekspor-impor yang lebih besar dari prediksi, pasar akan berekspektasi ekonomi China dalam kondisi tidak bagus dan bisa mendorong penguatan dollar AS sebagai aset aman.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
https://money.kompas.com/read/2023/09/07/094708026/ihsg-dan-rupiah-melemah-di-awal-sesi-ini-penyebabnya