Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kunci Bank di Era 4.0: Kolaborasi dan Penghubung Segala Hal Terkait Keuangan

DIGITALISASI telah mengubah banyak hal, tak terkecuali konsep perbankan. Dalam praktiknya, bank di era teknologi 4.0 harus mampu menjadi penghubung segala hal terkait keuangan.

“Di dunia yang terhubung, interconnected, bank yang harus mengerti kebutuhan nasabah, bukan nasabah yang harus tahu produk bank,” ujar Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teguh Dartanto dalam talkshow bertajuk Banking 4.0, Kamis (9/11/2023).

Bicara dalam talkshow bertajuk Banking 4.0 sebagai rangkaian acara peluncuran Jago Digital Academy, Teguh mengatakan, pesatnya perkembangan teknologi informasi membuat hampir semua aktivitas manusia saling terhubung secara digital, apalagi yang terkait transaksi keuangan.

Kondisi ini, lanjut Teguh, menuntut bank untuk berkolaborasi dan berintegrasi dengan ekosistem digital. Tujuannya, makin mempermudah nasabah sekaligus menjadi solusi keuangan bagi masyarakat luas.

“Bank 4.0 dalam bayangan saya adalah banking services yang terintegrasi dalam ekosistem digital dan jadi bagian dari solusi atas kebutuhan hidup manusia sehari-hari, more personalized,” ujar dia.

Bila dulu nasabah harus datang ke kantor cabang bank untuk mendapat informasi soal produk dan mendapatkan layanan keuangan, ungkap Teguh, di era Banking 4.0 saat ini hampir semua layanan perbankan sudah dapat dimanfaatkan cukup melalui aplikasi di telepon genggam.

Teguh berpendapat, yang dibutuhkan masyarakat saat ini tidak lagi bank yang berdiri sendiri terpisah dari ekosistem digital (stand alone). Untuk itu, Teguh menyebut ada tiga hal penting yang akan menjadi kunci penentu masa depan perbankan di era digital ini.

Pertama, jasa dan layanan bank harus menjadi solusi dari permasalahan umum masyarakat.

“Dengan kata lain, harus menjadi bank yang mengerti dan melayani kebutuhan nasabah,” ujar Teguh.

Kedua, bank harus menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat—termasuk yang konsumtif—dengan memastikan dirinya berkolaborasi atau ada di dalam ekosistem digital.

“Dengan menanamkan layanan perbankan ke dalam aplikasi-aplikasi yang membantu kehidupan sehari-hari masyarakat,” sebut Teguh.

Ketiga, bank juga harus memikirkan keberlangsungan hidup manusia dan planet yang ditempatinya. Bank dan industri perbankan, ujar dia, harus pula memberikan dampak positif terhadap kelestarian lingkungan hidup.

“Kalau bisnis hanya berfikir profit saja, tidak akan survive. Ke depan harus berpikir pula mengenai creating the society and environment impact,” tegas Teguh.

Bank harus relevan

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung menegaskan bahwa dalam jangka panjang perbankan memang harus melebur dalam ekosistem digital.

“Suka (atau) tidak suka, bank harus berkolaborasi dengan ekosistem, kalau mau keberadaan bank tetap relevan,” ujar Arief.

Arief menilai, saat ini hampir semua bank sudah mulai menerapkan digital banking. Namun, digital banking belumlah sepenuhnya mengadopsi konsep banking 4.0.

Adapun Bank Jago yang kini dipimpinnya, sejak awal dirancang untuk sepenuhnya berbasis teknologi dan berkolaborasi di dalam ekosistem digital.

Menurut Arief, banyak kebutuhan masyarakat dalam ekosistem digital yang bisa dilayani oleh perbankan. Catatannya, hal ini hanya dapat terjadi ketika bank berkolaborasi dan membuka diri dengan kemitraan dalam ekosistem digital.

“Semua gaya hidup sudah bisa dilakukan lewat aplikasi di handphone, yang ujung-ujungnya membutuhkan transaksi perbankan. Payment is just result dari keputusan yang kita ambil,” ungkap Arief.

Karenanya, imbuh Arief, bila dulu bank menempatkan dirinya di depan dalam konteks pelayanan keuangan, kini sebaliknya nasabah sebenarnya bahkan tidak perlu lagi datang ke bank untuk keperluan yang sama.

“Dengan perkembangan teknologi (yang memungkinkan hal itu),” tegas Arief.

Sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago telah berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis di ekosistem digital, seperti Gojek, Gopay, Tokopedia, Bibit, dan Stockbit.

Selain itu, Bank Jago juga sejak awal berkolaborasi dengan D’katalis Digital Lab, perusahaan teknologi penyedia layanan solusi digital.

CEO D’katalis Kharim Indra Gupta Siregar meyakini model bisnis kolaborasi dengan ekosistem digital merupakan kunci sukses di era Banking 4.0 dan ke depannya.

Kharim berpendapat, sudah saatnya lembaga jasa keuangan berbagi peran dengan mitra bisnis yang menguasai teknologi digital.

Selain untuk saling melengkapi, langkah ini juga memungkinkan terus hadirnya inovasi layanan keuangan yang tidak hanya memudahkan tetapi juga aman dan nyaman digunakan oleh nasabah.

“Sebelumnya, bank-bank konvensional harus membeli mesin, data center sendiri, dan harus punya SDM untuk menjalankan itu semua. Padahal, bank seharusnya fokus melayani nasabah,” tutur Kharim.

Kharim berpendapat bahwa bukan saatnya lagi bank berkutat dengan semua perkakas teknologi tersebut. Karena, kata dia, infrastruktur tersebut sudah disediakan oleh provider cloud dan data.

“(Saat ini), kolaborasi bank dengan industri lain seharusnya lebih mudah,” ujar Kharim.

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

 

 

https://money.kompas.com/read/2023/11/22/110528026/kunci-bank-di-era-40-kolaborasi-dan-penghubung-segala-hal-terkait-keuangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke