Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pupuk Indonesia Ajak Mahasiwa Pertanian Jadi Pendamping Petani

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) meluncurkan Taruna Makmur untuk memberikan pendampingan budidaya dan memberikan layanan agronomis bagi petani yang bergabung pada Program Makmur.

Taruna Makmur ini berasal dari mahasiswa yang bersekolah di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dari lima daerah di seluruh Indonesia, yaitu Polbangtan Bogor, Yogyakarta, Malang, Medan, dan Gowa.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, jumlah taruna yang dilantik sebanyak 76 orang dan akan meningkat hingga mencapai 500 taruna yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Selanjutnya, para taruna ini akan didorong menjadi petani mandiri.

"Karena petani milenial itu penting, tanpa ada petani baru, tahun 2040-2050 sudah tidak ada lagi petani di Indonesia. Jadi mereka ini kita dorong tidak hanya sebagai pendamping tetapi juga nantinya harapannya menjadi petani mandiri," ujarnya setelah acara Jambore Makmurdi kawasan PT Pupuk Kujang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu (11/11/2023).

Program Makmur sendiri dicetuskan dan diluncurkan pada 2021 oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Program ini merupakan ekosistem pertanian yang menghubungkan dan memudahkan akses petani terhadap teknologi pertanian, permodalan, asuransi, kemudahan akses petani terhadap pupuk dan sarana pertanian yang berujung pada peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan petani.  

Adapun kinerja program Makmur hingga Oktober 2023, sudah terealisasi di atas lahan seluas 306.775 hektar dengan jumlah petani 90.632 orang.

Sementara itu per 9 November 2023, realisasi program Makmur dengan peningkatan realisasi tanam mencapai 67 persen, dan produktivitas tanaman padi juga meningkat sebesar 13 persen, jagung 12 persen, dan tebu 3 persen. Sementara itu, pendapatan petani meningkat sebesar 13 persen untuk padi, 15 persen untuk jagung, dan 5 persen untuk tebu. 

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menambahkan, ekosistem pangan yang dibangun melalui Program Makmur ini merupakan suatu program yang sangat baik dalam menata ketahanan pangan nasional yang tangguh.

"Melalui program Makmur ini ekosistem yang sangat baik, dulu di awal-awal kita mulainya 50.000 hektar, 100.000, hingga sekarang bisa mencapai 360.000 hektar," ucap Arief.

Terlebih saat iniproduksi pangan harus berbasis custom based, yaitu berdasarkan permintaan pasar sehingga antara produksi dan kebutuhan harus dapat terkoneksi dengan baik. 

"Badan Pangan Nasional saat ini mempersiapkan neraca pangan nasional, di mana ini menjadi titik awal kita dalam melakukan kegiatan di sektor pertanian. Kita sudah tahu berapa kebutuhan, berapa stok, berapa yang harus diproduksi. Sehingga dengan ini, dapat dibuat perencanaan untuk memastikan produksi pangan yang cukup dan berbasis kebutuhan di lapangan," tutur Arief.

https://money.kompas.com/read/2023/11/12/073000626/pupuk-indonesia-ajak-mahasiwa-pertanian-jadi-pendamping-petani

Terkini Lainnya

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Whats New
Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Whats New
Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke