JAKARTA, KOMPAS.com - Saat wawancara kerja atau interview kerja, mungkin HRD akan mengajukan pertanyaan terkait alasan Anda resign alias mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya. Jika Anda ditanyakan tentang alasan resign, maka Anda perlu menjawabnya dengan hati-hati.
Sebab, jika Anda menjawab pertanyaan tentang alasan resign dengan keluhan dan mengarah ke negatif, HRD akan menganggapnya tidak menyenangkan.
Dikutip dari The Balance, Jumat (1/12/2023), berikut penjelasan mengenai pertanyaan soal alasan resign saat wawancara kerja dan cara menjawabnya.
HRD mungkin juga mencoba menentukan apakah Anda resign karena alasan yang baik atau mungkin sedikit impulsif.
Cara menjawab pertanyaan tentang alasan resign saat wawancara kerja
Saat menjawab pertanyaan tentang alasan resign, Anda harus berusaha untuk tetap bersikap positif, dengan fokus pada mengapa pekerjaan baru ini cocok untuk Anda.
Ada banyak alasan resign dari pekerjaan. Beberapa di antaranya lebih mudah dijelaskan dibandingkan yang lain, dan beberapa di antaranya harus diungkapkan dengan sangat hati-hati agar tidak menyalahkan atasan atau rekan kerja sebelumnya.
Ingatlah untuk jujur dengan jawaban Anda, namun jangan menyebutkan perasaan negatif apa pun yang mungkin Anda miliki.
Penjelasan Anda mungkin akan sampai ke atasan Anda sebelumnya, selama pemeriksaan referensi atau kontak lainnya, dan cerita Anda harus sesuai dengan apa yang akan mereka bagikan.
Saat menjawab pertanyaan tentang alasan resign, penting untuk mencoba tetap bersikap positif.
Jaga agar penjelasan Anda tetap singkat, dan alihkan pembicaraan ke kualitas yang Anda miliki yang akan menjadikan Anda karyawan ideal di posisi baru. Jangan menjelaskan secara detail tentang atasan yang buruk, atau kondisi kerja yang buruk.
Anda harus menjawab pertanyaan dengan jujur, menekankan apa yang Anda sukai saat bekerja di perusahaan sebelumnya, sambil menjelaskan keadaan yang tidak dapat dihindari yang menyebabkan Anda resign.
Misalnya saja, mungkin pekerjaan tersebut ideal untuk Anda setelah lulus kuliah, namun sekarang Anda siap untuk memikul lebih banyak tanggung jawab. Atau mungkin jam kerjanya sudah tidak lagi sesuai dengan situasi Anda, tapi jadwal pekerjaan ini ideal.
Selain bersikap positif terhadap pengalaman kerja sebelumnya, Anda juga harus tetap fokus pada pekerjaan baru yang Anda lamar. Setelah Anda menyebutkan alasan resign, Anda dapat memberikan contoh alasan mengapa menurut Anda pekerjaan baru ini lebih cocok.
Luangkan waktu selama persiapan wawancara kerja untuk memberikan beberapa contoh bagaimana Anda telah berhasil menggunakan keterampilan penting untuk posisi baru selama pekerjaan sebelumnya.
Ini akan membantu Anda menjaga jawaban Anda tetap positif sekaligus memungkinkan Anda memahami mengapa Anda adalah kandidat ideal untuk posisi terbuka.
Berikut beberapa contoh jawaban jika ditanyakan tentang alasan resign saat wawancara kerja.
Jawaban ini positif dan menunjukkan bahwa Anda siap untuk posisi pekerjaan yang ada.
2. "Saya resign karena jadwal kerjanya"
"Saya resign karena jadwalnya sudah tidak bisa diatur lagi. Posisi tersebut mengharuskan saya untuk selalu siap dihubungi pada malam hari dan akhir pekan, dan sulit untuk mengatur penitipan anak dalam waktu singkat. Pekerjaan ini akan memungkinkan saya untuk terus menggunakan keterampilan saya dalam jadwal yang lebih ideal."
Jawaban ini jujur dan dengan cepat menjelaskan mengapa peran yang ada lebih disukai.
3. "Saya resign karena itu adalah pekerjaan part-time"
"Saya resign karena posisinya paruh waktu. Meskipun saya menyukai tanggung jawab yang saya emban di sana, saya siap untuk posisi di mana saya dapat melakukan tugas serupa secara penuh waktu.
Dengan tanggapan ini, Anda menyampaikan alasan praktis dan non-emosional untuk resign dari pekerjaan.
4. "Keahlian saya tidak sesuai dengan kebutuhan di perusahaan sebelumnya"
"Keahlian saya tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan saya sebelumnya. Namun, sepertinya keahlian saya ini sangat cocok untuk posisi ini."
Jawaban ini menempatkan fokus pada pekerjaan yang diwawancarai oleh kandidat.
5. "Saya resign karena kondisi keluarga"
"Saya resign karena keadaan keluarga; namun, saya mendapatkan kembali fleksibilitas yang saya perlukan untuk bekerja secara efektif dalam pekerjaan full-time."
Jawaban ini jujur, tanpa membahas terlalu banyak detail pribadi. Kandidat tersebut menjelaskan bahwa mereka siap untuk bekerja full-time lagi.
Tips menjawab pertanyaan tentang alasan resign saat wawancara kerja
Ada beberapa tips menjawab pertanyaan tentang alasan resign saat wawancara kerja, agar Anda tidak salah langkah memberikan jawaban yang justru membuat Anda gagal.
1. Siapkan jawaban
Anda perlu memikirkan tanggapan yang tepat dan membuat Anda tampak mengarahkan karier Anda, dan belum mengundurkan diri karena alasan impulsif.
2. Tetap positif
Resign dari pekerjaan ibaratnya seperti putus cinta. Jika peran dan perusahaannya sempurna, Anda akan berusaha sebaik mungkin agar tetap berada di sana.
Namun meskipun Anda mungkin memiliki perasaan negatif terhadap perusahaan dan alasan Anda resign, simpanlah itu untuk diri Anda sendiri. Bersikaplah positif dalam memberikan tanggapan.
Misalnya, alih-alih mengatakan, "Saya merasa bosan melakukan hal yang sama berulang-ulang", Anda dapat mengungkapkan tanggapan Anda sebagai, "Saya ingin sekali menemukan peluang untuk berkembang dan mempelajari keterampilan baru."
3. Berikan jawaban singkat
Idealnya, Anda perlu berbicara tentang peran yang ada. Jadi pertahankan tanggapan tentang alasan Anda resign dan fokuslah pada kesiapan Anda untuk bekerja dalam posisi pekerjaan yang Anda lamar.
https://money.kompas.com/read/2023/12/01/120000826/cara-jelaskan-alasan-resign-saat-wawancara-kerja-dan-contoh-jawabannya