Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indonesia Doyan Impor Kedelai, Mampukah Tanam Sendiri?

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau senilai 1,63 miliar dollar AS.

Rata-rata impor kedelai Indonesia per tahunya mencapai 2 juta-2,5 juta ton. Dari total volume impor itu, sekitar 70 persen di antaranya dialokasikan untuk produksi tempe, 25 persen untuk produksi tahu, dan sisanya untuk produk lain.

Namun sebenarnya, bisakah Indonesia memproduksi atau menanam kedelai sendiri?

Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andriko Noto Susanto mengakui petani enggan menanam bahan baku tempe ini karena beberapa faktor.

Salah satu penyebabnya adalah  karena harganya tidak sekompetitif dengan komoditas pangan lainnya seperti padi, cabai, bawang merah hingga jagung.

“Yang jadi penyebab kedelai tidak berkembang di Indonesia adalah harganya yang tidak kompetitif dibandingkan kalau dia nanam jagung atau padi. Misalnya semua ditanam satu hektaran, itu harganya kalah jadi makanya petani sangat rasional dan lebih memilih menanam padi dan jagung,” ujarnya kepada media di Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Andiko mengatakan, sebenarnya pemerintah berencana untuk menanam kedelai menggunakan rekayasa genetika. Rencana ini pun nantinya akan menggandeng BUMN untuk persiapan lahannya.

Sehingga apabila penanaman kedelai itu berhasil, hasil tanamnya akan digunakan untuk mengisi stok cadangan kedelai pemerintah.

“Kemarin kita sudah Focus Group Discussion (FGD) terkait dengan produksi rekayasa genetika dan kita sudah ngobrol dengan Kementerian Pertanian. Prinsipnya begini, benih yang dinyatakan siap ditanam kan sudah lolos, nah tapi benih ini ada di mana. Ini yang belum nyambung yang punya benih nih siapa. Kalau yang mau nanam sih BUMN sudah siap,” kata dia.

Komisi penganekaragaman hayati dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa penanaman kedelai aman dari sisi keamanan pangan baik untuk lingkungan hingga dikonsumsi masyarakat.

“Aman pangan, aman pakan, dan aman lingkungan. Jadi kalau tiga-tiganya sudah oke ya bisa kita tanam,” ungkapnya.

https://money.kompas.com/read/2023/11/23/124000226/indonesia-doyan-impor-kedelai-mampukah-tanam-sendiri-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke